Biar bukan malem jumat kliwon, tadi malam benar-benar malam yang menegangkan. Sejak sore sampai lewat tengah malam dibantai habis oleh big bos dengan target-target mendesak dengan tenggat waktu mepet. Usai meeting ibue Citra nelpon kalo perutnya mulai terasa mules.
Jauh dari rumah saat istri melahirkan ternyata lebih menegangkan dibanding mendampingi di sisinya. Alhamdulillah prosesnya cepat dan lancar walau cuma di tempat bidan desa. Jam setengah dua terasa mules, jam empat kurang seperempat lahir. Laki-laki, sehat, berat 3,1 kg dan panjang 49 cm. Report body belum bisa dilaporkan karena belum terima kiriman fotonya. Paling-paling tak bakalan jauh dari bapaknya yang jelek.
Paginya pun suasana masih menegangkan ketika aku nego ke big boss, minta pengunduran jadwal kerja minggu depan agar aku bisa pulang kampung dulu. Agak alot juga sampai akhirnya didapat keputusan jadwal minggu depan diajukan aku kerjakan hari ini dan yang diundur adalah jadwal minggu selanjutnya. Semakin cepat aku selesaikan pekerjaan itu semakin cepat aku bisa pulang. Padahal ibue sejak mulai merasa mules sudah berkali-kali minta aku cepetan pulang. Benar-benar dangdut banget. Antara cinta dan dilema.
Berat hati sudah pasti. Tapi menyesali jelas tidak boleh ada dalam kamusku. Bagaimanapun juga itu resiko jadi kuli yang tak bisa berbuat semaunya tanpa ada secoretan dari atasan pulpen di kolom approve. Untung ibue selalu bisa mengerti keadaanku dan tidak banyak mengeluh.
Semalem semua tugas sengaja aku pepetkan ke awal bulan, karena perkiraan lahir dari dokter sekitar akhir Oktober atau awal Nopember. Pengennya saat itu kerjaanku sudah longgar dan aku bisa ambil cuti dengan tenang. Makanya rada kaget pas ibu bilang mulai mules, karena perhitungan dokter baru delapan bulan lewat. Bisa jadi dokter salah hitung, atau adiknya Citra memang sudah buru-buru pengen keluar mau komplen ke bapaknya yang ga pernah nengokin. Kalo delapan bulan lewat kayaknya tidak menunjukkan ibue bodo. Baru bisa dibilang beloon tuh kalo kayak tetangga sebelah yang ga tahu kalo hamil tuh harus sembilan bulan. Ini baru nikah 4 bulan sudah melahirkan.
Sabar ya...
Tetaplah semangat walau kelahiranmu disambut bendera setengah tiang dimana-mana
Ayah segera selesaikan tugas dan secepatnya pulang
Menangislah yang keras, nak..
Jauh dari rumah saat istri melahirkan ternyata lebih menegangkan dibanding mendampingi di sisinya. Alhamdulillah prosesnya cepat dan lancar walau cuma di tempat bidan desa. Jam setengah dua terasa mules, jam empat kurang seperempat lahir. Laki-laki, sehat, berat 3,1 kg dan panjang 49 cm. Report body belum bisa dilaporkan karena belum terima kiriman fotonya. Paling-paling tak bakalan jauh dari bapaknya yang jelek.
Paginya pun suasana masih menegangkan ketika aku nego ke big boss, minta pengunduran jadwal kerja minggu depan agar aku bisa pulang kampung dulu. Agak alot juga sampai akhirnya didapat keputusan jadwal minggu depan diajukan aku kerjakan hari ini dan yang diundur adalah jadwal minggu selanjutnya. Semakin cepat aku selesaikan pekerjaan itu semakin cepat aku bisa pulang. Padahal ibue sejak mulai merasa mules sudah berkali-kali minta aku cepetan pulang. Benar-benar dangdut banget. Antara cinta dan dilema.
Berat hati sudah pasti. Tapi menyesali jelas tidak boleh ada dalam kamusku. Bagaimanapun juga itu resiko jadi kuli yang tak bisa berbuat semaunya tanpa ada secoretan dari atasan pulpen di kolom approve. Untung ibue selalu bisa mengerti keadaanku dan tidak banyak mengeluh.
Semalem semua tugas sengaja aku pepetkan ke awal bulan, karena perkiraan lahir dari dokter sekitar akhir Oktober atau awal Nopember. Pengennya saat itu kerjaanku sudah longgar dan aku bisa ambil cuti dengan tenang. Makanya rada kaget pas ibu bilang mulai mules, karena perhitungan dokter baru delapan bulan lewat. Bisa jadi dokter salah hitung, atau adiknya Citra memang sudah buru-buru pengen keluar mau komplen ke bapaknya yang ga pernah nengokin. Kalo delapan bulan lewat kayaknya tidak menunjukkan ibue bodo. Baru bisa dibilang beloon tuh kalo kayak tetangga sebelah yang ga tahu kalo hamil tuh harus sembilan bulan. Ini baru nikah 4 bulan sudah melahirkan.
Sabar ya...
Tetaplah semangat walau kelahiranmu disambut bendera setengah tiang dimana-mana
Ayah segera selesaikan tugas dan secepatnya pulang
Menangislah yang keras, nak..
Mobile Post via XPeria