06 September 2011

Keponakan

Saat kumpul keluarga sesanak saudara di kampung, tiada tema cerita yang lebih menarik selain tentang anak. Orang tua pun kelihatan begitu bahagia ketika nimbrung bercerita tentang cucunya. Tingkah laku anak yang kadang menurut orang tuanya menyebalkan, buat kakek neneknya malah dianggap menyenangkan.

Salah satunya adalah Raya, anak adikku yang cewek. Umurnya hampir 3 tahun, namun kata-katanya masih susah dipahami. Dia suka membolak balik kata seenak udelnya sendiri. Seperti kalo lihat layangan terbang, dia mengatakannya sebagai "bang yangan." Dia juga gemar menyingkat kata dengan caranya sendiri. Mending kalo kata-kata kumplit yang dia singkat. Payahnya dia suka juga menyingkat kata-kata hasil singkatan saudaranya. Seperti mbah putri yang cerewet, sepupunya memanggil beliau mbah ewed, Raya panggilnya mbaed. Mbah kakung, yang lain manggilnya mbah aung, dia cukup mbaung.

Yang bermasalah kayaknya cuma di pengucapan kata doang, sedangkan otaknya berjalan lancar. Buktinya saat disuruh ini itu, Raya bisa memahami tanpa masalah. Seperti saat lebaran kemarin, orang lain sempat bingung mentranslit kata "ai aku idung ude". Setelah ibunya datang baru jelas bahwa dia cuma ngomong, hari aku idul budhe. Dari situ bisa keliatan kalo dia mudeng bila namanya Raya dan punya budhe bernama Fitri.

Yang agak menyebalkan adalah ketika orang tua mulai mengait-ngaitkan perilaku cucunya dengan tingkah kita di waktu kecil. Seperti si Adi, fisik dan tingkah lakunya dikatakan lebih mirip dengan ibue Raya dibanding aku. Kalo Citra dikatakan lebih pantas jadi anak adikku yang cowok. Sama-sama gemar binatang dan suka keluyuran ke kebun. Yang mirip bapaknya cuma pecicilannya doang.

Kayaknya nyaman banget ortu buka kartu masa lalu hanya untuk membanggakan cucunya. Misalnya saat Raya susah mandi dan kalo dipaksa malah guling-guling di halaman sambil telanjang. Dengan damai mbahnya berceloteh didepan umum, "persis pakdenya waktu kecil tuh..."

Halah...






10 comments:

  1. Wkwkwk... bagi lagi dong cerita buka kartu dari ortunya... hahaha.
    Jadi ketahuan sekarang spt apa bapaknya Citra dulu :p

    BalasHapus
  2. masa mbah kakungnya dibilang mbaung tweweweng
    tetanggaku jg ada yg kyk Raya itu, klo ngomong perlu penerjemah :D

    BalasHapus
  3. Wah, gua jadi takut punya anak...gimana tar kalo anaknya dari kecil udah garink kayak bapaknya? Hahaha

    BalasHapus
  4. CItra lucuuu..


    Salam kenal, tfs, halah.. :p

    BalasHapus
  5. gemes kalau lihat anak perempuan :) maklum disini adanya anak cowo semua

    BalasHapus
  6. yaa namanya memori orang tua kan terpanggil ketika ngeliat kejadian yang sama.

    jadi, jaman dulu suka guling-guling telanjang om?..

    sekarang?.. kalo sama ibue citra aja ya?? :P

    BalasHapus
  7. seharusnya ortu jangan suka buka aib anaknya dong, walau sama keluarga sendiri :(

    BalasHapus
  8. hahahaha ... kayaknya ortu suka gitu ya ...
    Kalau liat Fauzan nangis sambil lunjak2, Mbahnya pasti komentar, "koyok ibue ndisik .." Halah !

    BalasHapus
  9. keponakannya lucu2 dan penurut-penurut tuh kelihatannya... :P

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena