19 November 2009

Fatwa MUI Film 2012 Berlebihan


Hiruk pikuk MUI yang mengharamkan film 2012, menurutku terlalu berlebihan. Di jaman serba terbuka semacam ini, sudah bukan masanya menghalangi hak asasi warganegara merdeka sampai ke detil itu.

Jangankan cuma dengan fatwa yang gampang dilanggar. Ketika akses ke bioskop teramat susah dengan antrian yang panjang, aku masih bisa mendonlotnya dari internet, sehari setelah film dirilis.

Apa MUI tidak ada kerjaan lain, sampai film saja diurusin. Masalah umat saja masih carut marut dan banyak sisi yang belum tersentuh. Apalagi kalo melihat RUU tentang penodaan agama yang banyak kontroversi sampai membatasi penafsiran agama segala.

Tak perlulah kita lihat bahwa film itu cuma propaganda Holywood yang senada dengan film-film lainnya. Sudah masanya kita melihat film hanyalah sekedar hiburan dan tak lebih. Tema film Holywood teramat klise bukanlah rahasia lagi. Ketika sudah tidak ada lagi musuh yang dianggap berat di dunia untuk dikalahkan Amerika, mereka sudah membuat film dimana musuh dari luar bumi pun takluk. Kini mereka mencoba mempertontonkan kedahsyatan teknologi khayalan mereka melawan bencana alam global.

Terlalu berlebihan bila sebuah film dianggap dapat membelokkan akidah umat, bila nyatanya di lingkungan keagamaan pun sebenarnya sudah membawa kita mendekati kemusyrikan.

Sebagai contoh dilingkungan pesantren tradisional, seorang kyai sering dianggap segalanya oleh para santrinya melebihi batasan guru dan murid. Apapun yang disampaikan kyai, secara total dikatakan itu yang benar. Sampai-sampai ketika ada penafsiran yang sedikit berbeda, mereka akan memvonis salah. Padahal kitab suci tidak pernah dibuat detail dan perlu penafsiran. Dan yang namanya tafsir pasti bisa berbeda hasilnya tergantung latar belakangnya.

Kyai dianggap wakil Tuhan yang segala ucapannya benar. Padahal kyai juga manusia yang punya salah. Apalagi setelah kyai sekarang mau terjun ke dunia politik. Kebenaran agama seringkali ikut dipolitisir. Bila kepatuhan umat kepada ulama sudah seperti kepada Tuhan, tidakkah itu bisa dikatakan mendekati musyrik..?

Kembali ke soal MUI.
Tidakkah MUI pernah mensurvai, berapa persen kah efektifitas dari fatwa-fatwanya itu. Walau pemahaman agama tidak bisa 100% menggunakan logika. Tapi ketika manusia sekarang lebih menonjolkan logika, pendekatan keagamaan sudah masanya direformasi. Tidak mungkin pengajaran agama secara tradisional tetap efektif untuk anak muda masa kini.

Kalo memang MUI tidak menghendaki anak-anak sekarang menonton film itu, sepertinya fatwa haram merupakan langkah yang keliru. Mereka yang awalnya tidak tahu pun jadi penasaran dengan film ini setelah mendengar fatwa haram itu. Aku pikir kalo MUI mengadakan tabligh akbar dengan acara nonton bareng, kayaknya malah anak-anak muda tidak berminat nonton. Paling banter mereka akan berpikir, "paling kayak pilemnya Rhoma Irama, Nada dan Dakwah..."

Aku saja masih tetap muslim walau sudah beberapa kali nonton di komputer. Mau nonton di bioskop ga punya duit soalnya. Hehehehe...

3 comments:

  1. Tapi gara-gara film ini banyak sekali yang percaya klo 2012 akan kiamat..
    sedangkan menurut saya itu sdh termasuk syirik..
    kita gag boleh percaya ini..
    berarti kita tdk mengakui Allah..

    Semua adalah rahasia Allah dan kita gag boleh menerka-nerka atau menebak-nebak rahasia Allah SWT..

    Aq sempat kesel jg, coz pacar aq sendiri percaya bgd smpe bener2 fanatik..

    BalasHapus
  2. Lho padahal film tentang ini kan banyak banget. Ada 2012 supernove, 2012 doomsday dll. kenapa cuma film ini yang dipermasalahkan ya..?
    Buatku film tuh cuma hiburan kok. Soal keyakinan, ga akan berubah. asiiik...

    BalasHapus
  3. justru mui memberi pelajahnyaaran pada yg percaya bahwa 2012 kiamat, mereka dangkal aqidah, itu tantangan mui, dengan adanya film itu mui tahuitu segitu ja aqidah umatnya kaya un lah

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena