09 Februari 2010

Menunda Pekerjaan

"Kebiasaan, sukanya menunda-nunda pekerjaan..."

Itu celoteh yang paling sering aku terima setiap kali pulang kantor dan ditanya, sudah ke dokter..? sudah ke bengkel..? dll dll

Bumi berputar selama 24 jam sekali, sebenarnya cukup longgar untuk menjalani aktifitas sehari-hari. Tapi entah kenapa aku selalu saja kekurangan waktu untuk menjalani tugas-tugasku. Setiap pekerjaan yang ada selalu aku usahakan selesai pada kesempatan pertama. Sehingga aku lebih sering pulang malam daripada menunda sampai besok pagi. Karena aku selalu berpikir, besok pagi pasti akan ada pekerjaan baru lagi.



Agar tak menyita waktu, beberapa pekerjaan yang memungkinkan sudah aku onlinekan termasuk yang berurusan dengan bank. Meeting dengan embel-embel makan siang pun sudah aku kurangi dan diganti percakapan melalui skype. Sehingga dalam satu waktu aku pun bisa melakukan beberapa pekerjaan sekaligus. Misalnya sarapan sambil ngecek email masuk, ngedit hasil pemotretan sambil ngupil atau ngeblog sambil ngebom di toilet.

Atau mungkin karena kebiasaan bekerja online sudah terlalu dalam merasuk, sehingga untuk pekerjaan yang bersifat offline aku kadang keteteran. Sering juga muncul rasa malas ketika harus keluar kantor walau alasan utamanya soal efisiensi waktu. Satu pekerjaan di luar mungkin membutuhkan waktu dua atau tiga jam, sementara aku duduk di kantor satu jam bisa menyelesaikan dua atau tiga pekerjaan.

Yang agak susah adalah banyak pekerjaan yang tidak bisa didelegasikan kepada orang lain. Terutama yang menyangkut data rahasia perusahaan yang hanya boleh diketahui aku dan bos di Jakarta. Makanya yang sering dikorbankan adalah waktu untuk pribadi dan keluarga. Seperti keharusan aku kontrol ke dokter setiap tanggal 15, selalu saja mundur-mundur kadang sampai akhir bulan.

Makanya aku sampai ndableg bila istri sudah komentar tentang kebiasaanku menunda pekerjaan. Karena tertundanya juga karena agar pekerjaan lain tidak tertunda. Apalagi aku pikir istriku kadang plin plan juga. Seperti ketika pekerjaan wajib sebagai suami ke istri aku selesaikan dengan cepat tanpa penundaan. Istriku malah komplen, "kok cepet amat sih..?"

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena