31 Agustus 2010

Tulisan Panjang Sepi Pengunjung..?

Akhir-akhir ini, aku makin sering mendengar celetukan teman yang intinya mengeluh bila menemukan tulisan yang lumayan panjang. Itu dari sisi pengunjung. Dari sisi penulis pun mulai banyak yang mengatakan malas menulis panjang lebar, karena sepi komentar. Lebih asik nulis pendek asal berasa sensasi, pasti panen komen walau bila ditilik isinya cuma nyepam doang. Blog-blog yang panjang dan detil pun makin sulit untuk ditemukan. Apalagi setelah demam pesbuk melanda. Makin jarang orang mau nulis yang butuh mikir. Tak kurang-kurang yang sampai hengkang sama sekali dari dunia blog.

Aku sendiri juga makin jarang nulis tutorial. Bukan soal sepi komen, tapi karena ga ada pengalaman yang bisa dibagi aja. Kalo cuma comot sana sini trus diposting ulang tanpa ditambah opini atau pengalaman pribadi, kayaknya ga asik buatku. Kalo soal SEO, aku ga pernah kasih perhatian khusus karena memang aku ga begitu berminat. Apalagi aku belum menemukan korelasi yang pasti antara jumlah komen dengan tingkat popularitas tulisan dalam jangka panjang.

Melalui analytic, seringkali aku melihat tulisan yang rame komen itu cuma naik sesaat dan setelah itu dilupakan orang. Sebaliknya ada tulisan yang sepi komen justru bertahan lama dan selalu dicari orang. Ilustrasi jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah.


Ini adalah capture analitik terbaru selama 2 jam. Kelihatan bahwa tulisan terbaru bisa nangkring di peringkat paling atas dibuka orang. Untuk analitik harian pun hasilnya tak jauh berbeda. Ini bisa dimengerti karena sebagian besar pengunjung yang datang blogwalking akan membuka tulisan terbaru, tak peduli mereka sebenarnya tertarik atau tidak dengan tema tulisan. Pengunjung terbanyak di bagian ini adalah yang bersifat formalitas pertemanan.



Bila kita buka analitik mingguan, coba perhatikan tanggal postingnya. Akan keliatan bahwa tulisan baru tenggelam nilai pageview nya dibanding tulisan lama. Tulisan yang jumlah kunjungannya di peringkat atas akan tersortir dengan sendirinya. Tulisan-tulisan asal bunyi tak akan muncul. Yang nongol akan didominasi tulisan yang sedikit ada bobotnya dan seringkali tulisan panjang lebar. Bisa dilihat jumlah komentar pada tulisan teratas masih kalah banyak dengan yang dibawahnya.



Pada gambar berikutnya bisa dilihat bila pengunjung terbanyak datang dari google. Kenapa bisa begitu, buatku masih menjadi teka-teki. Karena yang aku pernah dengar, agar bisa terindeks google, tulisan tersebut harus dianggap penting dalam artian pengunjungnya banyak. Padahal agar bisa banyak pengunjung, tulisan harus terindeks di google. Persis kasus duluan mana ayam dan telur. Secara teknis, aku tak pernah melakukan optimalisasi apapun terhadap tulisan-tulisanku. Tulisan ada isinya atau omong kosong, tak pernah aku bedakan pengelolaannya secara khusus. Apalagi melakukan promo, incar keyword atau pasang link sana sini.

Yang terpikir olehku cuma isi tulisannya saja yang membuatnya populer. Mungkin ada pembaca yang mengganggapnya bermanfaat sehingga kasih tahu temen dengan memberikan link ke tulisan itu. Hal lain-lain aku ga begitu paham. Mungkin para pakar SEO bisa memberikan penjelasan lebih lanjut. Yang jelas aku tak melakukan optimasi apapun dan membiarkan semuanya berjalan secara alami.

Bila melihat data ini, masihkah kita berpikir bahwa komen adalah segalanya untuk menjadi populer..? Ternyata isi yang unik dan spesifik lebih penting kan..? Dan semoga ini bisa mendorong aku kembali menulis yang bermanfaat dan tak cuma ngoceh tak jelas. Tak usah takut susah payah membuat tulisan panjang lebar ga ada yang baca. Karena kata pak kyai, ilmu yang berguna tak akan putus pahalanya sampai kita mati nanti. Selama blog kita masih bisa diakses orang lain, amal kita akan terus mengalir. Tak ada salahnya kan kita menabung amal jariyah lewat blog. Masa amal gairah terus..?

Kalo kurang jelas, klik saja gambarnya ya...
Read More

30 Agustus 2010

Blengong

Di saat bulan puasa begini, aku suka ingat dengan apa yang dinamakan blengong oleh orang-orang di kampungku. Yang aku maksud blengong disini bukanlah bebek pantura yang merupakan blasteran itik dengan entok. Blengong adalah sebutan untuk sirine yang ada di perkebunan karet dekat rumah. Mungkin karena suaranya "ngoooooong...." jadi orang-orang menyebutnya sebagai blengong.

Sirene itu setiap hari berbunyi dua kali. Pertama jam 4 pagi sebagai panggilan kepada seluruh karyawan perkebunan untuk segera berkumpul di pabrik. Para penyadap memang harus berangkat ke gunung sejak pagi buta untuk mengerat pohon karet dan memasang mangkok penampung. Sirene kedua berbunyi jam 11 siang sebagai tanda para penyadap untuk berkumpul di pos pengumpulan getah karet. Mereka menunggu mobil tanki pengumpul getah yang sering disebut latek berkeliling ke pos pos pengumpul yang disebut patrol.

Read More

Nawaitu di Ramadhan Kali Ini

Ada satu perbuatan baik yang sengaja aku hindari di bulan ramadhan ini. Aku berusaha untuk tidak menolak atau menjalankan sesuatu dengan embel-embel sedang puasa. Misalnya, mau misuh ga jadi trus bilang "kan lagi puasa...."

Aku mungkin mirip bagai bang Toyib yang sudah 3 kali puasa 3 kali lebaran ingin merubah pemahaman pribadi atas nilai ramadhan. Sejak beberapa tahun lalu, setiap ramadhan aku tak lagi ingin muluk-muluk. Mendadak agamis, semua kegiatan yang kira-kira pantas di bulan ramadhan diembat. Namun selepas ramadhan semuanya kembali lenyap tak berbekas.

Read More

27 Agustus 2010

Ngabuburbeurit Alkid

Aku ga tau mulai kapan istilah ngabuburit masuk ke kosakata umum untuk menyebut kegiatan jalan jalan sore menunggu maghrib di bulan puasa. Jaman aku kecil dulu, orang suka menyebutnya golet sore. Namun istilah-isitilah itu tetap merujuk ke bulan puasa. Jalan jalan sore di luar itu tak pernah orang nyebut ngabuburit.

Dan sore ini kali pertama aku keluar rumah di bulan puasa. Kemarin-kemarin aku lebih suka buka puasa di rumah, walau kadang lauknya dapat beli di lapang Karang Kotagede. Ini juga kesempatan pertama mengenalkan Citra dengan sepeda motor. Berangkat dari rumah agak siang yang masih panas, ternyata tak membuat Citra rewel. Alhamdulillah anak bisa mengerti kondisi ortu yang dah ga punya mobil lagi.

Awal jalan-jalan sore ini sih niatnya ke Malioboro. Tapi pengunjung lumayan padat jadi kurang nyaman. Yang seneng paling ibunya Citra yang bolak balik milih baju sampe lupa anak dan suami. Hahaha...

Cari tempat yang nyaman, aku meluncur ke alun-alun. Ga begitu rame sih, cuman kok panas dan debu beterbangan. Jadinya bablas ke alun-alun kidul. Suasana lebih adem dan ge terasa gersang. Lesehan buat nongkrong juga lebih banyak, walau menunya ga selengkap di Malioboro. Tapi ya harap dimaklumi, soalnya menu di Malioboro kan untuk golongan elit, sementara di Alkid untuk yang ekonomi sulit. Ga bakal jauh dari es campur, susu jahe, jagung bakar, nasi kucing dan mie rebus. Tapi yang pasti aura Alkid memang bikin hati damai, walau cuma ngleseh di trotoar.

Demikian siaran langsung menjelang maghrib dari lesehan Alkid.

Mobile Post via XPeria X-2

Read More

25 Agustus 2010

Melawan Kodrat

Menjalani hidup sebenarnya tidak terlalu rumit, karena semua sudah memiliki aturan alami yang harmonis. Hanya saja, manusia memang punya hobi mengeluh dan cepat bosan dengan apa yang ada. Sehingga aturan-aturan yang seharusnya menjadi kodrat mulai dikomplen dengan alasan tidak sesuai kaidah kenyamanan yang diinginkan.

Contohnya ketika hujan terus menerus turun beberapa hari ini. Ada harmoni alam yang aku pikir tak pas buatku. Hujan membuat cucian popok Citra tak bisa segera kering, sementara hujan juga membuat anak lebih sering ngompol. Keinginan dalam logika bodohku adalah sebaliknya. Kalo anak sering pipis, harusnya popok juga harus cepat kering. Kasus lainnya tentang hujan adalah nyamuk yang jarang menganggu tidur kita justru ketika musim hujan. Keinginanku kan juga sebaliknya. Jangan banyak nyamuk di musim panas, dimana aku ingin bobo semi bugil.
Read More

23 Agustus 2010

Masa SMP

Mumpung masih anget neh, aku mau nulis permintaan dari si Nyunyuns tentang SMP. Soalnya kalo ga langsung dikerjain, aku pasti lupa kayak biasanya...

Masa SMP, buatku sih ga ada yang luarbiasa. Masih imut, lugu dan belum mengenal pacaran. Pokoknya masih bujangan asli yang belum tercemar polusi air, udara apalagi polusi tidur. Yang jelas masa SMP merupakan saat pertama aku meninggalkan kampung halaman. Sebenarnya ga terlalu jauh jaraknya dari rumah, tapi karena kondisi jalan yang mirip sungai, jadinya aku ngekos.
Read More

22 Agustus 2010

Kamitetep

Pada waktu pindahan rumah beberapa bulan lalu, sebenarnya sudah diadakan pembersihan total berikut pengecatan agar segala demit penyakit tidak ndulit, setan ora doyan dan mak lampir ora mampir. Namun beberapa hari ini, muncul serangan gatal akibat serangga mungil yang orang Jawa menyebutnya kamitetep.

Wujudnya seperti ulat dan memiliki cangkang mirip kwaci. Suka nempel di tembok dan bila menyengat, masya alloh gatalnya sampai cengkring-cengkring. Aku yang tua aja sampai pecicilan bila tahu-tahu kulit bentol memerah, apalagi Citra yang kulitnya masih tipis.
Read More

Indonesia Merdeka 2 Januari

Ada obrolan pendek dengan seorang teman tentang kata nasionalisme. Temanku menanyakan kenapa aku dan sebagian masyarakat kita begitu skeptis terhadap pola pengelolaan negara kita saat ini. Segala yang dilakukan pengelola negara seolah tak ada yang benar dan selalu salah adanya.

Aku sendiri tak komentar banyak. Mungkin karena tahu temanku itu termasuk pendukung penguasa saat ini. Aku cuma bilang, ini sudah menjadi kesalahan umum yang juga dosa penguasa juga. Mereka yang awalnya ingin mencari kambing hitam agar terlihat bersih, secara tak langsung telah mendidik opini rakyatnya ke arah yang keliru.
Read More

20 Agustus 2010

Lepas Satu Ketergantungan

Dulu aku pernah berpikir, bahwa hidupku sudah tak bisa lagi lepas dari yang namanya hape dan internet. Namun ketika keluar kerja kemarin dan aku kebanjiran telepon atau sms, hape sengaja aku matikan. Seminggu ini, jangankan ingin menyalakan hape, menyentuh pun aku malas. Sebenarnya yang bikin malas tuh bukan hapenya, tapi tema sebagian besar telpon dan sms yang masuk. 

Banyak temen yang ga percaya aku keluar kerja begitu saja tanpa kabar berita atau tanda tanda alam di awalnya. Yang lebih menyebalkan lagi, tahu aku jadi penganggur, mereka nelpon tuh bukannya nawarin kerjaan. Tapi pada nanya aku mau kerja dimana atau usaha apa, mereka bilang pengen ngikut.
Read More

19 Agustus 2010

Teknisi vs Marketing

Saat ke Solo kemarin, beberapa orang sampai komplen melihat Citra ikut berpanas-panas ria. Apalagi ketika tahu dia baru berumur dua bulan. Sampai ada yang minta Citra dititipin dulu sementara aku jalan-jalan. Serba salah memang. Mau ditinggal di rumah, ga ada orang lain. Aku pergi sendiri juga susah, karena aku butuh ibunya.

Ini berkaitan dengan rencana jualan baju pasca menganggurkan diri. Walau aku pernah jualan baju muslim waktu masih di Kebayoran Lama dulu, aku tuh buta banget soal mode. Taunya jualan jualan dan jualan. Makanya aku butuh bantuan istri untuk memilih model-model yang sekiranya banyak yang suka. Soal kegaptekanku di bidang mode, tidak cuma satu dua orang yang komplen. Mereka suka bingung bagaimana caraku jualan kalo barang yang dijual saja aku tidak tahu.
Read More

18 Agustus 2010

Aku Ga Nasionalis Lagi

Bila biasanya bulan Agustus, segenap waktuku menjadi milik negara, Agustus ini Citra benar-benar tak mau melepaskanku. Ada saja alasannya biar selalu ditemani sepanjang waktu. Kalo dulu kerjaannya cuma nenen tidur pipis, sekarang jadi suka ngobrol walau ga tau bunyinya apa.

Kalo dah rewel dan tidak mau nenen, itu tandanya dia cuma pengen ditemani. Bosen telentang dan tengkurep, biasanya minta jalan-jalan keluar. Asal melihat kereta dorong dikeluarin dari dalam rumah, senyumnya pasti melebar. Bosan jalan-jalan, biasanya dia tidur di kereta dorong. Tapi begitu sampai rumah pasti bangun lagi.

Payahnya tuh dia punya kebiasaan jelek. Kalo udah nangis sampe gejol-gejol tetep dicuekin, dia suka memasukan jari ke mulut sampe gumoh. Kebiasaan lainnya tuh, suka minta naik ayah sambil tetep gejol gejol dan ketawa-tawa. Apalagi kalo trus ngompol apa ngobrok, tawanya semakin lebar.

Makanya agustusan kali ini, aku lupakan sedikit kata nasionalisme deh. Pusing juga terus terusan mikirin negara, sementara negara tak pernah mikirin rakyatnya. Lagian upacara kali ini kayaknya ga begitu rame dengan alasan puasa. Balap karung, makan kelereng, panjat pinang dan lomba-lomba dilaksanakan malam hari setelah tarawih.

Cuma pertunjukan kuda lumping yang dihilangkan total dari acara agustusan. Dilaksanakan malam hari pun katanya ga mungkin. Karena selama bulan ramadhan, setan beneran diiket siang malam. Kecuali setan setan yang suka nyambi jadi pejabat mau ngegantiin, mungkin bisa tuh...

Dirgahayu aja deh...

Mobile Post via XPeria
Read More

16 Agustus 2010

Pengen Ternak Belut

Perjalanan ke Solo kemarin, selain melatih anak menikmati panasnya dunia, juga untuk survai grosiran baju di pasar Klewer. Ini tindak lanjut dari planning menganggurkan diri kemarin. Awalnya sih aku pengen buka angkringan jualan nasi belut di lapangan Kotagede. Dengan pertimbangan yang jual nasi belut di jogja belum banyak, trus aku sedang berminat belajar ternak belut yang pasar ekspornya masih luas. Sebelum bisa produksi banyak dan mencapai pasar ekspor aku harus belajar dari kecil dulu. Makanya perlu bikin angkringan untuk menyalurkan hasil produksi awal dan sekedar buat penyambung hidup sehari-hari.
Read More

15 Agustus 2010

Ke Solo & Pengemis

Mengingat profesi sebagai pengangguran yang sudah tak punya berbagai fasilitas lagi, aku merasa perlu untuk mengajari Citra tentang hidup apa adanya sejak dini. Dan aku bersyukur dia tak rewel dan tetap menikmati perjalanan hari ini walau ini kesempatan pertamanya mengenal becak, angkot, pengamen serta pedagang asongan di bus. Dia juga tak terganggu oleh bising dan debu jalanan. Malah kayaknya dia lebih mengerti kondisi dengan tidak pipis saat berdesakan di terminal atau pasar. Pipis pertamanya baru ngucur saat istirahat di pendopo kraton. Dan dia baru throw big water begitu sudah sampai ke Jogja lagi menjelang maghrib.

Yang menarik dari perjalanan ke Solo ini adalah pengamen dan peminta-minta yang begitu banyak. Setiap satu pengamen turun dari bus seusai bertugas, pasti ada yang naik menggantikannya. Jadinya sepanjang perjalanan tak pernah sepi hiburan yang kadang ga jelas. Mau maksain tidur juga susah, karena suka disindir sama pengamennya lewat lagunya, "orang pelit kalo ada pengamen suka pura pura tidur..."
Read More

13 Agustus 2010

Indahnya Ramadhan

Ramadhan bulan yang istimewa memang benar sekali. Apalagi jaman masih kerja dulu. Biasanya berangkat jam 9 pagi pulang jam 9 malem, bisa berangkat lebih siangan dan pulang jam 4 apa 5 sore. Juga dikatakan bulan penuh pengharapan, dimana banyak orang berharap-harap cemas minimal menunggu THR dibagikan.

Bulan ramadhan ini kita memang disarankan untuk melupakan sedikit nikmat dunia dan memperbanyak amal ibadah. Karena tidurnya orang puasa juga ibadah, tak salah bila aku juga memperbanyak tidur tanpa ada yang berani menganggu. Mengganggu orang tidur sama saja mengganggu ibadah orang lain. Apalagi di bulan ini orang harus bisa menahan hawa nafsu termasuk marah. Jadi yang suka tidur siang di kantor, selamat deh...
Read More

12 Agustus 2010

Resmi Jadi Pengangguran

Hari ini hari pertama menjadi pengangguran. Sebenarnya masih harus ke kantor untuk ambil harta benda yang tersisa berupa buku-buku di gudang atas. Namun aku sengaja menunda itu agar tak terlalu mengusik perasaan teman-teman katanya kecewa dengan kepergianku. Juragan duren di depan galeri malah sempat ngambek dan ngomel-ngomel ketika dia tanya kenapa aku pergi, iseng kujawab dipecat si bos. hahaha..

Sebenarnya tak cuma mereka, aku juga sedih meninggalkan kebersamaan sekian lama. Tapi aku tak boleh hanyut dalam perasaan itu. Biarlah semua itu menjadi kenangan masa lalu. Ada beban masa depan yang lebih penting untuk aku jalani. Banyak memang yang mempertanyakan kenapa aku pergi sebelum ada pegangan lain.
Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena