15 Februari 2010

Ke Candi Sukuh

Niatnya ke Solo pengen naik kereta uap wisata yang katanya dinamakan Jaladara. Cari informasi, sepur kluthuk yang kalo aku sebut dengan nama sepur ireng itu pangkalannya di Stasiun Purwosari dan beroperasi tiap hari Sabtu dan Minggu. Makanya pagi-pagi setelah nyamper Kanthong dan keluarganya di Kartasura, langsung menuju Stasiun Purwosari.

Ealah, nyampe sana malah dipingpong tidak jelas. Nanya kesana kemari jawabannya beda-beda. Cuma dari loket yang sedikit mudah dimengerti. Kereta uap itu cuma titipan Pemkot Solo. Jadi mau dioperasikan atau tidak tergantung Pemkot.

Biar ibu-ibu hamil itu tidak kecewa, aku tawarin pengen kemana lagi. Trus katanya pengen yang adem. Di Solo yang adem paling-paling ke Tawangmangu. Cuma aku yang ga tega kalo kesana. Kebayang ibu-ibu itu harus berjalan jauh naik turun tangga menuju grojokannya. Jadi aku sarankan saja ke Candi Sukuh.

Candi Sukuh memang tidak sebesar Prambanan atau Borobudur. Cuma karena aku hanya orang awam, yang datang ke candi tidak pernah untuk berpikir seperti arkeolog, hal itu tidaklah penting. Yang penting suasananya adem dan asik untuk menenangkan pikiran. Lagi pula pengunjungnya tidak terlalu ramai, jadinya nyaman untuk jalan-jalan disana.

Candi sukuh memang candi paling aneh yang pernah aku lihat. Bentuknya tidak seperti candi umumnya di Indonesia yang mengacu kepada Borobudur atau Prambanan. Bentuknya malah mirip piramida berujung datar seperti candinya suku Maya atau Aztec di Amerika latin sana. 

Reliefnya juga loncat-loncat ceritanya. Soalnya aku lihat figur Anoman di salah satu relief, sementara di relief yang lain kulihat figur Si Pat Kai dan Sun Gho Kong. Ada juga patung dan relief yang identik dengan Osiris Dewa Mesir. Dan yang terbanyak adalah relief berisi cerita Kidung Sudamala. 

Tapi itu cuma dugaan orang awam saja lho, aslinya aku tidak tahu. Tidak ada pemandu wisata atau dijual buku-buku tentang candi itu soalnya.

Yang suka jalan-jalan, bisa tuh ngadem kesana sebagai alternatif. Atau sebagai tujuan wisata tambahan setelah Tawangmangu. Tak perlu berlelah-lelah kok. Aspal mulus sampai ke depan candi walau tanjakannya cukup asik.

Sebagai informasi, biaya yang dihabiskan untuk menuju kesana :
- Bensin Jogja - Candi Sukuh pp : Rp 100.000,- (pake Inova, kalo yang lain itung sendiri)
- Pintu masuk : Rp 5.000,- / mobil
- Parkir : Rp 3.000,- / mobil
- Tiket masuk : Rp 2.500,- / orang

Makan sebaiknya cari di kota aja deh seputaran Solo atau Karanganyar. Sepanjang jalan ke arah Candi rumah makan tidak begitu banyak. Dan kemarin nyoba kok rasanya kurang sreg dengan lidahku walau tidak terlalu mahal.

Gitu aja deh...

2 comments:

  1. {buat gambar paling atas}
    ha ha ha ha....
    nice pose kang rawins !!!
    cool abis......

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena