30 Juni 2010

Selamat Bermuktamar Muhammadiyah

Hiruk pikuk manusia di jalanan depan kantor awalnya aku pikir merupakan rutinitas yang dialami kota Jokja setiap musim liburan. Baru siang tadi aku ingat kalo tanggal 3 besok mau ada pembukaan Muktamar satu abad Muhammadiyah di Stadion Mandala Krida tak jauh dari kantorku.

Panitia sempat menyambangi kantorku dan menyampaikan permintaan maaf bila selama beberapa hari aktifitasku akan terganggu oleh banyaknya massa yang menghadiri acara Muktamar. Salut neh untuk yang satu ini. Perasaan baru kali ini ada pengerah massa yang mau berbuat seperti itu. Biasanya sih damai-damai saja menutup jalan sampai aku susah mau ke kantor.
Read More

29 Juni 2010

Malas Pengajian

Banyak orang mencibir ketika ada yang bilang "malas mengaji..."

Seringkali kita memvonis orang tanpa mau tahu masalah sebenarnya. Dan itu seringkali digeneralisir sehingga dengan mudah kita mencap orang secara negatif. Padahal bila kita mau melihat lebih jauh, kita akan bisa mengerti bahwa orang yang malas itu kadang lebih baik dari kita.

Seperti bekas manager galeriku dulu pernah berucap begitu. Setelah aku tanya latar belakangnya, aku bisa mengerti bila itu malas yang baik. Anaknya sekolah di SD Muhammadiyah Sapen yang merupakan sekolah nomor satu di negeri ini untuk urusan kualitas. Begitu besar perhatian sekolah terhadap anak didiknya, sampai-sampai setiap malam guru akan mengunjungi siswa secara acak untuk melihat siswanya belajar atau tidak.
Read More

Khataman

Karena sudah masuk bulan rajab kali, sepanjang perjalanan kemarin seringkali terhalang pawai khataman atau abid-abidan yang merupakan salah satu prosesi ketika seorang anak sudah khotmil qur'an.

Dari segi edukasi, acara semacam itu sebenarnya bagus juga untuk merangsang anak giat mengaji dan bisa memberikan kebanggaan tersendiri pada si anak. Aku sendiri merasakan hal yang sama saat kecil dulu. Yang biasanya ngaji malas-malasan, sehari paling selembar. Menjelang juz juz terakhir jadi semangat 45 sehari bisa 5 lembar lebih. Tapi ya itu, motivasinya bukan lagi untuk memperdalam pembelajaran tentang agama, melainkan ingin segera khataman agar bisa balik mengejek teman yang belum khatam.
Read More

28 Juni 2010

Surveyor

Mondar-mandirku belakangan ini, lama kelamaan memancing istri untuk bertanya, "Katanya kerja di galeri lukisan, kok keluyurannya malah urusan pertambangan...?"

Aku pikir memang benar banget tuh pertanyaan. Akhir-akhir ini lebih banyak pekerjaan yang sebenarnya di luar job descriptionku di galeri. Walau posisiku di general affairs tapi bukan berarti bisa menggeneralisir pekerjaan apalagi untuk membuat affairs.

Tugas-tugas itu sebenarnya pekerjaan dari kantor Jakarta sebagai induk perusahaan dimana galeriku berposisi sebagai anak perusahaan. Tukar menukar orang antar anak perusahaan sudah teramat biasa terjadi. Sehingga orang-orang yang terlibat mau tak mau harus bisa menguasai banyak bidang kerja. Seperti pekerjaanku di galeri sebenarnya sangat jauh dari basic awal aku bekerja sebagai IT. Makanya ketika banyak rolling pekerjaan, aku harus bisa memposisikan diri sebagai marketing, HRD, trainer dan tugas lain yang berbeda akar kemampuannya.
Read More

27 Juni 2010

Cari Makan di Perjalanan [Tips]

Perjalanan kali ini benar-benar di luar perencanaan. Tidak ada angin tidak ada kabar burung, tahu-tahu si bos nyuruh ke Cilacap untuk survai pasir besi. Namanya juga mendadak, makanya bekal perjalanan pun tidak kumplit seperti biasanya. Tak heran bila baru jalan paling sejam, pasukan cacing dah mulai demo minta jatah. Warung makan sepanjang jalan memang banyak, cuma kadang kalo nasib kurang baik kita suka salah parkir dan berakhir kecewa. Tapi aku punya satu tips dari teman untuk masalah cari tempat makan ini.

Cari rumah atau warung makan yang didepannya banyak truk berhenti. Dijamin masakannya enak dan harganya murah. Kalo banyak mobil pribadi parkir, mungkin enak tapi harganya belum tentu murah. Apalagi kalo tempat parkir bus, susah diprediksi karena memang rumah makan itu bekerjasama dengan perusahaan bus untuk memaksa penumpang makan disitu.
Read More

23 Juni 2010

Rindu Kampung Halaman

Di saat otak penuh begini, keinginan untuk pulang ke kampung halaman nan permai selalu muncul. Udah gitu istri rajin nelpon nyuruh pulang dengan alasan yang konsisten, anaknya kangen. Trus jagoan yang hampir setahun dipingit, tahu-tahu dah boleh sms lagi. Eh, temen-temen masa kecil yang baru ketauan jejaknya di internet pada manas-manasin pengen ketemu di kampung.

Kampungku terpencil di ujung Jawa Tengah bagian barat, dikelilingi hutan karet yang senantiasa hijau. Banyak orang bilang tidak bikin betah, tapi selalu bikin kangen. Apalagi bila kenangan-kenangan masa kecil bermunculan dalam benak. Wah, hati serasa dibetot segera pulang. Walau harus menempuh perjalanan panjang membajak jalan berlumpur naik ojek.

Ingat waktu kecil yang lebih banyak dijalani di tepi sawah berteman kambing. Atau di hutan karet mencari kayu bakar biar sering diuber-uber Polsus dianggap mencuri kayu. Membuat segalanya tentang sawah dan hutan menancap tajam susah dihilangkan sampai aku besar.
Makanya ketika mulai belajar merantau dulu dan pulang kampung menemui yayang yang setia menunggu, target pertama adalah janjian melepas kangen di tepi sawah. Memandang gemericik air di sungai sambil mencoba mencari cara untuk melepas rindu bak anak kota. Nasib baik datang ketika melihat kambing ortu yang aku tungguin saling bercengkrama menggesek-gesekan muka. Akupun bilang begini, "kambing kalo lagi kangen begitu ya..?"

"Iya kali. Maksudnya apa..?"
"Aku kan juga kangen kamu.."
"Trus..?"
"Boleh engga kalo aku ikutan seperti yang dilakukan kambing kasmaran itu..?"
"Ya boleh aja lah. Emang siapa yang melarang..?"
"Eh, beneran neh, say..?"
"Suer... Lagian itu kan kambing ortu kamu, mau kamu apain juga terserah kamu. Kecuali kamu mau cium kambing tetangga, sebaiknya ngomong dulu ke yang punya..."

Baru saat itu aku sadar bahwa cewek kampung pun perlu rayuan romantis dan tidak bisa todepoin. Mulailah serangan lembut melalui kata-kata klise aku mulai, copas dari novel Freddy S yang ngetop jaman dulu selain Wiro Sableng dan Eny Arrow.

"Yang, jika kau jadi bunga aku rela deh jadi kumbangnya. Kalo aku jadi ikan..?"
"Ya aku rela jadi lautan, mas..."
"Kalo aku jadi monyet..?"
"Aku rela, mas... Suerrr, relaa... relaaa banget nonton topeng monyet gratisan..."
Read More

Teman Pede

Saat santai di Balikpapan kemarin, sempat ada obrolan ngalor ngidul tentang anak dan pendidikan. Aku sempat bertanya kepada pak Andi, kenapa ketika orang lain berlomba-lomba menyekolahkan anak ke luar negeri, beliau merasa cukup anaknya kuliah di Surabaya. Jawabannya cukup sederhana. Anak butuh teman dan rasa percaya diri selepas sekolah.

Aku jadi ingat dengan juragan Volvo jaman orba dulu yang sekarang jadi juragan lukisan. Beliau sempat mengeluh tentang sulitnya mengelola galeri dan balai lelang. Anaknya disekolahkan di Amerika dengan harapan apa yang diperoleh disana bisa menjadi modal bagus untuk mengembangkan usaha yang memang sejak awal disiapkan untuk anaknya itu. Tapi tetap saja si anak sulit untuk bisa bergerak cepat.
Read More

22 Juni 2010

Tepat Waktu

Pagi-pagi dah pengen ngomel. Staf datang kesiangan, pas ditanya kenapa telat kok jawabnya, "kirain belum pulang dari Balikpapa, mas.."

Aku sendiri biasa telat atau bolos sekalian. Tapi paling tidak aku tidak mengharapkan alasan yang tidak cerdas begini. Walau mungkin tidak bisa dibenarkan, kalo bilang habis nonton bola atau ban motor kempes di jalan, kayaknya lebih mudah untuk menerima. Jawaban seperti itu seolah mencerminkan, mau rajin kalo lagi ditungguin doang.

Walau soal jam karet kayaknya sudah umum banget di sekitar kita, tapi aku berusaha untuk belajar tepat waktu. Seperti pulang dari Balikpapan kemarin. Walau pesawat delay katanya sudah bukan keanehan lagi, tetap saja aku berusaha tiba di bandara satu jam sebelum pemberangkatan.
Read More

21 Juni 2010

Balikpapan Trip

Perjalanan ke Balikpapan kali ini, sepertinya tidak ada yang terlalu istimewa. Apalagi untuk penerbangan berangkatnya, tidak ada yang aneh sama sekali. Kecuali Lion Air bisa terbang tepat waktu, baru aku berani bilang ajaib. Untuk sekedar bertanya ke kru kabin pun sudah enggan rasanya. Paling banter jawabannya belum berubah, "Kalo cuma telat setengah atau satu jam, belum bisa dikatakan delay, pak..."

Penerbangan pulangnya kali yang sedikit menarik. Soal ketepatan waktu, Mandala memang lumayan bagus. Cuma kayaknya baru kali ini di tengah penerbangan pilot menyampaikan informasi cuaca dan penerbangan pakai kata asalamu'alaikum. Biasanya kan lempeng aja, kecuali bulan puasa.
Read More

19 Juni 2010

Yahoo! Answers

Ada satu lagi tempatku bermain di internet selain ngeblog, milis atau forum, yaitu di Yahoo! Answers. Tempat ini biasa aku sambangi disaat otak mulai jenuh dan butuh penyaluran segera, namun waktu tak mencukupi untuk ngeblog atau sekedar blogwalking. Dengan menjawab satu dua pertanyaan yang ada, cukup sudah bagiku untuk bisa melanjutkan lagi pekerjaan tertunda.

Y!A merupakan salah satu layanan gratis Yahoo yang memberikan tempat buat kita saling bertanya jawab dengan teman. Bentuknya hampir mirip forum pada umumnya, hanya saja di Y!A urutan pertanyaan tetap berdasarkan waktu post. Tidak bisa disundul agar masuk halaman satu seperti yang ada di forum.
Read More

Antara Koper dan Ransel

Ketika akan bepergian, ada satu hal yang aku ga pernah kompak dengan istri. Istri lebih suka bawa koper, sedangkan aku tetap setia dengan ransel. Aku mengakui sih, kalo pendapat istri banyak benarnya. Lebih mudah mencari sesuatu, pakaian ga kusut dan tak perlu digendong. Kalo pergi bareng biasanya aku nurut. Tapi ketika harus pergi sendiri, tetap saja aku kembali ke habitat lama. Menjadi backpacker bersandal jepit dan kaos oblong.

Aku sendiri ga tau, kenapa aku nyaman dengan caraku itu. Bepergian seolah menjadi tanpa beban. Walau sebenarnya ribet juga. Apalagi kalo acaranya meeting di luar kota. Otomatis kemeja dan sepatu harus masuk ransel yang artinya menambah barang bawaan. Sampai tujuan kadang dilarang masuk oleh satpam karena bersandal jepit. Padahal niatnya mau numpang ganti baju dulu di toilet.

Menjadi backpacker menurutku nyaman banget. Aku tak merasa punya beban bila harus duduk di lantai stasiun atau terminal. Ketika harus beli sesuatu harganya suka dikasih lebih murah sama penjualnya dibanding ketika aku pakai kemeja menyeret koper. Terlebih karena aku tak bisa menawar. Apalagi kalo dah ditanya, "di Jokja ngapain mas..?"

"Kuliah, bu..."

Wah, suka dapat tarif pelajar tuh. Walau maksudku kuliah tuh sebenarnya kuli payah...

Tapi kebiasaan ini sempat juga dapat teguran dari sibos. Awalnya sih selain aku nyaman banget dengan gaya itu, aku bisa dapat uang saku tambahan. Jatah akomodasi dari kantor untuk ke Jakarta dua hari satu malam misalnya 2 juta. Untuk tiket pesawat pergi pulang plus hotel saja sudah 1,5 juta. Sisa 500 ribu pas pasan untuk taksi dan makan. Kalo aku naik kereta ekonomi, tiket ke Jakarta cuma 25 ribu, patas ke Kebayoran Lama 5 ribu tambah mikrolet 2 ribu perak. Makan di warteg dan tidur bareng satpam di kursi kantor. Sisanya lumayan...

Ketauan si bos trus ditegur. Ketika aku bilang yang penting kan nyampe kerjaan beres, dijawab gini, "Tapi kamu kan ga nyaman. Keburu cape di jalan nanti kerjaan ga maksimal..."

Jadinya trus nurut. Kemana-mana naik pesawat dan taksi. Kalo terpaksa naik kereta pun pake yang argo, biar ga gelagapan kalo ditanya bukti tiketnya. Cuma ya gitu deh. Ransel dan sandal jepit tetap ga bisa ilang. Sampai sampai sok kena diskriminasi sosial karena penampilan. Masa tetangga sebelah ditanya mau pesen makan sama pramugari, aku dilewatin. Apa dari baunya dah kecium yah, kalo perbekalan makan di ranselku dah banyak..? Lagian makanan di kereta harganya keterlaluan buat kantongku.

Biarin dah dianggap gelandangan kucel. Yang penting aku nyaman. Dan bila di jalan ada cewek yang naksir, minimal aku sudah bisa menilai kalo dia bukan cewek matre. Cuma sayangnya kok ga ada yang bilang naksir yah..?
Read More

18 Juni 2010

Pencitraan Diri

Membaca di kompas cetak tentang biaya pencitraan untuk calon kepala daerah, mau ga mau aku geleng-geleng kepala. Hanya untuk pencitraan calon gubernur saja makan dana sampai 40 milyar rupiah. Itu hanya biaya ke konsultan politik, belum termasuk biaya lain-lain untuk tim sukses atau kegiatan fisik di luar konsultan.

Apa ya akan bisa berjalan lurus bila kebutuhan modalnya saja sudah sedemikian besar..? Apalagi setelah banyak pengusaha yang masuk ke bidang eksekutif, otak dagang mereka aku tak yakin bisa pupus secepat kilat. Yang ada malah dianggap bisnis baru yang menggairahkan.

Yang lebih parah lagi, ada konsultan yang menjamin bisa memulihkan nama baik seseorang asalkan tidak sedang dipenjara. Jadi bila statusnya masih sekedar tersangka, masih bisa dicuci bersih tuh segala kotorannya.
Read More

16 Juni 2010

Merokok Untuk Kesehatan

Semenjak keranjingan lagi naik kendaraan umum, aku mulai banyak persiapan ketika merencanakan bepergian untuk mengantisipasi gesekan-gesekan tak nyaman dengan penumpang lain. Seperti dulu aku jarang bawa headset dan bermusik di hape, sekarang jadi rajin isi lagu sebelum berangkat. Jadi ketika kanan kiri depan belakang mulai rame adu musik di hape masing-masing, aku bisa tidur nyaman dibuai lagu-lagu Buddha Bar melalui headsetku tanpa terganggu polusi suara tetangga.

Dulu aku juga suka banget kalo duduk di sebelah cewek yang cakep atau anak-anak SMA. Tapi sekarang aku mudah terganggu oleh musik-musik dari hape yang kebanyakan disetel anak-anak muda. Makanya aku lebih suka duduk dekat orang tua yang lebih anteng. Tapi tetap pilih-pilih juga kalo memang masih memungkinkan.
Read More

Mandala Air Payah

Masih ribut acara cukuran dan aqiqah anak, tiba-tiba ingat kalo aku belum pesan tiket pesawat buat ke Balikpapan. Jadinya bermodal koneksi GPRS yang aduhai lelet, aku bisa booking walau makan waktu setengah jam lebih.

Pembayaran aku pilih smsbanking agar ga perlu keluyuran 30 kilo ke kota untuk cari atm. Pakai internet banking aku sedikit ragu mengingat kondisi internet yang mirip selebritis, putus nyambung.
Read More

14 Juni 2010

Memilih Jodoh 3D atau 3B..?


Dalam seminggu ini sudah dua orang teman cowok yang mengeluh tentang sulitnya mencari istri, sementara usia sudah semakin melambung. Temanku yang pertama sebenarnya cukup ideal ukuran casingnya untuk kategori cowok. Pacarnya juga banyak. Tapi entah kenapa ketika harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dia selalu gagal. Sampai-sampai dia kehilangan rasionalitasnya dengan mengatakan, "pasti ada mantanku yang sakit hati lalu main dukun neh..."

Kalo aku sendiri justru melihat kegagalannya itu karena prinsip hidup dia yang terlalu hati-hati. Memilih jodoh dianggapnya seperti memeriksa keaslian uang. Dia pakai prinsip 3D, dilihat, diraba, dicoba. Bisa jadi dia batal menikah hanya karena gagal mencoba. Atau karena gagal meyakinkan calon istrinya setelah percobaannya tidak memuaskan.


Dia juga tak sepenuhnya percaya jodoh di tangan Tuhan semata. Karena menurutnya hansip pun bisa jadi biro jodoh alternatif. Tapi jangankan berjodoh dengan perempuan, dengan hansippun dia tak juga berjodoh. Tak ada hansip yang mau mengurus keinginannya itu. 

Sampai-sampai dia ikut audisi yang diadakan oleh orang tua kaya yang anaknya cantik jelita. Ada tiga orang peserta audisi dan ditanya satu persatu tentang apa yang dimiliki untuk membahagiakan anak perempuannya. Yang pertama menjawab punya jabatan, rumah, mobil dan segala yang serba mewah. Yang kedua mengatakan sudah punya NPWP. Dan temanku itu menjawab, "Saya tak punya jabatan atau NPWP. Tapi saya punya benih dalam perut anak bapak..."

Tetap saja gagal oleh peserta pertama. Matre loe...

Temanku kedua perilakunya lebih baik dan tidak sejahat yang pertama dalam urusan perkelaminan. Dia bisa dikategorikan orang baik-baik. Tapi nasib dan jodohnya tetap saja jauh. Dia pernah mengeluh tentang prinsipnya dalam urusan perjodohan. Sama sih dalam 3 kategori seperti temanku pertama, tapi bukan 3D, melainkan 3B sesuai dengan budaya Jawa. 

Katanya secara bibit atau keturunan dia merasa tak bermasalah. Keluarganya tidak ada yang eks tapol atau ikut aliran sesat. Secara bebet atau lingkungan juga oks banget, karena dia hidup di lingkungan pesantren yang jauh dari penyakit masyarakat. Terakhir secara bobot atau nilai pribadi, dia tak merasa ada kekurangan yang teramat sangat walau tak bisa dikatakan berlebihan. 

"Masa sih pengen cari istri yang cantik aja susahnya minta ampun..." begitu keluhannya di akhir curhatnya.

Walau aku bukan adiknya malaikat pembagi jodoh, tetap saja aku harus mau menanggapi agar ga dianggap tidak setia kawan. Kadang aku bingung juga harus berkata apa, tapi tetap saja tak boleh terucap. Dan akhirnya aku bilang, "3B mu salah, ndol..."
"3B kan bibit bebet bobot. Emang yang bener gimana..?"
"Kalo buatku artinya ga gitu. B yang pertama artinya berusaha.."
"Wah, aku ga kurang-kurang tuh. Asal ada yang menarik hati pasti kukejar. Gunung kudaki lautan ku seberangi..."
"Berarti harus melakukan B yang kedua, berdoa..."
"Aku sudah berdoa setiap waktu. Sampai bermacam-macam wirid dan puasa sudah aku lakukan. Tetap saja Luna Maya ga jatuh hati kepadaku..."
"Hmmm... Berarti B yang ketiga belum kamu lakukan kali..?"
"Apa itu..?"
"Bercermin deh..."

Ngaca loe taplak..!

Just for fun teman...
Sekalian ijin libur ngeblog beberapa hari
Mau pulang kampung untuk aqiqah anak
Trus bablas ke Balikpapan urusan kerjaan
Sampai ketemu minggu depan deh...



Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena