06 Juni 2011

Penjarah Bagasi Pesawat

Tidak ada maksud untuk mendiskreditkan Lion Air, bila aku memiliki beberapa pengalaman tak mengenakan untuk urusan bagasi. Pernah dari Jakarta, orangnya tiba dengan selamat di Jogja, tapi bagasi mampir dulu ke Balikpapan. Pernah pula orangnya sudah tiba di Sukarno Hatta, bagasi masih tersimpan rapi di Adi Sucipto.

Kesal dengan pengalaman tak enak itu, aku beralih jadi pelanggan setia Mandala. Tak pernah ada keluhan tentang pengelolaan bagasinya plus lebih jarang delay dibanding Lion. Makanya aku cukup kecewa ketika Mandala harus gulung tikar yang artinya aku harus balik ke pelukan Lion. Memang banyak banyak maskapai lain, cuma sayangnya beberapa tujuan rutin seperti ke Banjarmasin dari Jogja hanya Lion yang melayani. Untuk keberangkatan dari Jakarta, sebenarnya banyak penerbangan lain. Tapi semenjak ada kebijakan dari kantor karyawan tidak boleh beli tiket sendiri, aku lebih sering dapat tiket Lion Air dibandingkan yang lain.

Semenjak itu, aku lebih hati-hati dengan barang bawaan dan mulai mengurangi barang berharga seperti laptop dari bagasi non kabin. Ransel yang tak bisa masuk kabin lebih banyak aku isi pakaian atau barang tak penting. Mungkin salahku sendiri, kenapa lebih suka pakai ransel daripada koper yang bisa dikunci. Walau ada pelayanan pembungkusan plastik wrap sebagai pengaman di setiap bandara, aku malas menggunakannya. Akibatnya aku pernah sekali kehilangan jaket yang aku masukan di ransel.

Selain jaket itu, aku memang belum pernah kehilangan yang lain. Namun beberapa kali aku mendapatkan tali pengikat ransel berubah simpulnya. Memang kebiasaanku menggunakan simpul tertentu ala pramuka saat mengikat ransel, sebelum menutup dengan pengaitnya. Makanya aku bisa menduga, simpul itu pernah dibuka orang sebelum tiba di tujuan. Pernah pula pengait ransel yang sengaja aku pasang terbalik, ketika sampai di tujuan jadi terpasang dengan benar.

Walau ada pengumuman di banyak tempat, tentang kehilangan barang di luar tanggung jawab maskapai, apakah itu bisa jadi pembenaran untuk membuka-buka tas orang tanpa hak. Bila memang dicurigai menyimpan sesuatu yang terlarang, bukankah itu bisa dilakukan di tempat pemeriksaan XRay didepan pemilik barang.

Yang aku tak mengerti, kenapa kebetulan itu selalu terjadi ketika aku menumpang Lion Air. Saat menumpang Garuda atau Mandala belum pernah aku mendapat pengalaman serupa. Maskapai lain juga belum pernah kejadian. Tapi tak bisa dijadikan tolok ukur karena aku baru sekali dua kali saja menjadi penumpangnya.

Dan suatu kebetulan juga, bila terjadi hal semacam itu, selalu salah satu origin atau destinasinya adalah Sukarno Hatta. Belum pernah terjadi bila salah satunya bukan bandara Jakarta. Jadi sumber penyakitnya di Lion Air atau pihak bandara, aku tak bisa mengambil kesimpulan.

Namun sekali lagi, soal kait mengkait dengan nama Lion Air dan Sukarno Hatta mungkin hanya kebetulan semata dan bukan kejadian nyata. Tapi kapan konsumen bisa memperjuangkan hak-haknya di negara ini. Selalu saja harus mengalah dan menerima segala aturan sepihak tanpa bisa berbuat banyak. Pasrah dan tawakal saja jadi obyek pelaku penderita. Padahal aku juga ga pengen balas dendam kok.

Misalnya saja kenyataan bisa dibalik
Maskapai menitipkan pramugarinya kepadaku
Aku berani jamin deh keselamatannya
Kalo kehormatannya...
Au ah lap...

Ada pengalaman lain..?

9 comments:

  1. untung saja...sy blm pernah mengalami kejadian seperti itu...


    soalnya jarang naik pesawat... :D

    BalasHapus
  2. Se4lamat Pagi Kawan
    Postingan yang bagus kawan
    Sukses Selalu ya

    BalasHapus
  3. Waktu mau berangkat ke Cina 3 minggu lalu, petugas ngecek barang di bandara Soekarno-Hatta sempat protes ke gua

    "Mas, kok kopernya digembok? Nanti kalau ada pemeriksaan bagaimana?"

    Gua jawab, "Kalo butuh periksa ya periksa saja di depan saya. Bapak tau ga yg namanya privacy? Memangnya bandara mau tanggung jawab apabila ada barang yg saya yg hilang dalam pemeriksaan?"

    Diam seribu bahasa tu petugas

    So yeah menurut gua kalo traveling tuh bagusnya tiap barang yg masuk bagasi tuh digembok karena di Indonesia benar2 tidak ada jaminan aman/tidaknya suatu barang

    BalasHapus
  4. wah, jaket hilang. jangan-jangan ada penumpang cewek kancutnya hilang juga. ada-ada saja tukang kutil.

    BalasHapus
  5. Belum ada pengalaman gituan, Mas. Palagi di titipin pramugari, yang ada suamiku ntar kegirangan! Oggaaahhh....

    BalasHapus
  6. fiuh, saya naik pesawat 2x. lion air dan batavia air. untungnya ga kayak gitu. tapi cuman konsumsinya kere

    BalasHapus
  7. Hahaa.. tak kira cuma aku yg pernah ngalamin Koper dimana Orangnya dimana haha... Bener kang, Lion emank kebiasaan begitu, aku sih belum pernah kehilangan barang, cuma ya itu sering banget barangnya singgah dulu ditempat lain sementara orangnya udah sampe... makanya aku sekarang males bawa apa2 mending bawa barang ringan aja lag yg bisa ditenteng :D

    BalasHapus
  8. hal-hal seperti ini perlu dituliskan di surat pembaca media massa nasional, biar mendapat perhatian dari yang bersangkutan

    BalasHapus
  9. ck ck ck ternyata gtu yah
    untunglah aku takut naek pesawat jadi gak punya pengalaman dengan pesawat hehehe :p

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena