Mengutip dari VIVAnews
Markas Besar Polri telah memanggil redaksi harian Kompas. Pemanggilan ini terkait pemberitaan Kompas soal pemutaran rekaman percakapan pengusaha Anggodo Widjojo dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi (MK).
Ini sepertinya konspirasi baru lagi. Karena menurutku yang dipermasalahkan Polri sebenarnya adalah berita lama tentang teknologi 2G yang sudah udzur dan diganti 3G. Seperti kita ketahui, 2G terlalu lemot dan ketinggalan jaman.
Tidak terima dengan pembritaan itu, Polisi lalu memulai kebiasaan lama mencari-cari cara untuk menjerat sasaran. Dan pemberitaan kasus Anggodolah yang dijadikan alat.
Kenapa Pimpinan Polri tidak terima..?
Bagaimana bisa terima Duaji (2G) diganti TigaJi (3G), kalo dinonaktifkan sementara saja sudah mencak-mencak sambil menangis.
Hihihi, mbuhlah...
Markas Besar Polri telah memanggil redaksi harian Kompas. Pemanggilan ini terkait pemberitaan Kompas soal pemutaran rekaman percakapan pengusaha Anggodo Widjojo dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi (MK).
Ini sepertinya konspirasi baru lagi. Karena menurutku yang dipermasalahkan Polri sebenarnya adalah berita lama tentang teknologi 2G yang sudah udzur dan diganti 3G. Seperti kita ketahui, 2G terlalu lemot dan ketinggalan jaman.
Tidak terima dengan pembritaan itu, Polisi lalu memulai kebiasaan lama mencari-cari cara untuk menjerat sasaran. Dan pemberitaan kasus Anggodolah yang dijadikan alat.
Kenapa Pimpinan Polri tidak terima..?
Bagaimana bisa terima Duaji (2G) diganti TigaJi (3G), kalo dinonaktifkan sementara saja sudah mencak-mencak sambil menangis.
Hihihi, mbuhlah...
dasar, ada-ada ajah nih...
BalasHapus