25 November 2009

Media Menyuburkan Peramal


Berita media yang acak adut makin simpang siur dengan makin banyaknya ramalan-ramalan orang yang katanya bisa melihat masa depan. Menurutku ramalan itu hanyalah pengulangan-pengulangan berita yang dicomot sana-sini lalu dibumbui oleh media.

Media massa lah yang harus bertanggungjawab dengan makin suburnya acara tebak-tebakan ini. Apalagi ketika sudah sudah memakai embel-embel reg spasi, media makin gencar mempromosikannya.

Seperti ketika Adam Air jatuh di Sulawesi dulu. Media sibuk mengaitkan dengan ramalan seseorang dengan inisial ML yang mengatakan tahun ini akan ada pesawat jatuh. Lalu media disibukan dengan ramalan akan ada artis yang cerai atau mati. Tapi media meributkannya setelah ada kejadian tertentu lalu disambungkan kalo ML di awal tahun pernah bilang begini. Kalo yang meleset, media tak pernah mau menyentuhnya. Atau memang merasa kurang sensasinya memberitakan ramalan yang meleset.

Seperti ketika diramalkan sebelum februari 2007 diramalkan banyak orang panik karena bencana besar di Jl Thamrin Jakarta. Dan nyatanya ga ada apa-apa kan..? Kalo sudah begini, media dengan mudah mengatakan, peramal juga manusia. Takdir adanya di tangan Tuhan...

Kayaknya aku ga perlu ML kalo cuma untuk berkata begitu. Setahun itu ada 365 hari. Dan selama itu ada ribuan jadwal penerbangan. Wajar bila ada salah satu pesawat yang jatuh atau sekedar terpeleset. Artis juga ketahuan banyak yang hidupnya ga beres, aku bisa gampang memperkirakan dalam setahun akan ada yang cerai.

Kecuali berani bilang pada tanggal sekian jam sekian pesawat dari maskapai anu jatuh di anu, baru itu peramal jempolan. Karena sudah berani melanggar kode etik peramal yang tidak boleh memberi penjelasan detil.

Jadi aku pikir, aku sama saja dengan para peramal itu. Cuma bedanya aku masih malu untuk membual di media massa dengan tebak-tebakan ga mutu semacam itu. Daripada meramal di tipi, mendingan aku melamar anak tetangga.

Maaf buat yang percaya terhadap peramal...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena