29 Januari 2008
Simpati Bete Bikin Tidak Pede
Namanya . PeDe ini sendiri dapat berarti 2 hal. Per detik dan percaya diri (confident) dengan transparansi dalam pentarifan simPATI.
1. Per Detik, karena dalam pack baru ini pertama kalinya simPATI memberlakukan tarif per detik
2. Percaya diri dengan transparansi tarif simPATI yang menyebutkan dengan jelas mekanisme tarif yang berlaku, apa adanya dan tanpa ada yang disembunyikan. Berbeda dengan operator lain yang menggunakan berbagai skema yang rumit dan tersembunyi dalam menerapkan tarifnya, simPATI dengan PeDe membuka semua mekanisme tarifnya.
"Waaaah… tarif simPATI akhirnya turun juga." Begitu komentar pertama saya ketika mambaca promo baru Telkomsel.
Walau alasannya demi kepuasan pelanggan, tapi saya ingat tentang Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang memerintahkan Telkomsel untuk menghentikan praktek pengenaan tarif tinggi dan menurunkan pelayanan tarif seluler sekurang-kurangnya 15%. Hukuman tersebut diberikan kepada Telkomsel karena terbukti melanggar pasal 17 ayat 1 UU No 5 tahun 1999. Pasal 17 ayat 1 UU No 5 tahun 1999 berbunyi pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi atau pemasaran barang dan jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli atau persaingan usaha tidak sehat.
Sebagai konsumen saya sih seneng saja tarif akhirnya bisa "turun". Walaupun kata turun ini maknanya relatif dan pasti ada sisi lain yang digenjot naik. Tapi untuk soal ini saya cuek beibeh lah. Bagaimanapun sebagai badan usaha Telkomsel harus mengutamakan profit.
Tapi kegembiraan saya tidak berlangsung lama. Terasa sekali sekitar satu atau dua minggu setelah promo itu disosialisasikan, saya seringkali kesulitan melakukan panggilan. Kalau tidak tulalit akan terdengar pesan nomor sibuk, padahal yakin nomor yang dituju dalam kondisi standby.
Pernah saya tanyakan ke Customer Service (116) dan dijawab tidak ada masalah dengan jaringan Telkomsel. Laporan saya diterima dengan baik dan katanya akan dicek oleh petugas lapangan. Dua kali menghubungi Call Center, saya dapatkan jawaban yang identik.
Saya jadi ingat kalau Call Center milik Telkomsel diganjar predikat pada ajang internasional tentang kontak layanan pelanggan terbaik, yakni Asia Pacific Call Center Award yang berlangsung di Hong Kong. Telkomsel dinilai memberikan tingkat kepuasan tertinggi bagi pelanggan selular. Predikat terbaik diraih Telkomsel setelah melalui serangkaian seleksi ketat dewan juri tingkat Asia Pasifik melalui presentasi dan interview tentang Call Center Management, Service Quality Management dan Customer Retention dan Customer Satisfaction.
Asia Pacific Customer Service Award merupakan penghargaan bergengsi bagi layanan pelanggan terbaik yang diikuti oleh 24 operator dari berbagai negara, seperti China, Hongkong, Thailand, Philipina, Malaysia, Indonesia dan Australia.
Duh.. kalau yang terbaik se Asia Pasific saja pelayanannya seperti ini, bagaimana yang terburuk..? Atau Telkomsel dianggap terbaik hanya untuk pelayanan Call Center 116 saja dan tindak lanjut dari masukan konsumen tidak masuk kriteria penilaian.
Mengapa sih Telkomsel sebagai operator seluler terbesar di tanah air hanya memikirkan cara menambah jumlah konsumennya semata tanpa mau memikirkan akibat dari pemberlakuan promo itu. Begitu pedenya Telkomsel menerbitkan simPATI PeDe tanpa menambah kapasitas jaringannya.
Apakah Telkomsel sudah cukup setelah berhasil mencatatkan 1,6 miliar minute of usage panggilan suara (voice call) selama empat hari (11-14 Oktober 2007) puncak trafik Lebaran tahun lalu dengan tingkat keberhasilan panggilan atau successful call ratio mencapai 93%, hanya selisih sedikit dibanding waktu handling normal 95%. Sementara untuk layanan pesan pendek (SMS), Telkomsel selama empat hari tersebut mencatatkan trafik sebesar 1,3 miliar SMS atau naik 70% dibandingkan periode normal. Sedangkan untuk layanan lainnya semisal pesan multimedia (MMS), kenaikannya mencapai 37%. Sedangkan untuk layanan nada sambung (Ring Back Tone) naik 9%.
Heran..
Kenyataan di lapangan mengapa berbeda jauh dengan data yang dipublikasikan Telkomsel itu. Di saat puncak arus mudik saja Telkomsel sanggup mengklaim keberhasilan panggil sampai 93%, kenapa sekarang untuk menelpon saja harus memanggil beberapa kali dan kadang harus menunggu beberapa menit baru bisa masuk. Demikian dahsyatnya kah kenaikan traffic Telkomsel setelah ada simPATI PeDe sampai mengalahkan waktu Lebaran..?
Tau ah, pusing…
Yang pasti saya malah bete menggunakan simPATI PeDe. Mau pede bagaimana kalau dihubungi apa menghubungi yayang saja susah…
Hmmmm... bisa kacau deh planing
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih