01 Februari 2010

Belajar Bisnis Lagi

Dulu ada jawaban klise ketika seorang anak kecil ditanya tentang cita-cita. Jawaban paling sering adalah menjadi dokter. Ada juga yang ingin menjadi guru, pegawai dsb yang semua mengarah pada satu hal, yaitu menjadi pekerja. Jarang banget jawaban yang mengarah pada keinginan menjadi pengusaha. Menjadi pedagang misalnya...



Pola pikir anak kecil itu aku kira terpengaruh oleh keinginan sebagian orang tua juga. Sebagian dari kita masih merasa bangga ketika anaknya diangkat pegawai dengan harapan kedepannya akan menjadi PNS daripada ketika anaknya mulai belajar berdagang kecil-kecilan. Kesan pegawai sepertinya lebih cemerlang dibandingkan kata juragan rongsok misalnya.

Dan hal itu saat ini pun masih menancap dalam dalam benak sebagian dari anak muda kita. Setelah lulus kuliah, mereka lebih suka menenteng map keluar masuk perusahaan daripada mencari-cari peluang yang kiranya bisa jadi lahan menciptakan lapangan kerja.

Aku sendiri yang sebenarnya terbiasa usaha sendiri walau kecil-kecilan pada akhirnya harus menjadi karyawan karena terjepit keadaan beberapa tahun lalu. Memang terasa damai menyandang status karyawan. Yang penting kerja sesuai instruksi, setiap bulan terima gaji. Beda banget dengan ketika aku masih usaha sendiri. Setiap hari harus mencari strategi agar usaha bisa tetap eksis di tengah persaingan usaha yang semakin berat. Setiap awal bulan seringkali susah tidur ketika besok karyawan harus gajian sementara tagihan disana sini macet.

Sayangnya kedamaian menjadi karyawan mulai terusik lagi kini. Ketika kenyataan bicara bahwa aku lebih susah untuk bermimpi. Dengan status karyawan, setiap kali ingin memiliki sesuatu, aku cuma bisa menghitung hari. Ingin beli ini berarti harus kredit sekian tahun dengan resiko perbulan gaji tinggal sekian. Itu saja....

Ketika usaha sendiri, tetap saja aku punya hutang. Tapi perhitungannya berbeda. Pengen punya motor, aku harus berusaha cari proyek agar bisa dapat uang agak banyak. Dapat hasil proyek 10juta, ambil 2 juta untuk DP motor. Sisanya buat nambahin modal sehingga setoran motor bisa terbayar.

Saat ini, ketika modal untuk membuka usaha belum ada, tak mungkin aku langsung keluar dari pekerjaan ini. Satu-satunya jalan aku cari usaha sampingan dulu. Tapi itupun sangat sulit mengingat jam kerjaku dari pagi sampai jam 8 malam. Sampai akhirnya aku pun ingat kegiatan lama, mencari uang di blog. Ini yang paling memungkinkan, karena waktu luangku di kantor sebenarnya banyak dan kendalanya hanya aku tak bisa keluar kantor.

Sebagai persiapan, aku sudah bayarin domain rawins.net untuk 2 tahun. Melihat pengalaman dulu, setahun ngurus rawins.com, pendapatanku sebulan rata-rata bisa 300USD. Padahal dulu waktu dan internetnya sangat terbatas karena mengandalkan modem hape. Dengan fasilitas internet unlimited di kantor, aku yakin dalam jangka waktu 2 tahun bisa mendapat penghasilan tambahan lumayan.

Masalahku saat ini, aku harus belajar lagi tentang blog dan cara cari pengunjung sebanyak-banyaknya agar pendapatan meningkat. Pengalaman di masa lalu mungkin kurang sip karena lama sekali aku meninggalkan dunia usaha itu. Rawins.com akhirnya hanya aku pakai untuk nyampah, karena dulu aku tersandung komplen dari Adobe, gara-gara ada crack Photoshop termuat. Aku telat merespon sampai akhirnya Google ikut campur dan accountku di blokir.

Siapa yang sudah bosen jadi karyawan, kita belajar bareng yuk... Tak perlu keluar banyak dana dulu biar ga nyesel. Aku juga cuma memanfaatkan blogspot yang gratisan kok.

Sekalian aku mau minta maaf bila sementara jarang menyapa teman. Masih sibuk beres-beres blog bisnis dulu. Rencanaku akan bikin 10 blog dan baru kelar 2 biji, Mountain Bike dan Software Download. Tar kalo udah beres, aku ikutan nyampah lagi...

3 comments:

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena