Kesibukan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Stadion Mandala Krida turut menyibukan segenap anak buahku juga. Mereka dikomandoi petugas sekuriti sudah bersiap-siap memasang tanda parkir di halaman depan dan belakang galeri. Selama ini aku memang selalu membiarkan mereka melakukan itu sebagai tambahan penghasilan selama tidak mengganggu kegiatan dan keamanan galeri.
Aku cuma percayakan saja semuanya karena aku harus ke Cilacap ketika mereka mulai sibuk. Mereka juga aku pinjemin sedikit dana buat modal jualan air minum kemasan. Yang penting setelah kegiatan selesai segara dikembalikan utuh tanpa bunga.
Baru aja sampai Cilacap, ada sms masuk dari petugas sekuriti. Komplen katanya toilet juga mau disewakan sama anak-anak produksi. Aku cuma jawab agar diatur-atur saja kebersihan dan keamanannya. Hasilnya juga silakan dibagi secara adil. Eh, habis itu malah banyak sms bersliweran yang makin lama makin tak jelas. Malas mengurus yang engga-engga sementara aku di luar kota, akhirnya aku suruh tutup saja semua fasilitas galeri dari kegiatan yang sebenarnya ga ada sangkut pautnya dengan kantor itu.
Aku pikir saat itu semua sudah beres. Tapi kemarin sore pas aku sampai Jokja, masih ada yang ngomel juga. Katanya kantor sebelah dari sewa toilet saja sehari dapat 750 ribu, ini malah dilarang. Hasil parkir katanya pembagiannya ga jelas dll dll. Badan cape ingin ngaso malah jadinya aku kumpulin anak-anak dan ceramah yang singkat padat trus sedikit keparat juga.
Itu yang sering aku ga habis pikir dari makhluk yang namanya manusia. Udah jelas aku mengijinkan kegiatan itu hanya demi mereka agar punya tambahan pemasukan. Tapi baru soal uang segitu saja sudah jadi lupa teman. Padahal kalo kompak, apa susahnya sih..? Padahal aku tak pernah minta pembagian hasilnya. Semua aku suruh bagi-bagi dengan karyawan yang lain secara adil.
Tentang definisi adil pun aku serahkan kepada mereka. Terserah mereka mengatakan adil itu sebagai sama rasa sama rata. Atau dengan melihat porsi kerja masing-masing orang. Sudah aku pasrahkan begitu saja masih saja aku dikomplen ga adil.
Kalo memang begitu, yang dinamakan keadilan tuh sebenarnya kayak gimana sih..?
Baru aja sampai Cilacap, ada sms masuk dari petugas sekuriti. Komplen katanya toilet juga mau disewakan sama anak-anak produksi. Aku cuma jawab agar diatur-atur saja kebersihan dan keamanannya. Hasilnya juga silakan dibagi secara adil. Eh, habis itu malah banyak sms bersliweran yang makin lama makin tak jelas. Malas mengurus yang engga-engga sementara aku di luar kota, akhirnya aku suruh tutup saja semua fasilitas galeri dari kegiatan yang sebenarnya ga ada sangkut pautnya dengan kantor itu.
Aku pikir saat itu semua sudah beres. Tapi kemarin sore pas aku sampai Jokja, masih ada yang ngomel juga. Katanya kantor sebelah dari sewa toilet saja sehari dapat 750 ribu, ini malah dilarang. Hasil parkir katanya pembagiannya ga jelas dll dll. Badan cape ingin ngaso malah jadinya aku kumpulin anak-anak dan ceramah yang singkat padat trus sedikit keparat juga.
Itu yang sering aku ga habis pikir dari makhluk yang namanya manusia. Udah jelas aku mengijinkan kegiatan itu hanya demi mereka agar punya tambahan pemasukan. Tapi baru soal uang segitu saja sudah jadi lupa teman. Padahal kalo kompak, apa susahnya sih..? Padahal aku tak pernah minta pembagian hasilnya. Semua aku suruh bagi-bagi dengan karyawan yang lain secara adil.
Tentang definisi adil pun aku serahkan kepada mereka. Terserah mereka mengatakan adil itu sebagai sama rasa sama rata. Atau dengan melihat porsi kerja masing-masing orang. Sudah aku pasrahkan begitu saja masih saja aku dikomplen ga adil.
Kalo memang begitu, yang dinamakan keadilan tuh sebenarnya kayak gimana sih..?
hmm.. memang keadilan itu mungkin berbeda bagi setiap orang.. menurut si A adil, tapi menurut si B masih belum adil.. yah, mau gimana lagi?? itu kan sifat manusia.. padahal sobat sudah berbaik hati dengan memberikan fasilitas dan diurus seadil-adilnya.. eh, malah sobat yang kena komplain. aneh juga ya?? hehe
BalasHapushehehe namanya juga manusia. wajar kalo ga ada puasnya...
BalasHapus