10 September 2011

Ke Dieng via Banjarnegara

Jalan-jalan ke Dieng, kalo kita menghitung jarak dari jalan besar lintas tengah tentunya akan lebih dekat dari Wonosobo. Tapi karena kemarin aku menginap di Banjarnegara dan setelah dari Dieng akan menuju ke Jogja, aku pilih naiknya dari Banjarnegara saja. Pertimbangannya biar perjalanan berangkat dan pulangnya tidak monoton melalui jalur yang sama.

Perjalanan dimulai dari alun-alun Banjarnegara ke arah utara. Tak perlu takut tersesat karena cukup banyak rambu penunjuk jalan yang menunjukan arah Dieng. Secara garis besar, rutenya adalah Banjarnegara - Banjarmangu - Wanayasa - Batur - Dieng. Jarak yang pasti tak begitu jelas, karena petunjuk km di beberapa rambu terpasang berbeda-beda. Yang jelas dengan perjalanan santai, butuh waktu satu setengah jam untuk sampai disana.

Jalan melalui rute Banjarnegara memang tak semulus rute Wonosobo. Di beberapa bagian ada kerusakan kecil, namun jalannya lebih lebar. Tempat agak lapang di pinggir jalan juga lebih banyak. Sehingga kita lebih leluasa untuk mencari tempat berhenti, sekedar menikmati pemandangan pegunungan di sela-sela kebun sayur penduduk.

Teramat banyak obyek wisata di Dieng yang lokasinya tersebar namun jaraknya tak terlalu jauh. Pilihan jadi banyak namun jadi boros juga di pengeluaran tiket masuk dan parkir kalo semua mau dikunjungi. Tiket masuk masing-masing obyek relatif murah, harganya antara 5 - 10 ribu saja. Kalo bingung dengan banyaknya obyek, pertama kali mendingan menuju ke komplek Candi Gatotkaca saja. Disitu kita bisa minta peta obyek di museum Kaliasa yang terletak di seberang candi. Dari situ kita tinggal pilih mana yang mau dikunjungi mengikuti rute pada peta. Dan yang jelas, di komplek itu kita cukup sekali parkir untuk ke beberapa obyek sekaligus karena di seputaran situ memang ada beberapa obyek yang ngumpul.

Dieng memang cukup nyaman untuk jalan-jalan. Selain wisata budaya dan supranatural, kita juga disuguhi pemandangan alam yang indah dan sejuk. Kesejukan udara ini yang bikin aku merasa nyaman disana. Walau matahari bersinar terik, udara tetap saja sejuk. Makanya aku merasa aman melepas Citra berlarian kesana kemari tanpa takut kulitnya gosong. Efek dari kesejukan udara itu kelihatan banget pada rambut Citra. Kalo di Dieng banyak fenomena anak-anak berambut gimbal, disini rambut Citra yang biasanya kriwil malah jadi agak lurus.


Kalo Korea punya ginseng, Kalimantan punya pasak bumi, Dieng punya juga yang namanya purwaceng. Tanaman asli yang hanya tumbuh disana yang konon berkasiat untuk masalah vitalitas kaum pria. Aku sebenarnya tertarik pengen cari tanaman hidupnya biar aku campur di botol minuman bareng dengan pasak bumi. Tapi yang ditawarkan di kios-kios itu kebanyakan sudah dalam bentuk serbuk kopi atau teh purwaceng. Jadinya batal deh aku cari oleh-oleh khas itu.

Lagian sempat mikir panjang juga waktu mau belinya.
Gandeng istri yang lagi hamil 8 bulan
Gendong bayi umur satu tahun
Kok beli obat kuat...

Apa kata dunia..?

9 comments:

  1. hahaha, ada2 aja Om ini -.-"
    pengen ke Dieeeeeeeng, puas ya Om. liburan bisa jalan2 gitu...pasak bumi wujudnya kayak apa sih Om? Purwaceng juga kayak apa tuh...

    BalasHapus
  2. Makin lama aku makin jatuh hati deh sama Citra.. Foto2 di atas, Citra keliatan manis banget dan 'anteng'. Gak kebayang aku gimana aktifnya Citra kalau dilepas ya? hehehe

    BalasHapus
  3. pertama kali aku lihat istri mas rawins di blog ini

    BalasHapus
  4. Aku pas ke Dieng ke telaga warna, ditawarin ke lokasi bertapa. Gila cing, mantanku suka bertapa di kebun raya bogor malah batinnya tersesat. Ngaco...

    Citra lucu ya... Moga2 dia sayang sama adiknya...Aku pas ke Dieng ke telaga warna, ditawarin ke lokasi bertapa. Gila cing, mantanku suka bertapa di kebun raya bogor malah batinnya tersesat. Ngaco...

    Citra lucu ya... Moga2 dia sayang sama adiknya...

    BalasHapus
  5. citra satu tahun tinggi jg ya mas :D
    harusnya beli aja mas gpp obat kuatnya disimpen buat proses anak selanjutnya hihihi

    BalasHapus
  6. candinya daku suka,love,peace and gaul.

    BalasHapus
  7. hahaha...kata dunia mungkin....Bang, tahan2 lah dulu...ntar klo istri sudah brojol baru lah cari tuh purwaceng :D

    BalasHapus
  8. wah citra kali ini emang maniez... btw ibu hamil emang cantik yach ^_^

    BalasHapus
  9. Ini kata dunia: ih, emang si Rawin mampu? hahaha...

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena