Lepas Satu Ketergantungan

Dulu aku pernah berpikir, bahwa hidupku sudah tak bisa lagi lepas dari yang namanya hape dan internet. Namun ketika keluar kerja kemarin dan aku kebanjiran telepon atau sms, hape sengaja aku matikan. Seminggu ini, jangankan ingin menyalakan hape, menyentuh pun aku malas. Sebenarnya yang bikin malas tuh bukan hapenya, tapi tema sebagian besar telpon dan sms yang masuk. 

Banyak temen yang ga percaya aku keluar kerja begitu saja tanpa kabar berita atau tanda tanda alam di awalnya. Yang lebih menyebalkan lagi, tahu aku jadi penganggur, mereka nelpon tuh bukannya nawarin kerjaan. Tapi pada nanya aku mau kerja dimana atau usaha apa, mereka bilang pengen ngikut.

Seminggu hidup tanpa hape, hari ini aku coba aktifkan lagi. Eh, masih ada dua sms nyantol dari anak-anak di kantor mulai ngomel tentang kepergianku. Katanya ga ada aku, suasana jadi sepi. Padahal suer, aku tuh bukan biang keributan.

Walau cuma seminggu, tapi cukup untuk merubah pemikiranku selama bertahun-tahun yang selalu berambisi meletakan dunia di genggaman tangan. Asal dengar ada hape tipe communicator baru, segera aku berburu reviewnya. Bukan untuk mengejar tren atau biar dianggap gaul seperti sebagian kaum blekberiah saat ini. Kebutuhan chatting, jejaring sosial atau produk non produktif semacamnya ga pernah terlalu aku pikirkan. Yang aku pentingkan adalah kemudahan aplikasi office dan internetnya. Harga hape yang bisa dapat letop 2 biji tak pernah aku perhitungkan. Pokoknya saat itu aku selalu berpikir hape adalah segalanya.

Dan seminggu ini, isi otakku dikuras habis. Aku disadarkan bahwa hidup tanpa hape tidaklah hambar. Sebuah berkah ramadhan yang aku temukan tahun ini. Tak perlu lagi aku menghambur-hamburkan uang untuk membeli teknologi yang sebenarnya tak begitu aku butuhkan. Kenapa aku harus ngotot musti tahu setiap email masuk saat itu juga. Padahal ketika aku telat jawab email dengan alasan masih di perjalanan, nyatanya bisa ditolerir.

Yang ada aku malah jadi kurang peduli lingkungan. Berada di tengah banyak orang atau bersama keluarga sekalipun, aku malah lebih banyak mengurusi pekerjaan melalui hape. Kayaknya aku lebih geram ketika baterai hape ngedrop daripada ketika kesenggol becak di jalan.

Adakah hikmah ramadhan lain yang sudah dirasakan..?