28 November 2011

Menuju Sukses

Tak pernah ada yang istimewa buatku di acara yang setiap tahun sekali orang suka rayakan. Buatku semuanya tidak ada bedanya selama tidak ada perubahan yang berarti dalam perjalanan hidup. Yang secara rutin aku lakukan hanyalah terdiam sejenak dan mencoba menelusuri apa yang aku miliki setahun lalu dan bagaimana yang aku dapatkan hingga saat ini.

Awal langkah dalam setahun ini aku mulai dengan kedukaan yang dalam saat Merapi mencoba mengingatkan betapa lemahnya kita di hadapan alam. Penderitaan saudara-saudaraku di lereng Merapi membuatku membuat keputusan untuk tidak balik ke Jakarta yang artinya aku harus keluar kerja. Hampir tiga bulan aku disana bersama teman-teman relawan Jalin Merapi mencoba belajar mengerti bahwa aku lebih beruntung dibandingkan saudaraku para pengungsi.

Banyak teman yang mempertanyakan keputusan itu. Namun aku tak ingin memalingkan muka dengan penuh keyakinan rejeki itu tak mungkin salah orang. Terbukti saat aku pamitan kepada teman-teman relawan, beberapa penawaran kerja masuk ke hapeku. Aku tak tahu pilihanku salah atau benar ketika aku memutuskan untuk berangkat ke Kalimantan meninggalkan ibue dan Citra yang baru belajar merangkak.

Bisa jadi ini adalah karma dari keputusanku di lereng Merapi dulu, sehingga hanya dalam hitungan bulan karir dalam pekerjaanku cepat naik walau dalam hal pekerjaan tak pernah ada kemajuan sama sekali. Kondisi di pekerjaan memang masih tetap jalan di tempat dengan segala carut marut tak berujung pangkal. Namun dari situ aku bisa melihat begitu banyaknya peluang di sini yang rasanya sulit sekali didapatkan bila aku tetap bertahan di Jawa.

Beralih ke soal keluarga. Setahun ini keluarga kecilku bertambah satu warga dengan lahirnya Cipta. Sebuah kebahagiaan yang tak terkira dimana aku masih dipercaya untuk membesarkan calon manusia yang semoga bisa berguna sepanjang hidupnya. Namun sebuah luka lama masih saja bercokol tanpa aku tahu kapan akan sembuhnya. Adi masih saja belum bisa kembali kepadaku walau hanya sekedar berbagi cerita melalui sms.

Kesuksesan lain yang aku dapatkan adalah dalam hal diet. Setahun lalu bobot badanku 68 kg. Tiga bulan berbagi keprihatinan di lereng Merapi menurunkan angkanya menjadi 64. Merantau ke bumi Dayak yang kaya raya membuat badanku makin susut dan kini tersisa 52 kg. Setiap pulang cuti, ibue pasti komplen tentang hal itu. Tapi apa mau dikata, hidup di tengah hutan dengan pekerjaan tak jelas jam kerja sebenarnya lumayan berat untuk bisa menjaga kesehatan. Apalagi kondisi disini air bersih teramat susah didapatkan. Untuk bisa kembali seperti semula, mungkin aku memang harus pergi dari sini agar bisa kembali hidup teratur bersama keluarga.

Masih seperti biasanya, tak pernah ada wishlist muluk-muluk yang aku buat untuk setahun kedepan selain ingin membahagiakan keluarga kecilku. Merekalah yang membuat aku selalu semangat menghadapi segala cobaan hidup. Tiada harapan lain selain ingin membuat mereka selalu tersenyum sepanjang waktu. Pelan-pelan kutelusuri jalan agar bisa kembali berkumpul bersama ibue, Citra, Cipta dan pastinya Adi suatu saat nanti.

Maafkan ayah yang pergi terlalu jauh. Namun percayalah bahwa perjalanan pelan ini adalah pasti. Begitu banyak keinginan yang harus diantrikan satu persatu. Bagaimanapun juga kesuksesan harus didahului dengan perjuangan yang ulet. Agar semangat berjuang, aku harus banyak-banyak memupuk mimpi yang diharapkan jadi kenyataan. Karena mimpi itu harus diawali dengan tidur, maka langkah awalku untuk meraih kesuksesan adalah tidur sekarang juga.

Met malem semua...
Aku mau mengawali langkah besarku dulu
Banyakin Tidur...



10 comments:

  1. cipta akan menhadirkan cerita lagi seperti citra, klo adi aku ga tau.

    BalasHapus
  2. #speechles emang yah orang kalo menjelang tidur/agak malaman dikit suka tiba2 jadi puitik, pilihan kata2 kamu renyah. enak dibaca :)

    eh ini kamu ulangtahun atau gimana yah?! Hehee...

    BalasHapus
  3. jadi kalau mau diet masuk hutan saja gitu :)

    BalasHapus
  4. loh kok makin kurus sampeyan cak

    BalasHapus
  5. Kesuksesan adalah proses, bukan ending...hemm iya gak?

    BalasHapus
  6. di balik kesusahan, pasti akan ada hikmahnya...

    BalasHapus
  7. wkwkwk akhir cerita yg konyol..heee
    tapi boleh juga...haa

    BalasHapus
  8. met malem juga ,walaupun menyapanya dimalam yg berbeda hehehe

    BalasHapus
  9. terkadang untuk meraih suatu kesuksesan kita harus merelakan sesuatu ang kita sayang,seperti jauh dari keluarga

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena