16 Februari 2010

Kenapa Takut Ke Kiri

Lagi cari-cari film baru di Piratebay, aku malah nemu sebuah ebook yang sepertinya asik, The Return of History and the End of Dreams. Baru aku baca sedikit, soalnya harus bolak balik buka kamus neh. Tapi ada sebuah kutipan yang menarik tentang tatanan dunia baru yang dilontarkan teroris dunia, Mr Bush.

In 1991, President George HW Bush spoke of a "new world order" in which "the nations of the world, East and West, North and South, can prosper and live in harmony," where "the rule of law supplants the rule of the jungle," where nations "recognize the shared responsibility for freedom and justice."

Dengan tatanan baru itu katanya dunia akan maju dan damai dalam harmoni, yang tentunya mengarah ke arah paham liberal. Walau kenyataan ternyata bicara lain. Uni Soviet malah hancur lebur ketika mereka berusaha menjadi negara liberal dengan ditelorkannya prinsip glasnot dan perestroika. Dan yang paling anyar adalah ketika negara-negara yang katanya maju harus kisruh dalam krisis ekonomi berkepanjangan. Dan China yang masih mempertahankan ideologi komunisnya justru bisa bertahan dan segera bangkit dari keterpurukan.


Di negara kita sendiri, masih banyak yang merinding dan mencap jelek ketika seseorang bicara kata komunis. Seolah-olah komunisme merupakan hal terhina hanya karena negara kita pernah mengalami tragedi G30S/PKI. Padahal yang namanya kudeta dan kekejaman tak hanya dilakukan orang-orang berfaham komunis saja. Mr Bush saja yang katanya paling liberal dan termasuk orang yang agamis, nyatanya malah menjadi otak mesin pembunuh nomor satu di dunia.

Melihat kenyataan seperti ini, tidak terpikirkah untuk mencoba mengurai apa saja sih yang bisa kita dapat dari komunisme. Soalnya selama ini bila mendengar kata komunis, yang nancep di otak kita adalah manusia tidak bertuhan, bukan sebuah ideologi yang mengajarkan kesamarataan dalam masyarakat.

Mungkin ada yang bertanya, apakah tidak merupakan kemunduran bila kita kembali ke ajaran komunisme..?

Aku rasa tidak ada yang mundur. Karena apa yang ada di dunia selalu berputar. Ketika tren sudah mencapai puncaknya, akan kembali ke masa lalu atau yang sering dinamakan back to basic. Yang lebih jelas mungkin apa yang ditawarkan oleh Francis Fukuyama dalam bukunya The End of History and The Last Man. (Cuma maap, ebooknya ketlingsut neh, lagi dicari lagi tempat donlotnya..)

Konsep End of History, melihat "kematian" sebagai ditinggalkannya sebuah prinsip, kondisi, realitas (pinsip ekonomi, kondisi kehidupan, realaitas sosial), untuk beralih pada kondisi, atau realitas lain. Namun bukan berarti itu kiamat, melainkan berubah menjadi baru atau kembali ke pemikiran lama.

Ketika kapitalisme ternyata mulai membawa manusia ke dalam kehancuran, dan yang teguh memegang prinsip lama dalam sosialisme ternyata maju, kenapa tidak untuk kembali ke masa lalu. Rasa sosial sudah saatnya kita hidupkan kembali. Seperti kita tahu, rasa sosial kita semakin hari semakin merosot. Orang lebih suka bersosialisasi secara virtual dan homogen melalui internet daripada beranjangsana. Padahal kenyataannya, ketika kita tertimpa musibah, tetap saja kita membutuhkan bantuan tetangga sebelah dan tak mungkin berteriak kepada teman chatting di internet.

Kapitalisme dan liberalisme telah nyata-nyata menghancurkan sendi-sendi kemasyarakatan kita. Siapa kuat dialah yang menang sehingga benar kata bang haji, yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin.

Lihatlah kenapa China saat ini menjadi perkasa dalam bidang perekonomian walau jumlah rakyatnya paling banyak di dunia. Pemerintahnya mau peduli dengan usaha kecil menengah dan industri rumahan. Tidak seperti di negara kita yang mangadopsi faham barat. Rakyat kecil tetap saja tertindas. Cari tambahan modal ke bank saja sulitnya minta ampun. Beda dengan yang gede, butuh dana trilyunan satu jam cair. Padahal kata teman yang di BRI, golongan ekonomi lemah paling takut untuk menunggak setoran kredit.

Kapan kita bisa tinggalkan kapitalisme dan mencoba kembali kepada sosialisme komunis..? Jangan lupa, beberapa abad yang lalu, Nabi Muhammad saja sudah memerintahkan kita untuk belajar ke negeri China. Kenapa kita melupakan fatwa dari junjungan kita sendiri hanya karena takut tidak dianggap modern hanya karena tidak ikut kapitalis..?

Kenapa takut ke kiri jalan terus..?

3 comments:

  1. Analogi yang bagus, "kenapa takut ke kiri jalan terus". Ya dunia terus berputar. Jaman terus berlalu, semakin lama semakin berkembang. Akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman, keegoisan manusia juga makin berkembang. jal ini terbukti dengan rendahnya kepedulian masyarakat sekitar, mereka lebih suka mementingkan diri sendiri, padahal kita tak bisa hidup sendiri.
    Ternyata ke kiri itu tidak dianggap buruk melulu. Tetapi kiri itu bisa dianggap sebagai bentuk proses kembali ke masa lalu, kurang lebih gitu ya...?

    BalasHapus
  2. Sebuah realita di sekitar kita. Orang cenderung menganggap faham komunis sosialis ke arah religi dan bukan tatanan negara...

    BalasHapus
  3. yap that's right...

    banyak org salah kaprah dalam memandang ideologi kiri...


    cm masalahnya, ada juga banyak aspek yg harus kembali ditijau dari ideologi kiri...


    seperti terlalu memaksakan negara terlibat dalam setiap urusan personal justru bisa juga berakibat buruk

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena