Kali ini entah untuk yang keberapa kalinya, ada seorang teman yang datang untuk minta kritik dan saran. Tapi ketika aku sampaikan apa yang aku lihat dan rasakan, dia malah balik ngambek dan ngomel tidak karuan. Aku dibilang tidak beres, melecehkan dan sebagainya.
Walau kita hidup dengan orang banyak dan harus sering meminta pandangan orang lain, tapi kita seharusnya tetap menyadari bahwa pandangan orang itu hanya sekedar penambah masukan saja. Keputusan akhirnya tetap harus dari diri kita sendiri dengan mempertimbangkan segala aspek pribadi. Bagaimanapun juga, membuat baju untuk diri sendiri tidak seharusnya mengukur badan orang lain kalo memang ingin hasilnya pas.
Untuk apa berbasa basi minta kritik bila ternyata tidak mau instropeksi diri setelah orang lain menyampaikan pandangan. Terus terang saja minta dipuji bila memang hanya ingin dilihat sisi baiknya saja. Setahuku yang namanya kritik itu untuk memperbaiki apa yang dianggap jelek, bukannya menonjolkan apa yang dianggap baik.
Aku sendiri sering meminta pandangan orang banyak dalam satu hal sebelum aku memutuskan sesuatu. Aku butuh pembanding agar hasil keputusanku bisa seimbang dan tidak subyektif. Oleh karena itu aku lebih suka minta pendapat ke orang yang berbeda pandangan denganku. Apapun pendapatnya aku tak akan menganggap itu sebagai suatu pelecehan, karena memang niatnya mencari penyeimbang. Kalo minta pendapat ke orang yang seide sepemikiran, itu bukan mencari keseimbangan, tapi mencari dukungan.
Dan dari semua masukan itu, tetap keputusannya ada pada diriku sendiri. Aku tak mau sepenuhnya menyerahkan keputusan kepada orang lain. Apalagi menimpakan kesalahan kepada penyumbang ide ketika ternyata keputusan itu berakhir dengan kegagalan.
Apapun kata orang, aku suka menerima kritik. Apalagi kritik tempe dan mendoan. Hmmmm...
Walau kita hidup dengan orang banyak dan harus sering meminta pandangan orang lain, tapi kita seharusnya tetap menyadari bahwa pandangan orang itu hanya sekedar penambah masukan saja. Keputusan akhirnya tetap harus dari diri kita sendiri dengan mempertimbangkan segala aspek pribadi. Bagaimanapun juga, membuat baju untuk diri sendiri tidak seharusnya mengukur badan orang lain kalo memang ingin hasilnya pas.
Untuk apa berbasa basi minta kritik bila ternyata tidak mau instropeksi diri setelah orang lain menyampaikan pandangan. Terus terang saja minta dipuji bila memang hanya ingin dilihat sisi baiknya saja. Setahuku yang namanya kritik itu untuk memperbaiki apa yang dianggap jelek, bukannya menonjolkan apa yang dianggap baik.
Aku sendiri sering meminta pandangan orang banyak dalam satu hal sebelum aku memutuskan sesuatu. Aku butuh pembanding agar hasil keputusanku bisa seimbang dan tidak subyektif. Oleh karena itu aku lebih suka minta pendapat ke orang yang berbeda pandangan denganku. Apapun pendapatnya aku tak akan menganggap itu sebagai suatu pelecehan, karena memang niatnya mencari penyeimbang. Kalo minta pendapat ke orang yang seide sepemikiran, itu bukan mencari keseimbangan, tapi mencari dukungan.
Dan dari semua masukan itu, tetap keputusannya ada pada diriku sendiri. Aku tak mau sepenuhnya menyerahkan keputusan kepada orang lain. Apalagi menimpakan kesalahan kepada penyumbang ide ketika ternyata keputusan itu berakhir dengan kegagalan.
Apapun kata orang, aku suka menerima kritik. Apalagi kritik tempe dan mendoan. Hmmmm...
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih