27 Juli 2011

Ibu dan Anak

Secara umum, kedekatan ibu dengan anak tak bisa disangsikan lagi. Sedekat apapun seorang bapak dengan anak, jarang yang bisa memberikan perhatian melebihi kasih sayang seorang ibu. Namun ini bukanlah sebuah kesalahan, karena secara naluriah manusia memang diciptakan seperti itu. Sejak jaman purba dimana kehidupan masih berjalan secara nomaden, tugas utama bapak adalah berburu untuk makan keluarga. Sedangkan tugas ibu adalah menjaga rumah dan anak-anak dari gangguan serangga atau binatang liar yang nyamperin ke rumah. Mungkin itu sebab kenapa laki-laki cenderung menyerang (ofensif) dan perempuan cenderung bertahan (defensif). Tapi bukan berarti bahwa perempuan itu lebih lemah dari laki-laki. Karena survai membuktikan, belum pernah aku dengar perempuan minum obat kuat...

Begitu lekatnya anak dengan ibu, sampai-sampai banyak hal yang berkaitan dengan anak selalu digandengkan dengan ibu. Layanan kesehatan saja menyediakan rumah sakit khusus ibu dan anak, namun tak ada rumah sakit khusus bapak. Di dunia maya, yang pernah aku rasakan saat aku pasang headshot atau foto profil anak-anak. Banyak orang yang belum kenal memanggilku mbak, teh, bu atau bun. Sampai aku tanya, bun apaan..? Penggemar sabun maksudnya..?

Pemahaman tentang kedekatan ini kadang disalahartikan oleh sebagian suami yang kebetulan bisa bersama keluarga sehari-hari. Beberapa teman pernah cerita, kalo suaminya jarang mau bantu-bantu mengurus anak. Aku sendiri tak tahu kenapa cape seharian bekerja digunakan sebagai dalih. Padahal istri pun pasti lelah setelah seharian ngurus anak dan rumah. Memang pekerjaan perempuan itu tidak pernah tampak bekasnya, namun aku bisa mengerti bila capenya bisa melebihi pekerjaan laki-laki. Makanya aku tak ingin melepaskan istri sendirian. Gantian bertugas sebenarnya cukup indah juga dijalani. Aku tak boleh malas mengganti celana Citra saat pipis. Orang saat aku kepingin "pipis" saja, ibue juga suka ngebukain celanaku...

Indahnya kebersamaan mengurus anak, itu yang kadang membuatku sedih saat harus kerja jauh seperti ini. Mau tidak mau aku harus kagum dengan ketegaran ibue Citra menyelesaikan semua kewajibannya tanpa bantuanku. Kalo ditanya apa pandanganku tentang ibue Citra, bisa panjang banget ceritanya. Padahal aku di mata ibue cukup sederhana. ABCD, katanya.

"Apaan ABCD..?"
"Asik, Baik, Cute & D'bestlah..."
"Segitu doang..?"
"EFGH juga..."
"Apalagi tuh..?"
"Elegant, Famous, Good person & Hebat banget pokoknya..."
"Trus apa lagi...?"
"IJKL, yah..."
"Maksudnya..?"
"I'm Just Kidding Lho..."

 

3 comments:

  1. huahahaha bisa aja singkatannya. ternyata ibunya CItra cantik ya.
    kangen ya sama ibunya Citra? :-D
    masa sih ada yang manggil bun,ibu, teh? memang gak tau ya kalau bapaknya Citra laki-laki tulen hehehe itu buktinya mau punya anak 2

    BalasHapus
  2. Kepanjangan alfabetnya keren juga... kreatif. Fotonya di bandara Adisucipto yak?

    BalasHapus
  3. Hhahah...parah2...
    Dari awal udah mantep, akhirnya malah cuma just kidding, hahaha...
    Tapi emang hemat ya mas ibunya Citra, bisa ngurus anak mas tanpa bantuan mas :)

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena