31 Oktober 2011

Persahabatan

Tak terasa sudah sampai lagi ke penghujung Oktober. Dan di bulan ini, sudah dua teman lagi yang pergi dari site karena tak tahan dengan kondisi manajemen toko yang acakadut. Sedih juga setiap bulan harus kehilangan teman-teman becanda melepas segala kepenatan di tengah hutan seperti ini. Lebih sedih lagi kalo ingat mereka yang pergi adalah orang-orang yang selalu memintaku bertahan.

Sudah dua orang manajer HRD yang ngerjain aku agar tidak pergi. Pertama saat aku kabur bulan Maret lalu dan sudah santai di rumah hampir sebulan. Beliau nelpon memintaku kembali dengan berbagai penawaran baru. Tak sampai sebulan aku balik, malah dianya yang duluan cabut.

Sekitar pertengahan tahun ini aku ribut dengan bos dan langsung mengemasi ransel. Tahu aku mau kabur, pasukanku bersumpah setia bilang ikut keluar dari pekerjaan. Juragan HRD yang baru langsung sibuk merayu-rayu agar aku bertahan. Katanya sih dia butuh banget bantuanku di site. Dasar orang tak tegaan, aku pun menyabarkan hati dan batal pergi hanya demi kata persahabatan. Makanya aku empet banget ketika pertengahan bulan ini malah dia yang mengundurkan diri. Lebih enek lagi ketika aku komplen tentang kepergiannya, dia cuman bilang, "elo mau cabut sebenarnya ga begitu gua pikirin. Tapi jangan satu batalyon dibawa semua. Gua yang pusing cari gantinya tau..."

Persahabatan memang ibarat kencing di celana. Semua orang dapat melihatnya, tapi hanya kita sendiri yang dapat merasakan kehangatannya. Dan inilah yang seringkali menjadi dilema. Mudah saja aku berlenggang kangkung pergi dari sini. Tapi kesetiaan beberapa teman membuatku harus berpikir panjang. Apalagi beberapa orang yang aku bawa kesini, sebelumnya mereka dalam posisi kerja. Apakah etis aku tinggalkan mereka, padahal mereka pun bilang akan ikut keluar bila aku mengundurkan diri. Makanya aku jadi pilih-pilih banget kepada beberapa penawaran pekerjaan yang masuk. Yang aku pikirkan bukan cuma soal kerjaan dan gaji saja. Tapi juga kepastian untuk aku membawa serta beberapa teman setia walau mungkin bertahap.

Lagi pula pekerjaanku belum selesai. Aku tak terbiasa meninggalkan pekerjaan setengah jalan. Aku ingin sistem yang kubangun segera tuntas dan bisa implementasi. Sehingga saat aku pergi, minimal aku punya bahan cerita bahwa di perusahaan anu aku bikin anu. Ada kebanggaan tersendiri yang sulit diungkapkan saat aku dengar sesuatu yang aku buat masih dipakai setelah lama aku meninggalkannya.

Atas nama persahabatan dan ambisi itulah yang bisa bikin aku bersabar dengan kenyataan pekerjaanku banyak dihambat. Cuma kadang sebel juga ketika ada teman yang sudah lama cabut menghubungi lewat telpon atau chat. Sudah pasti mereka akan mempertanyakan kenapa aku masih bertahan. Kalo sudah begitu, paling banter aku cuma bilang, "target pekerjaanku kelar kan setahun..."

Menyebalkan dan bikin bete memang. Tapi itulah resiko hidup yang kadang tak bisa kita jalani sekehendak hati. Tak boleh aku menolak saat perputaran roda berada di bawah. Makanya segala kesusahan ini sering aku anggap sebuah pemerkosaan. Saat aku tak mampu melawan, kenapa pula tak mencoba untuk menikmatinya...

Selamat berpulang, teman
Semoga damai telah tega mendahului kita...

19 comments:

  1. emng y sob kerja di daerah 2 pedalaman yg jauh membutuhkan perjuaang dan semangat tingkat tinggi,, oh ya sekedar info kemaren2 nih blog yg di domain nya di ganti com susah kebuka nth kenapa ada pesan singkat begini,,,

    Our systems have detected unusual traffic from your computer network. Please try your request again later. Why did this happen?


    IP address: 222.124.3.13
    Time: 2011-10-30T16:06:46Z

    ntah apa maksudnya sy tak tahu,,

    BalasHapus
  2. Cieee berarti temennya om eko pada cinta sama kamu ya om, hahahah~

    "Sekitar pertengahan tahun ini aku ribut dengan bos dan langsung mengemasi ransel." Ngambekan, hahaha...

    BalasHapus
  3. semoga pekerjaannya cepat selesai mas

    BalasHapus
  4. Pertimbangkan bikin buku, Bang Rawins...saya suka banget tulisan2mu...hehehe

    BalasHapus
  5. masih ada ya persahabatan kyk itu... :D

    BalasHapus
  6. doh pengibaratannya itu loh, bikin menggelinjang nggakk karuan. haha..

    yasudlah ada yang datang ada yang pergi, biar seimbang.. kalo nggak mau ikutan, ya dinikmati aja..

    enak-enak gimannnaaa gitu. #plak

    BalasHapus
  7. Beratnya hidup dan bekerja di pedalaman ya..?
    Ternyata banyak juga yg akhirnya memilih menyerah.

    BalasHapus
  8. Kagum dengan solidnya persahabatannya...benar indahnya persahabatan banget...

    BalasHapus
  9. Persahabatan memang ibarat kencing di celana. Semua orang dapat melihatnya, tapi hanya kita sendiri yang dapat merasakan kehangatannya.

    Keren mas, mantep tuh kata2nya :D
    Oh..ya, sahabat emang tak tergantikan.
    Berat bamget rasanya kalo kehilangan sahabat yang selama ini slalu ada sama2 kita, bercanda bersama, dll.
    Semoga aja masnya betah2 aja disana :D

    BalasHapus
  10. Itu kondisi real yang sering kita hadapi di dunia kerja,mau tidak mau pasti teman kita satu persatu akan memilih jalan yang berbeda dengan kita,karena mindset kita beda dengan mereka
    Tapi walaupun berpisah,tapi saya selalu yakin tali silahturahmi antara kalian sebagai sahabat tidak akan pernah putus,karena itulah yang dinamakan persahabatan

    BalasHapus
  11. Persahabatan memang ibarat kencing di celana. Semua orang dapat melihatnya, tapi hanya kita sendiri yang dapat merasakan kehangatannya.

    he he, lucu banget ...

    BalasHapus
  12. saya yang sering cabat-cabut kadang suka bangga merasa telah memecat bos sebelum dipecat, tapi sering juga nyesel karena kemudian hubungan baik sulit dibangun lagi.

    BalasHapus
  13. salut buat komitmennya utk tetap bertahan.

    BalasHapus
  14. nyaris mirip dgn pengaLamanku. saat duLu resign, ternyata eh ternyata 9 orang di bawah ku ikutan minggat juga :-D

    BalasHapus
  15. jadi inget sepupuku yang kerjanya serupa, cuma bertahan 2 minggu. langsung cabut dan pulang...
    hehehee

    BalasHapus
  16. Tulisannya bagus bang Rawins. Kayaknya anda cocok jadi penulis, bahasanya mengalir dan enak dinikmati.

    Btw di situ kerja sebagai apa ?

    BalasHapus
  17. Tak boleh aku menolak saat perputaran roda berada di bawah...
    Mantepppp... semangatt..

    BalasHapus
  18. kehilangan teman memang sangat berat.
    salam kenal.

    BalasHapus
  19. kehilangan teman memang sangat berat.
    salam kenal.

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena