25 Mei 2011

Candi Cetho

Salah satu tujuan jalan-jalan kemarin adalah ke Candi Cetho di lereng Gunung Lawu sana. Candi yang masuk ke wilayah Jenawi Kabupaten Karanganyar itu memang cukup mengasyikan dijadikan target travelling. Jalanan sempit belak belok penuh tanjakan curam diapit jurang sangat bagus untuk memacu adrenalin. Sesampainya di tujuan yang begitu elok, sejuk dan indah, sangat ideal untuk memompa balik kadar serotonin.

Tak ada alasan khusus untuk ritual walau Candi Cetho banyak berfilosofi tentang kesuburan sebagaimana halnya Candi Sukuh yang tak jauh dari situ. Mengingat saat Citra berusia 6 bulan dalam kandungan, aku datang ke Candi Sukuh dan saat ke Candi Cetho sekarang, adiknya Citra juga berumur sama.

Candi yang secara filosofi Kejawen sering dianggap sebagai pusat penyangga keseimbangan jagat Nusantara itu memang berbeda dengan candi-candi umumnya. Arsitektur Cetho dan Sukuh strukturnya berteras bak punden berundak bisa dianggap sebagai bangkitnya budaya atau kultur asli sebelum pengaruh agama-agama dari luar Nusantara masuk. Apalagi bila dikaitkan dengan simbol phallus yang selama ini dianggap budaya Hindu dengan lingga yoninya, ternyata mulai diungkap sebagai kebudayaan asli Nusantara purba.

Sayangnya keaslian situs ini sudah banyak tercemar. Bukan oleh vandalisme ABG iseng, melainkan oleh pemerintah yang banyak mendirikan bangunan tambahan dalam kompleks saat memugar. Tidak ada penjelasan sama sekali mana bangunan asli dan mana yang baru. Perlu kejelian saat melihat struktur bahan bangunan untuk bisa membedakannya atau menanyakan kepada tukang foto yang ada di situ.

Gapura depan yang berbentuk Candi Bentar dan patung Dewi Saraswati di bagian belakang candi sengaja dibangun dengan alasan untuk menyemarakan sekitar candi. Padahal untuk situs bersejarah semacam ini, tinjauan arkeologis seharusnya menjadi poin pertama. Masalah dukungan promosi agar banyak pengunjung, sah-sah saja dibuatkan berbagai tambahan. Tapi apakah tak lebih baik bila sarana rekreatif tambahan itu dibangun di luar situs walau masih dalam satu komplek. Kalo ditambah odong-odong kayaknya tak terlalu mengganggu. Namun penambahan arca dan sebagainya tanpa ada keterangan jelas, bisa membuat asumsi pengunjung melenceng dari dari sejarah awalnya.

Terserah deh, itu urusan arkeolog dan pemerintah. Buat aku yang penting bisa ngadem bersama keluarga. Dari Jogja dengan perjalanan santai bisa ditempuh dalam waktu 3 jam melalui Solo lanjut ke Palur dan ke arah Tawangmangu. Sekitar 12 kilo sebelum Tawangmangu ambil jalan lurus di pertigaan sementara ke Tawangmangu belok kanan. Pengeluaran juga tak terlalu banyak. Bensin Avanza dari Jogja pp diisi 100 ribu masih nyisa. Tiket masuk per orang 2.500,- dan parkir 3.000,-

Yang paling penting, mobil harus dalam kondisi sehat, mengingat tanjakan-tanjakannya lumayan aduhai. Kalo berangkat dari Jogja pagi, bisa tuh dibikin satu paket dengan tujuan Candi Cetho, Candi Sukuh, Grojogan Sewu atau sekedar jalan-jalan di kebun teh. Mau ditambah dengan Curug Jumog atau yang lain-lain juga bisa mengingat disitu banyak obyek wisata kecil-kecil yang belum terkenal.


9 comments:

  1. ada kebun tehnya juga ya Om? pengennn ke sana >.<

    BalasHapus
  2. wah wah,,,, kunjungan ke candi.... nampak asik nih kalo badan ku masih semungil itu main air di foto itu ^_^

    BalasHapus
  3. Aku dari dulu pengen banget ke Jogja, liat candi-candi itu. Apa daya duit tak sampai. :(

    Sedih tak terkira hatiku ini....

    BalasHapus
  4. jadi pengin kesana neh, udaranya juga segar tuh beda banget dengan yg disini T_T

    BalasHapus
  5. grojogan sewu, candi sukuh...jadi ingat masa2 kuliah. tapi saya lom pernah ke candi cetho, kpn ya ke sana?

    BalasHapus
  6. Cihuy... wes muleh kampung ternyata haha... wah2 lama ndak Blogging jadi ketinggalan cerita jalan2 sampean sama si Mbak N Citra ki aku haha... Citra juga kayanya udah sehat tuh setelah ngeliat bapaknya :D

    Hem.. klo Candi Cetho kebetulan aku blum pernah tau bentuknya Kang, jadi gak baca postinganmu ya sekaligus aku nambah ilmu hhe... tapi baru tau di deket2 candi ada Kebon tehnya, perasaan jarang2 ada Candi yg + kebon teh haha...

    Wes lah aku tak pamit dlu, semangat n happy blogging :D

    BalasHapus
  7. saya pernah tahu candi yang dalemnya ada patung alat kelamin laki2 cetho banget gitu.. katanya ada yang buat cewek juga yah?.. untuk mengetahui apa masih perawan atau nggak dengan ngelangkahi batu itu

    BalasHapus
  8. tanjakan aduhai? hehehee pasti mengerikan tuh....

    aku suka berwisata ke candi candi
    suka piknik juga ke candi

    BalasHapus
  9. Wasyem jadi ingat kampung... Ingat jaman SMA, kalo hiking biasa dari sukuh , ke cetho lewat hutan cemara lanjut ke grojogan sewu... Waduhai...

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena