26 November 2009

Ngempeng


"Jadi, mereka memang akan merasakan suatu kepuasan kalau ada rangsangan di mulutnya. Rangsangan ini akan terasa apabila ia mengisap-isap atau menggigit-gigit. Nah, inilah yang akan didapat bila ia mengempeng." Jadi, kepuasan yang dicari bayi memang merupakan fase oral dari tahapan perkembangan anak menurut teori terkenal yang disampaikan Sigmund Freud, tokoh psikoanalisa.

Itu salah satu kutipan yang aku temukan dalam acara googling hari ini dengan tema empeng mengempeng. Dua jam mencari, aku belum menemukan tinjauan medis tentang itu. Jadi kemungkinannya masalah ngempeng semata-mata memang faktor psikologis semata.

Ketika belum bisa banyak merasakan nikmatnya dunia, apa yang dirasakan di mulut ketika menyusu ibu mampu membuat bayi merasa tenang dan nyaman. Makanya banyak ibu-ibu yang menyapih anaknya dengan mengalihkan perhatian ke dot atau empeng puting karet. Dan parahnya, banyak anak yang sampai berusia beberapa tahun belum juga bisa melepaskan ketergantungan terhadap empengnya itu.

Tapi kalo aku melihat keponakanku, dia tak butuh dot atau empeng karet. Boneka kain dapet beli dari Bringharjo jadi andalan. Tanpa itu dia tidak bakal mau tidur. Untung saja bonekanya kecil, sehingga tidak merepotkan ketika diajak bepergian. Soalnya ada temanku yang anaknya baru bisa tidur kalo ngelonin boneka beruang yang gedenya sama dengan ibunya.

Ada yang rada aneh. Pernah boneka kucel dan bau itu dicuci bersih oleh neneknya. Eh, malah ngamuk dan rewel sepanjang hari. Pokoknya tidak bau kecut, no way!

Trus kalo ingat pengalaman pribadi, kayaknya aku waktu kecil tuh senengnya mainin rambut ibu. Kalo belum nguwel-uwel rambut, jangan harap bobo tenang. Dan kayaknya itu kebawa sampai aku gede. Soalnya jaman pacaran dulu pernah ada yang komplen. "Mas, kok nyiumin rambut melulu sih..?"

Ga pede rambutnya banyak kutu apa pengen dicium yang lain aku ga sempat nanya tuh. Untung waktu kecil ga suka ngempeng yang bau kecut...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena