Bukannya mati lagi bos, emang belom idup sejak kena petir kemaren
Mati 2 minggu blm dibeneriiin. Bisa kerja ga kamu..??
Kalo dianggap gabisa kerja, kirim tiket pulang aja bos...
Kapan kmu betulin??
Ini baru balik belanja dari banjar
Kamu Bisa kerja cepat gaaak.???
Bisa banget asal ada duitnya. Dana buat belanja baru aja cair kemarin. Masa bayar pake daon..
Kerjain buruaaan. Ditunggu laporannya
---
Sepenggal percakapan pendek melalui sms dengan bos. Benar-benar sebuah simbiosis yang orang sunda bilang awet rajet. Selalu dan selalu ribut tapi engga juga dipecat. Yang aku rasa sih cuma saling ngotot berebut ego doang. Mau berentiin dengan tidak hormat, belum ada alasan yang tak masuk akal. Dipecat sambil hormat, harus kasih pesangon. Salah sendiri pas aku kabur dulu disuruh balik dengan kompensasi status permanen. Jadinya ga bisa berentiin seenaknya dengan alasan habis kontrak.
Ada trik yang umum digunakan perusahaan untuk memberhentikan karyawan permanen secara halus. Biasanya karyawan dipindah ke posisi yang serba sulit biar ga tahan dan akhirnya mengajukan pengunduran diri. Untung sudah aku antisipasi saat tanda tangan dengan HRD dulu. Aku minta poin siap ditempatkan dimana saja diedit menjadi siap ditempatkan di lokasi manapun sebagai staf IT.
Ini merupakan hasil dari pengalaman lama. Saat perusahaan merasa tak cocok dengan aku yang suka komplen, aku harus mengundurkan diri karena dipindahkan ke bagian kerja non teknik yang memang tidak aku sukai. Soal fasilitas hidup yang serba sulit, bagiku bukan masalah karena aku memang suka tantangan. Dipindah kemanapun dengan posisi tetap di IT berarti tidak memisahkan aku dengan internet yang jadi sumber hiburanku. Walau sebenarnya ini masih ada celah, seperti misalnya mindahin aku ke Jakarta yang pasti membuat aku mundur teratur walau masih di IT.
Hal lain yang bisa membuat aku dipertahankan adalah susahnya cari IT lapangan untuk ditempatkan di pedalaman. Orang pinter komputer banyak, tapi yang mau kerja di hutan begini berapa banyak..? Kebanyakan anak sekarang mau belajar IT karena membayangkan akan kerja enak sambil duduk manis di ruangan yang nyaman serba adem. Makanya mereka lebih suka belajar program doang dan agak jarang yang mau belajar soal hardware juga. Malem coding siang keluyuran ke tengah hutan naik turun tower kayaknya hanya berapa orang yang mau bayangin sejak awal. Apalagi kalo harus urus radio, genset atau instalasi listrik segala.
Beberapa kali pindah kerja, jarang banget aku temukan IT bagian lapangan diisi jebolan informatika. Kebanyakan mereka orang-orang teknik yang belajar program secara otodidak. Aku sendiri cuma STM jurusan listrik yang ga ada hubungannya sama sekali dengan IT. Tapi apa artinya tingkat pendidikan di dunia kerja di tengah hutan begini. Yang penting pede dan bisa nunjukin kinerja, aku ga boleh minder ketika dikasih pasukan yang pendidikannya jauh diatasku.
Buatku, sekolah tinggi itu cuma sekedar perbedaan kesempatan doang. Urusan sukses, tetap ada di tangan sendiri dan harus terus belajar dari lingkungan sekitar agar bisa lolos dari seleksi alam. Yang penting tak boleh cepat merasa puas dengan apa yang sudah didapat.
Sukses itu kan seperti ML
Semakin cepat aku merasa puas
Semakin buruk kualitas pencapaianku...
Kayaknya sih begitu...
Ada trik yang umum digunakan perusahaan untuk memberhentikan karyawan permanen secara halus. Biasanya karyawan dipindah ke posisi yang serba sulit biar ga tahan dan akhirnya mengajukan pengunduran diri. Untung sudah aku antisipasi saat tanda tangan dengan HRD dulu. Aku minta poin siap ditempatkan dimana saja diedit menjadi siap ditempatkan di lokasi manapun sebagai staf IT.
Ini merupakan hasil dari pengalaman lama. Saat perusahaan merasa tak cocok dengan aku yang suka komplen, aku harus mengundurkan diri karena dipindahkan ke bagian kerja non teknik yang memang tidak aku sukai. Soal fasilitas hidup yang serba sulit, bagiku bukan masalah karena aku memang suka tantangan. Dipindah kemanapun dengan posisi tetap di IT berarti tidak memisahkan aku dengan internet yang jadi sumber hiburanku. Walau sebenarnya ini masih ada celah, seperti misalnya mindahin aku ke Jakarta yang pasti membuat aku mundur teratur walau masih di IT.
Hal lain yang bisa membuat aku dipertahankan adalah susahnya cari IT lapangan untuk ditempatkan di pedalaman. Orang pinter komputer banyak, tapi yang mau kerja di hutan begini berapa banyak..? Kebanyakan anak sekarang mau belajar IT karena membayangkan akan kerja enak sambil duduk manis di ruangan yang nyaman serba adem. Makanya mereka lebih suka belajar program doang dan agak jarang yang mau belajar soal hardware juga. Malem coding siang keluyuran ke tengah hutan naik turun tower kayaknya hanya berapa orang yang mau bayangin sejak awal. Apalagi kalo harus urus radio, genset atau instalasi listrik segala.
Beberapa kali pindah kerja, jarang banget aku temukan IT bagian lapangan diisi jebolan informatika. Kebanyakan mereka orang-orang teknik yang belajar program secara otodidak. Aku sendiri cuma STM jurusan listrik yang ga ada hubungannya sama sekali dengan IT. Tapi apa artinya tingkat pendidikan di dunia kerja di tengah hutan begini. Yang penting pede dan bisa nunjukin kinerja, aku ga boleh minder ketika dikasih pasukan yang pendidikannya jauh diatasku.
Buatku, sekolah tinggi itu cuma sekedar perbedaan kesempatan doang. Urusan sukses, tetap ada di tangan sendiri dan harus terus belajar dari lingkungan sekitar agar bisa lolos dari seleksi alam. Yang penting tak boleh cepat merasa puas dengan apa yang sudah didapat.
Sukses itu kan seperti ML
Semakin cepat aku merasa puas
Semakin buruk kualitas pencapaianku...
Kayaknya sih begitu...
kerja di hutan sulit ya? ada lowongan gak? buat saudaraku nih lulusan SMA tapi. cuman nanya doang kok
BalasHapussemangat coy...
BalasHapuskyknya si bos butuh tuh... :D
Salut...!!
BalasHapusJadi ikut mikir juga... Kenapa yah aku juga gak diusir kerja dari sini..
Mungkin cari yang seprofesi seabrek.. tapi sedikit yang betah tinggal disini..
lek, kalo soal ijazah yang ditahan itu gimana menurut sampean? ada pengalaman ngga....??
BalasHapussekarang khan ada modus baru ntuh, harus ditahan ijazah biar nanti keluarnya susah...,;D