05 Juli 2011

Dari Nol, Siapa Takut..?

Karena jurnal kemarin, emailku mulai kebanjiran lamaran masuk. Sudah ada satu dua yang secara administratif masuk nominasi. Namun lebih banyak yang ngaco dan malah bertanya-tanya. Kebanyakan nanya bocoran gaji dan kerjanya berat apa engga. Padahal sudah jelas aku tulis, aku hanya kasih info dan tidak tahu menahu untuk urusan selanjutnya.

Walau tidak aku jawab, nanya bocoran gaji aku pikir masih wajar, karena salah nego di depan bisa fatal di akhirnya. Tapi kalo nanya kerjanya berat apa engga, buatku ini katrok berat. Niat kerja apa engga sebenarnya. Sudah aku tulis untuk bagian lapangan, masih saja ada yang nanya di kantor apa engga. Lagi pula berat atau ringan beban pekerjaan itu teramat relatif dan subyektif.

Ketakutan bekerja dari level paling bawah, menurutku merupakan pokok permasalahan kenapa orang fresh graduate susah cari kerja. Padahal dengan memulai dari nol, kita bisa tahu seluk-beluk pekerjaan lebih banyak. Berada di level prajuritpun kalo memang prestasi dan kemampuannya sekelas perwira, mana mungkin akan bertahan lama jadi tamtama.

Beberapa kali aku masuk kerja dari level pembantu teknisi, terutama ketika menemukan bidang kerja baru. Tapi pada waktu wawancara, aku selalu menanyakan apa targetnya dan apa kompensasi dari perusahaan bila target-target itu tercapai. Banyak hal kecil yang sebenarnya penting untuk perusahaan namun luput dari perhatian pihak manajemen. Itu yang harus dicari untuk kemudian diusulkan kepada mereka. Dengan kondisi kita di bawah, pencarian masalah semacam itu lebih mudah dilakukan.

Seperti ketika masuk ke perusahaan tambang ini. Enjoy saja aku jalani multiprofesi yang sebenarnya tidak pada tempatnya. Namun dengan melakukan itu aku bisa menangkap banyak permasalahan dan aku mengenal banyak orang sebagai narasumber. Sebulan aku mencari-cari masalah dan dua bulan aku cari-cari dukungan dari mulai level karyawan sampai akhirnya bisa tembus ke komisaris. Belum sampai proyek pembangunan sistem informasi manajemen perusahaan selesai dibangun, aku sudah dikasih tim, naik gaji dan status permanen. Buatku itu pencapaian yang lebih menyenangkan daripada aku masuk jadi manager, tapi bertahun-tahun jalan di tempat dan tidak ada perkembangan siginifikan.

Sebelum di perusahaan ini, aku masuk perusahaan pembangunan serat optik dari level tukang gali kabel. Sebulan kemudian aku sudah bisa duduk manis di belakang letop bikin program pengendalian instrumen. Di perusahaan advertising, aku gabung sebagai tukang betulin komputer. Setengah tahun kemudian aku dikirim ke Jogja dan bisa duduk sebagai manajer general affair. Lebih jauh lagi di rekanan Telkom dulu. Job pertamaku tiap hari pegang linggis dan cangkul untuk pasang tiang telepon di daerah Dago. Setahun berkeliaran di Bandung, aku dipindah ke kandatel Tasikmalaya sebagai area head.

Kalo memang kita mampu, apa perlunya kita takut kemampuan kita tak dilihat orang. Pamer kemampuan terlalu banyak di awal, kadang membuat orang takut. Ini bukan hoax. Karena ada temen yang jadi manager teknik, seringkali menolak pelamar yang dianggapnya lebih pintar karena dia takut kedudukannya tergeser. Perusahaan juga kadang ketakutan dengan gaji yang diminta karena sejak awal sudah pamer skil tingginya. Lebih mudah memaksa perusahaan menggaji tinggi setelah kita menancapkan kuku dari dalam dengan membuat perusahaan tergantung kepada kita. Tidak semuanya memang, tapi kebanyakan bisa aku akali begitu. Kalopun caraku gagal, aku tinggal hengkang dan cari mangsa yang lain.

Tapi ini prinsipku lho ya
Don't try at home...

10 comments:

  1. semoga dapet yang berkualitas ya

    BalasHapus
  2. Thanks udah berbagi pengalaman, bener2 berguna buat gua yg sebentar lagi akan lulus dan cari kerja =)

    BalasHapus
  3. beh...

    mas rawin hebat banget...

    cepat sekali perkembangan karirnya... :D

    BalasHapus
  4. betul..mas...dan akan mendapat kepuasan tersendiri apabila kita dalam mencapai puncak dimulai dari nol

    BalasHapus
  5. do not try this at home... semua punya cara masing-masing

    BalasHapus
  6. sesuatu yang dimulai dari nol pasti dengan usaha yang maksimal ya mas... dan semoga apa yang didapat sesuai dengan kriteria :)

    BalasHapus
  7. Lebih terasa menantang ya sesuatu yg dimulai dr nol, daripada cara instan?
    Salut buat Mas Rawins, cepet banget perkembangan karirnya, walaupun mulai dari nol. Menunggu lagi nich tips yg lainnya? :)

    BalasHapus
  8. Permisi.. kunjungan perdana nie sob... iJIN NUKAR LINK YA.. tHANKS BE4..

    BalasHapus
  9. setuju sih, kalo nggak nyoba dari awal, nggak tau suka dukanya.. nggak bakalan bisa tahu rasanya berempati dan bekerja sama dengan orang lain kan..

    BalasHapus
  10. jadi strateginya pilih kerja di level bawah, lalu unjuk gigi :D

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena