17 November 2011

Berubahan

Seorang teman nelpon nanya lowongan kerja di tempatku. Katanya usaha percetakannya tak mampu bertahan dan terpaksa harus gulung tikar. Mau buka usaha lain sudah telanjur kehabisan modal. Aku sempat tanyakan, kalo memang masalahnya cuma modal, kenapa tidak mencoba cari pinjaman ke bank.

Dia pun cerita panjang lebar bahwa kemunduran usahanya bukan sekedar soal itu. Tapi karena perilaku masyarakat yang memang sudah berubah. Kalo dulu, masuk musim kawin dia kebanjiran order cetak undangan sampai kewalahan. Sekarang orang hajatan paling cetak 100 lembar. Undangan cukup disampaikan melalui sms atau jejaring sosial. Payahnya dia kesulitan untuk mengikuti segala perubahan karena dalam benaknya telanjur tertanam bahwa ketrampilannya hanya di bidang itu doang. Berupaya alih profesi tanpa kepedean yang cukup, malah membuat semuanya makin berantakan.

Masalah semacam ini kayaknya umum terjadi. Manusia selalu berubah mengikuti perkembangan jaman. Tapi tetap saja ada satu dua orang yang tak mampu bertahan dan harus tersisih oleh seleksi alam. Padahal aku yakin kalo kita sebenarnya punya sifat dasar untuk selalu beradaptasi dengan lingkungan.

Aku contohkan saja perubahan yang terjadi pada Citra. Saat masih di Jogja, setiap waktu dia hanya bermain dengan bapaknya. Kalopun keluar rumah, yang dia temukan hanya anak-anak cowok yang lebih besar. Bergaul dengan laki-laki membuatnya jadi tomboy dan pecicilan abis. Naik meja, naik pager sampe main bola adalah kegemarannya. Selalu bertemu orang-orang lebih besar membuat Citra jadi manja, karena semuanya pasti mengalah pada kemauannya.

Ketika ditinggal di rumah mbahnya selama hampir sebulan, begitu banyak perubahan yang terjadi. Si mbah punya cucu 7 yang hampir sebaya umurnya dan lebih suka ngumpul di rumah mbah daripada rumah ortunya sendiri. Berada di lingkungan teman-teman seumuran, Citra jadi mulai tahu apa yang dinamakan persaingan. Sifat manjanya mulai terkikis karena tak semua keinginannya akan dipenuhi. Minta gendong mbah kakung saja harus berebut dulu dengan sepupu-sepupunya. Apalagi kalo sudah rebutan mainan atau makanan, berisiknya minta ampun tak ada yang mau kalah. Mbahnya harus mati-matian mengajarkan kata toleransi agar suasana rumah menjadi damai.

Ada saudara sepupu cewek juga berpengaruh ke sifat Citra. Biarpun masih tetap tomboy, tapi dia sudah mulai belajar menjadi cewek. Semenjak tinggal di rumah mbahnya, dia mulai kenal yang namanya jepit rambut. Setiap habis mandi selalu sibuk cari jepit atau karet untuk mengikat rambutnya sambil berteriak "tatik.. tatik..." Sempat ga mudeng juga apa itu tatik. Sampai ibue ngasih tau kalo itu artinya dia pengen dikuncir biar cantik.
Alhamdulillah anakku mulai jadi cewek...

Dalam kehidupan saat ini, perubahan-perubahan semacam inilah yang harus selalu kita antisipasi. Mengikuti 100% memang tidak karena tak semua perubahan itu cocok dengan kita. Tapi antisipasi harus agar kita tak tereliminasi seperti apa yang dirasakan temanku tadi. Salah satu pertanyaan yang harus kita tegaskan lagi ke diri sendiri adalah, kita sebenarnya sedang cari kerja atau cari uang..?

Banyak teman pinter yang mengeluh nganggur hanya karena dia terfokus pada pemikiran cari kerja yang sesuai dengan pendidikannya. Buatku, pendidikan formal itu hanya formalitas belaka. Belajar ke perubahan itu yang terbaik untuk bertahan. Biar ga lulus, pendidikanku STM jurusan listrik arus kuat. Tapi kalo ditelusur jalan kehidupan profesi, sudah ga jelas banget dari sekedar kuli bangunan, tukang gali kabel, kenek bus, serpis komputer, instalatir, jual lukisan dan sekarang terdampar di IT tambang. Besok harus kemana lagi, aku sendiri ga pernah tahu.

Satu lagi yang harus kita pertanyakan kepada diri sendiri adalah cara kita mencari dan mengelola rejeki yang sudah didapatkan. Banyak orang yang mengajarkan untuk menekan pengeluaran agar selalu dibawah pendapatan. Adalagi yang mengajarkan agar selalu mencari penghasilan diatas pengeluaran. Silakan dipikir baik-baik dan pilih mana yang mau dijalani.

Prinsip hidup yang teguh juga harus dibungkus karet fleksibel kalo memang ingin bertahan hidup. Cape harus selalu belajar dan belajar bidang yang baru lagi, itu memang sudah jadi resiko yang tak bisa ditawar. Analoginya mungkin bisa dibaca dari pepatah Jawa lama.

Success is like pregnant
Everybody congratulates you
But no one know how many time you were fucked...



22 comments:

  1. namanya hidup selalu ada perubahan ya

    BalasHapus
  2. ia, memang benar, kalo modal sudah tidak ada kenapa tidak meminjam ke bank/

    BalasHapus
  3. ia, benar sekali, pihak bank pun pasti akan memberi pinjaman.

    BalasHapus
  4. Dari tadi mikir apa arti judul di atas. Ternyata maksudnya "perubahan" to? :p

    BalasHapus
  5. Dari tadi mikir apa arti judul di atas. Ternyata maksudnya "perubahan" to? :p

    BalasHapus
  6. Dari tadi mikir apa arti judul di atas. Ternyata maksudnya "perubahan" to? :p

    BalasHapus
  7. Koneksi yg menyebalkan membuat komentar masuk bertubi2... Mohon maaf.. :)

    BalasHapus
  8. Horeee... si kriwil udah sadar kalau dirinya itu cewek... hehehe

    BalasHapus
  9. Citraaa.... sandal siapa itu yg dipakai? kenapa sandal satunya cuma dipegang aja? enakan pake sandal 'selen' yo nduk? :p

    BalasHapus
  10. betul mas, jaman sekarang kayaknya memang mesti siap dengan arus perubahan. klo ga siap, ya terseret arus lalu mati tenggelem. eh, ngomong2 disana masih ada lowongan ga mas? hehe

    Hahaha..saya suka analoginya. klo mas Rawin berapakali nyuntiknya? haha...

    BalasHapus
  11. iya ya mas hahahha saya juga masih nganggur sih tapi kalau nggak nyambung sama pendidikan kan juga gakpaham mas.. yah entah nyoba nyari kerja dulu deh kalau memang mentok kayaknya lbh baik sekolah lagi aja

    BalasHapus
  12. saya juga sudah nggak lagi terima order undangan, sepanduk juga sekarang pakai digital. perubahan perubahan...

    BalasHapus
  13. mampir mas lama tidak silaturahmi kemari.
    Hidup memang selalu berubah dan perubahan itu secara tidak langsung membawa dampak terhadap kehidupan manusia tergantung bagaimana kita mengalir mengikuti perubahan dengan menyikapi secara positif dan menjadikan hidup lebih baik.
    Sukses slalu!

    BalasHapus
  14. wah kayak judul albumnya d'masiv..:)
    perubahan memang pasti akan terjadi..

    BalasHapus
  15. selalu ada perubahan..
    entah kapan itu..

    BalasHapus
  16. selalu ada perubahan..
    entah kapan itu..

    BalasHapus
  17. selalu ada perubahan..
    entah kapan itu..

    BalasHapus
  18. dalam hidup ini kita pun dituntut untuk dinamis.. :)

    BalasHapus
  19. berubah ga apa2, sih ya. asal ke yang positif aja. citra jadi feminim itu bagus. yg malesin soal orang jarang pake undangan. uh, kurang sopan aja kesannya. aku malah jd males datang ke pestanya, hahaha.
    btw, nice quote, so LOL LOL LOL :D

    BalasHapus
  20. jadi kepikiran juga nih.
    kalau mesti pindah2 bidang ya berat juga ya.
    untung bidang saya sekarang bidang yang fleksibel dan mengikuti perubahan.
    jadi mau tidak mau saya ya harus mengikuti perubahan itu.
    untungnya perubahan itu masih di dalam bidang saya.

    #maaf kalau bacanya pusing

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena