30 Mei 2011

Balik Mudik

Pulang kampung
Sesuatu yang ngangenin sekaligus nyebelin.

Ngangenin, karena dengan itu kita bisa berjumpa dengan sanak saudara, teman lama dan suasana kampung yang menyejukan hati. Nyebelin, karena ada semacam pemeo, bahwa perantau tidak akan pulang sebelum sukses. Berani pulang kampung suka diartikan sebagai orang yang sudah sukses di kota. Yang pada akhirnya sering membuat kita lepas kontrol atas keuangan. Sampai suka disebut menampung hujan setahun habis menguap kena panas sehari. Makanya klop sudah, bila pemeo warga kampung ini bertemu dengan sindrom pulang kampung yang dialami perantau itu sendiri.

Apalagi bila pulang kampungnya ke negara yang berjudul Cilacap. Jalanan Cilacap yang aduhai, mengharuskan kita menambah anggaran untuk pijat boyok dan antisipasi ancaman turun berok. Belum lagi biaya ke bengkel yang tak pernah bisa dihindari. Selalu ada saja masalah di jalanan, entah itu pelek penyok, dop ilang, pecah ban atau sekedar kempes di tengah bulak sawah. Untuk mudik kali ini, memang tidak ada gangguan ban. Tapi bagian bawah pintu kiri digrafir dengan indahnya dan harus dikenteng.

Tapi semua hal yang tak enak itu tak pernah ada artinya dengan kebahagiaan yang didapat. Makanan kampung, kenangan masa kecil, semilir angin bebas polusi, bisa menjadi pengobat segala penat. Walau memang sudah begitu banyak perubahan yang terjadi. Sudah tak ada lagi anak-anak gembala duduk di punggung kerbau sambil meniup suling. Yang masih terlihat bersama ternak tinggal bapak-bapak tua, sementara anak mudanya sibuk bersmsria di atas sepeda motor.

Begitu melihat sawah menguning siap panen, hati juga mendadak damai. Berarti dalam waktu dekat bakal dapat kiriman beras dari mbahnya Citra. Bersyukur banget bila pulang ga pas lagi panen. Minimal Citra tak harus kegatelan, karena halaman rumah mbahnya penuh gabah. Yang paling penting, aku ga harus kerja paksa angkat junjung karung dan jemur padi. Menantu durhaka...

Memang durhaka. Dimana-mana orang pulang selalu bawa oleh-oleh. Ini malah kebalikannya. Kalo mudik bagasi kosong melompong. Begitu balik, seisi pasar induk sayuran diangkut semua. Kapan mulai kepikiran membalas budi ke orang tua. Dari anak-anak sampe tua bisanya cuma meminta. Apalagi sekarang, Citra kangen mbahnya selalu jadi alasan.


Tapi harus siap-siap neh. Besok tua pasti digituin sama anak cucu. Makanya mumpung masih ada kesempatan, puas-puasin angkut-angkut.

Hahaha payah...

14 comments:

  1. wah itu petenya nantangin kirim lah mas hihiihih

    BalasHapus
  2. yeah...akhirnya dapat libur juga ya...


    jangan sampai lupa kembali ke borneo krn keasyikan di kampung

    BalasHapus
  3. Petainya merangsang oiii....

    Jangan khawatir, aku juga begitu kok kalo pulkam. Pergi kosong pulang penuh,,,,hihi.. TOS!

    BalasHapus
  4. Sama saja iya saya juga begitu kalau pulkam, kalau udah pulang penuh bawa'an yang macam-macam. Sampai-sampai capek sekali bawanya... hhhiii.. tapi tidak apa-apa karena dikampung semuanya murah-murah kalau hidup dikota kan mahal-mahal.
    Salam kenal iya gan :).

    BalasHapus
  5. Wah bingung aku mau koment apa..hehehe...
    Tp,,,...
    nice post sob...

    oh ya dukung aku di Kontes SEO Mari Berkomunitas Di Faceblog ya????
    Mari Berkomunitas Di Faceblog


    Salam kenal dan sukses selalu Mas Rawins... :)

    Ditunggu kunjungan balik dan komentnya!!! :)

    BalasHapus
  6. hati-hati mabuk petai hehehe

    BalasHapus
  7. Kalo pulang kr rumah orang tua, aku biasanya maunya leyeh-leyeh, bangun siang, dan leha-leha. Dan selalu aja kebiasaan datang bawa koper dikit dan pulang bawa koper seabrek. Walah..dari kecil sampek sekarang kok tetep aja masih ngempeng sama orang tua ya? :p

    BalasHapus
  8. Wahaha datang dengan tangan kosong, pulang dengan membawa banyak oleh2.
    Hati2 orang tuanya marah :p

    BalasHapus
  9. Walah orang lain mudik bawa oleh2 banyak buat orang2 dirumah, lha sampean malah terbalik mudik gak bawa banyak giliran balik ke rantau bawa seabrek haha... :D ndak apa2 lah yg penting Transferan rekening tetep mengalir ke Rumah wkwkwkwk... :)

    sepertinya di jalan emank selalu ada aja masalah ya Sob... hem... berarti udah balik ke Kalimantan donk???

    BalasHapus
  10. looh tapi justru itu, balik lagi bawa banyak barang karena di desa biasanya jauh lebih murah.. atau kebiasaan orang tua yang "nyangoni" anaknya cem macem..

    sama kalo saya ke tempat eyang, meski deket tapi kalo pulang dibawain pisang setandan kalo nggak kacang tanah hasil panenan

    BalasHapus
  11. hahaha...tapi biasanya inisiatip bawa segala macem itu bukan dari kita, tapi dari orang tua yang kebetulan di rumah mblangkrak ora karuan.

    BalasHapus
  12. walahh bawa pulang pete banyak panen ya mas hehehe :p

    BalasHapus
  13. jadi pengen segera mudik... :'(

    BalasHapus
  14. Waduw..bisa peot kayak gitu mobilnya :D
    Wah..keluarga mas suka makan pete ya?
    Bagasinya penuh dengen pete tuh, hahaha...

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena