Mengutip replai dari kang ML di blog Dunia Paralel :
"namanya juga dunia goib....hehehe......dunia aneh memang, karena identitas disini "malah" tidak menjadi sebuah "keharusan" bin "mutlak" sesuai dengan identias aslinya.... satu-satu nya media "yang memaklumi" bagi siapapun untuk memiliki "identias tidak nyata"....... ah, ini memang dunia impian....."
Mungkin ini jawaban dari pertanyaan saya yang lama tidak terjawab tentang perlu atau tidaknya sebuah identitas di dunia maya. Secara umum memang tidak ada ketentuan yang mengharuskan kita terbuka atau mengungkapkan diri kita secara total. Tapi kalau kita merasa siap untuk masuk ke sebuah komunitas tertentu, apakah masih pantas kita menampilkan profil hanya berisi gender : female...
Masalah ini sepertinya tidak cuma di internet. Di alam nyata pun, saat di tempat umum kita tak pernah terbuka sepenuhnya dengan masalah identitas ini. Kita baru terbuka saat kita akan nimbrung dalam suatu habibat tertentu.
Terlalu risihkah bila kita mengisi profil kita di lingkup sempit seperti MP misalnya. Tidak perlulah terlalu kumplit seperti kita mau daftar bupati. Tapi paling tidak, orang lain bisa melihat diri kita secara terbatas. Setiap kali ada yang menginvite kita untuk menjadi contact, MP selalu mengingatkan kita agar selektif dan mengaccept hanya yang benar-benar kita kenal. Trus, mau kenal bagaimana kalau profilnya kosong melompong...? Terus terang, kalau saya mengunjungi MPer yang baru saya kenal, pertama kali saya buka adalah profilnya. Setidaknya dari sini saya bisa memberikan penilaian awal mengenai orang itu. Terlepas dari jujur atau tidaknya isi profil itu.
"Share Your Life With Your Friends..." Di sini kita berbagi. Ikhlaskah kita berbagi kalau di awal perkenalan saja kita sudah begitu pelit dengan identitas. Tidak bergunakah profile page di MP..?
"Takut, mas. nanti disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab.."
Apakah orang jahat hanya ada di internet..? Kayaknya di alam nyata malah lebih banyak orang yang tega menyalahgunakan identitas kita untuk berbuat yang kurang menyenangkan. Saya seringkali bertanya ke temen yang mencantumkan identitas lengkap dan nyatanya belum pernah ada masalah dengan itu. Justru beberapa temen saya yang irit bin pelit soal profil pernah mengalami MPnya dihack orang.
Memang kita tidak bisa menyuruh orang untuk terbuka kepada kita. Tapi sepertinya sebuah etika yang bagus bila kita berkenan memperkenalkan diri sebelum kita meminta orang lain untuk menerima kita. Sopankah bila kita masuk ke rumah orang yang belum kita kenal tanpa memberitahu siapa kita. Padahal kita ingin menjadi akrab atau malah nginep di rumah itu.
Waspada itu wajib, tapi ketakutan yang berlebihan, jangan deh...
Tapi no komen lah...
Terserah pribadi masing-masing...
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih