16 Januari 2008

Agama Atau Atheis

Beberapa waktu lalu, saya sedang bongkar-bongkar komputer di koperasi pondok pesantren ketika beberapa santri menghampiri saya. Mereka menanyakan apakah saya kenal dengan seseorang yang katanya sering diskusi soal agama dengan mereka. Dan entah bagaimana ternyata diskusi di dunia maya itu malah akan berakhir dengan diskusi fisik. Perlu diketahui yang mereka perebutkan adalah kebenaran agama mereka masing-masing.

Saya akhirnya bisa menenangkan mereka untuk bisa kembali berdiskusi di kursinya masing-masing tanpa perlu turun ke jalan. Bagaimanapun dua keyakinan yang berbeda akan sulit untuk dicari mana yang paling benar kalau mereka melihat dari kaca matanya masing-masing.

Saya jadi ingat apa yang pernah saya baca di Kompas yang berjudul Indonesia Pasar Potensial Provokasi atas Nama Agama[1]. Saya juga jadi ingat ada satu bagian keyakinan yang berada di luar jalur yang mereka perebutkan, ATHEIS.

Saya baca pendapat teman saya Ayyasiyahya di forum myquran yang berjudul Atheis itu ternyata nonsense yah..[2] Teman saya itu berpendapat begini :

Orang atheis ntu enggak percaya tuhan. Kalo dipikir-pikir sih enggak mungkin yah. Kalo atheis enggak percaya samah Tuhan Allah ntu mungkin baru bener. Pan pengertian Tuhan sebenarnyah adalah sesuatu yang dipentingkan, sesuatu yang jadi orientasi hidup manusia, sesuatu nyang mendominasi. Orang enggak percaya tuhan ada 3 alasan :
- karena sombong
- Karena bodoh dan tidak mampu
- Karena malas berpikir dan tidak mau repot karena bertuhan berarti harus melakukan ritual-ritual.


Kalo menurut wikipedia[3], begini :

Kata atheisme berasal dari kata sifat dalam Bahasa Yunani Kuno yang berarti "tidak bertuhan". Atheisme bukanlah percaya bahwa Tuhan tidak ada melainkan tidak percaya bahwa Tuhan ada. Dengan kata lain, atheisme bukan merupakan kepercayaan atau keyakinan melainkan sistem ketidakpercayaan atau ketidakyakinan. Atheisme bukan merupakan suatu agama, tidak memiliki ajaran resmi selayaknya agama pada umumnya, dan bukan merupakan suatu pemikiran 'anti-agama' atau 'anti-tuhan'.


Komunisme pada umumnya atheis, tetapi atheis tidak berarti komunis. Komunisme adalah sebuah sistem pemikiran yang dapat dikembangkan menjadi ideologi dan bahkan sistem pemerintahan, sementara atheisme merupakan sistem ke(tidak)percayaan.


Pemikiran bahwa Tuhan tidak ada tidak berarti juga berpikir bahwa manusia bebas melakukan apapun. Atheisme hanyalah suatu keadaan sebatas 'tidak percaya bahwa Tuhan ada', tidak lebih dari itu. Tidak ada jaminan bahwa seorang atheis akan berbuat semaunya, seperti juga tidak ada jaminan seorang beragama dan percaya pada Tuhan akan berbuat baik.


Seorang atheis dapat saja menjadi seorang humanis, sebagaimana Fidel Castro yang begitu dicintai rakyatnya. Ada juga yang menjadi sadis seperti Josef Stalin yang telah terbukti membunuh 30 juta jiwa rakyatnya sendiri (walaupun perlu ditekankan bahwa yang kekejaman yang dilakukan Stalin bukan semata karena ia tidak percaya kepada tuhan namun karena ideologi komunisme yang ia selewengkan), atau seperti Voltaire yang memperjuangkan kebebasan rakyat jelata Prancis dari kungkungan penguasa pemerintahan dan penguasa agama yang absolut.

Mr Bush yang beragama nyatanya telah menjadi teroris nomor satu di dunia walaupun bersembunyi dibalik nama anti terorisme. FPI yang jelas-jelas beragama luar dalam pun belajar menjadi teroris kecil-kecilan dengan dalih amar ma’ruf nahi munkar.

Mungkin ada beberapa kata-kata bijak yang bisa kita telaah sebagai selingan :

"Janganlah menyembah jikalau tidak mengetahui siapa yang disembah. Jika engkau tidak mengetahui siapa yang disembah, akhirnya cuma menyembah ketiadaan. Sungguh suatu sembahan yang sia-sia." - Syekh Siti Djenar

"Saya mencintaimu saat kau rukuk di masjidmu, berlutut di kuilmu, sembahyang di gerejamu.
Kau dan aku adalah putra dari satu agama, dan itulah spiritnya" - Kahlil Gibran (1883 - 1931)

"Kita punya cukup banyak agama untuk membuat kita saling benci, tapi tak cukup banyak agama yang membuat kita saling mencintai" - Jonathan Swift (1667 - 1745)

"Saya mencintai Kristusmu, saya tidak suka dengan Kristenmu. Kristenmu begitu berbeda dengan Kristusmu" - Mohandas Gandhi (1869 - 1948)

"Ini adalah agamaku yang sederhana. Tidak perlu kuil, tidak perlu filosofi yang rumit. Otak kita, hati kita, adalah kuil kita. Filosofinya adalah kebaikan hati" - Dalai Lama (1935 - .... )

Eskimo: "Jika saya tak tahu apa-apa tentang Tuhan dan dosa, apakah saya akan masuk neraka?" 

Pendeta: "Tidak, jika kamu memang tidak tahu."
Eskimo: "Lalu kenapa kamu memberi tahu saya?" - Annie Dillard (1945 - ....)

Kalau sudah begini, mana yang benar atau salah? Untuk itu tidak ada salahnya kita coba renungkan dalam hati kita masing-masing. Mengapa kita berani mengaku umat beragama kalau nyatanya kita masih saja fanatik dengan keyakinan kita dengan berusaha memaksakannya kepada orang lain. Adakah agama yang mengajarkan selain cinta kepada Tuhan dan kasih sayang sesama manusia. Toh pada kenyataanya orang yang beragama dan tidak beragama sama saja. Ada yang baik dan ada yang buruk.

Al Qur'an Surah Al Kaafiruun ayat 6 sepertinya paling tepat untuk ini. Tak perlu kita gontok-gontokan. Kita jalani saja apa yang kita yakini. Piiiiss..ah...

Untukmu agamamu dan untukku agamaku, titik.


[1] http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0705/11/Politikhukum/3525343.htm
[2] http://myquran.org/forum/index.php/topic,20285.0.html
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Atheis

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena