10 Februari 2010

Pecinta Hujan

Hujan basah di luar sana...

Tiga puluh tahun lalu...
Aku akan berteriak kegirangan sambil buka baju dan melompat keluar rumah. Tak lupa menyanyikan lagu kebangsaan, "Uruk-uruk udan gede ana lele mlebu bale..."

Lima belas tahun lalu...
Aku akan tersenyum bahagia karena ada kesempatan berduaan lebih lama dan mengharap hujan tak segera reda. Aku pun akan dianggap romantis walau hanya berucap pelan, "hujan turun lagi, yang..."

Saat ini...
Aku bisa menjadi manusia paling sibuk di saat hujan Jokja yang selalu disertai angin besar tiba. Aku berteriak kesal karena listrik tiba-tiba mati sebelum aku menekan tombol save. Dari belakang anak-anak berteriak, "gudang bocor pak kejatuhan duren..!" atau "asbes atap terbang lagi, pak.." Belum lagi telpon dari rumah bunyi, "cepetan pulang, dapur banjir..."


Satu hal yang sama, tapi aku selalu menerimanya berbeda. Makanya aku kadang berharap bisa kembali ke masa lalu, dimana aku selalu ceria menerimanya. Dulu ketika sepeda bapak kotor, tanpa diminta aku akan mencucinya sebagai alasan mandi hujan. Sekarang motor atau mobil kotor aku akan ngomel keluar uang lagi untuk bayar tukang cuci.

Dulu kehujanan di jalan malah jadi pengharapan. Karena aku tak perlu mengantarkan kekasihku cepat-cepat tanpa kena marah orang tuanya karena pulang terlambat. Berduaan di emper toko menunggu hujan reda terasa begitu indahnya. Sekarang, terlambat pulang dengan alasan hujan tak bisa diterima. Paling dijawab, "kan bisa pakai mobil..."

Itu kan istri, mungkin saja ada yang protes begitu. Dengan pacar pun sepertinya akan bernasib sama. Hujan bukan lagi alasan untuk terlambat tanpa kena marah. Apalagi kalo terlambat bulan...

Huuuh...
Kenapa aku bukan pecinta hujan lagi...?

6 comments:

  1. ha ha ha....
    ada ada saja sampean iku
    dulu aku pasti dimarahi kalau main hujan2-an
    sekarang ??? alamak....bisa kena flu aku

    BalasHapus
  2. nah lho...
    suka mandi hujan kan...?

    BalasHapus
  3. 15 tahun yg lalu klw lg sama yayank.. klw lg sama pasukan...???
    oya mas, hulda suka nongol di dunia maya ga?? hehehe, apa mlh udh jd followers rawins??

    BalasHapus
  4. ealah, jangan nggugaih macam turu ah...

    BalasHapus
  5. he....he....
    hal yang sama tapi luput dari perhatian...
    ....................................

    BalasHapus
  6. Pengaruh usia kali. Semakin tua semakin tak jujur pada keadaan, jadinya ga bisa menerima keindahan itu lagi...

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena