01 November 2009

Melupakan Selera Asal

Seorang teman yang selalu mengeluh sebagai penganut jombloisme kemarin kirim pesan, nonton take him out tar sore di tipi yah... Ternyata dia ikutan dan hasilnya entah. Ga sempat nonton, males liat tipi juga.

Melihat perjalanan hidup teman yang satu itu, aku sedikit heran juga. Walau banyak manusia diciptakan keras kepala, tapi terlalu "keukeuh" dengan selera asal yo ga enak juga. Apa ya ada manusia yang tercipta sempurna sesuai keinginan kita.

Aku dulu juga punya keinginan yang muluk-muluk untuk urusan jodoh. Tapi kenyataannya urusan casing seringkali berbeda dengan kandungan pulsanya. Sampai akhirnya aku menyerah dan berubah pikiran. Yang penting pulsa full bisa telpon dan sms tanpa hambatan, casing terserah yang ngasih. Sudah demikian pasrah pun masih saja ada halangan dari faktor luar. Susah memang, kalo dibikin susah.

Dulu aku selalu menginginkan cewek yang cerdas, postur tinggi dan gagah. Mungkin karena aku terlalu lama hidup di lingkungan polisi dan suka kegiatan outdoor. Jadinya ada rasa suka kalo melihat ibu-ibu polwan sedang upacara atau baris berbaris. Sampai-sampai mengidolakan cewek yang bercasing model tapi tomboi seperti ibu-ibu militer.

Satu, dua, tiga bisa dapat yang semacam itu. Tapi ternyata di lain sisi, malah terjadi banyak benturan. Casing aduhai membutuhkan banyak biaya pemeliharaan ekstra, sedangkan aku cuma pemuda kere. Perempuan-perempuan perkasa itu ternyata keras kepala, padahal aku juga begitu. Pacaran bukannya bermesraan malah banyak debat adu pendapat hanya untuk menentukan besok jalan kemana.

Makanya sekarang aku bersyukur bisa dapat istri yang berbeda dengan selera masa lalu. Ga tinggi dan mungil, membuat aku bisa kuat gendong-gendongan. Lembut dan tidak tomboi, malah membuat aku bisa belajar mengalah.

Tidak seindah model, ternyata membuatku hatiku damai kalo istri sms mau jalan-jalan sendiri ke mall. Aku justru cemas kalo istriku bilang mau ke pasar naik becak sendirian. Apa gajiku kurang ya, sampai sayangku narik becak.

Coba kalo aku bersikukuh sebagai pria punya selera. Tak pikir malah banyak mudharat daripada manfaatnya. Ga bakalan bisa nabung. Bulu idung bengkok dikit aja dah tak larikan ke salon. Kurang tinggi dikit langsung tak minumin obat tinggi. Kurang gagah dikit langsung tak gagahin. Wah ga enak ternyata impianku dulu...

Ilustrasi Terikat
Karya Iqro
Tujuh Bintang Art Space

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena