Dalam pekerjaanku, ada tiga hal yang selalu membuat aku kehabisan waktu istirahat. Pertama adalah setelah cuti. Ditinggal 2 minggu saja, masalah di kerjaan pasti menumpuk. Agak susah melatih pasukan agar bisa bekerja efektif, multitasking dan autorun. Menjadikan mereka trampil relatif mudah, tapi memadukan segala potensi ternyata susah juga. Ditinggal sebentar saja sudah lari sendiri-sendiri seperti anak ayam kehilangan induk.
Kedua adalah musim hujan. Ketika cuaca berubah basah, kas perusahaan akan cepat mengering dengan banyaknya perangkat yang rusak. Apalagi bila ada petir menemani, tingkat gangguan semakin tinggi.
Yang ketiga adalah big bos datang ke site. Dalam kondisi ini, karyawan yang biasanya santai pun mendadak berubah menjadi paling sibuk. Namun sayang kesibukan mereka seringkali malah menghambat orang lain. Sekian lama pekerjaan ditunda-tunda, begitu bos datang harus beres dalam waktu singkat. Akibatnya bagian urus infrastruktur yang paling keteteran harus pontang-panting kesana kemari.
Dan sudah nasibku bila seminggu belakangan ini, aku baru saja pulang cuti, hujan mulai turun dan big bos datang menyambangi. Terasa banget menyedihkannya jadi pekerja bergaji all in yang harus kerja all out secara insidental. Harus mengikuti meeting-meeting berkepanjangan dengan juragan, sementara kebutuhan sekian ratus karyawan di wilayah kerja sepanjang 40 kilometer harus tetap terlayani tanpa tambahan amunisi.
Agak sedikit terhibur adalah saat perbaikan di daerah pelabuhan. Walau masih di tengah hutan tapi dekat anak sungai Barito yang lumayan asik buat ngadem. Kalo pas suntuk bisa kabur dulu pake speedboat. Sinyal hape yang teramat susah disini jadi alasan tepat untuk menghindari panggilan sekretaris bos untuk datang ke ruang meeting. Radio dimatikan juga tak pernah dikomplen lebih jauh saat dikatakan masih dalam perbaikan.
Adem juga otak dibawa kebut-kebutan di sungai sambil sesekali berlambat-lambat saat masuk ke pemukiman terapung di beberapa bagian. Kehidupan masyarakat sungai pedalaman yang menggantungkan hidup dari air membuat mereka melakukan segala hal di depan rumah termasuk untuk mandi.
Memang ada mitos yang melarang mengintip orang mandi agar terhindar dari kutukan menjadi batu. Tapi kan ada dalil yang mengatakan bahwa selama itu merupakan pandangan pertama masih dalam kategori nikmat dan belum bisa dikatakan laknat. Apalagi definisi mengintip adalah melihat secara diam-diam dari tempat tersembunyi. Ini jelas-jelas kelihatan di depan mata, tak bisa dong dikatakan sebagai mengintip.
Biar begitu tetap saja aku sempat waswas dengan kutukan menjadi batu itu
Soalnya saat melewati sekelompok cewek-cewek yang lagi mandi
Sempat ada bagian tubuhku yang mendadak mengeras
Haduh, amit-amit dah...
Kedua adalah musim hujan. Ketika cuaca berubah basah, kas perusahaan akan cepat mengering dengan banyaknya perangkat yang rusak. Apalagi bila ada petir menemani, tingkat gangguan semakin tinggi.
Yang ketiga adalah big bos datang ke site. Dalam kondisi ini, karyawan yang biasanya santai pun mendadak berubah menjadi paling sibuk. Namun sayang kesibukan mereka seringkali malah menghambat orang lain. Sekian lama pekerjaan ditunda-tunda, begitu bos datang harus beres dalam waktu singkat. Akibatnya bagian urus infrastruktur yang paling keteteran harus pontang-panting kesana kemari.
Dan sudah nasibku bila seminggu belakangan ini, aku baru saja pulang cuti, hujan mulai turun dan big bos datang menyambangi. Terasa banget menyedihkannya jadi pekerja bergaji all in yang harus kerja all out secara insidental. Harus mengikuti meeting-meeting berkepanjangan dengan juragan, sementara kebutuhan sekian ratus karyawan di wilayah kerja sepanjang 40 kilometer harus tetap terlayani tanpa tambahan amunisi.
Agak sedikit terhibur adalah saat perbaikan di daerah pelabuhan. Walau masih di tengah hutan tapi dekat anak sungai Barito yang lumayan asik buat ngadem. Kalo pas suntuk bisa kabur dulu pake speedboat. Sinyal hape yang teramat susah disini jadi alasan tepat untuk menghindari panggilan sekretaris bos untuk datang ke ruang meeting. Radio dimatikan juga tak pernah dikomplen lebih jauh saat dikatakan masih dalam perbaikan.
Adem juga otak dibawa kebut-kebutan di sungai sambil sesekali berlambat-lambat saat masuk ke pemukiman terapung di beberapa bagian. Kehidupan masyarakat sungai pedalaman yang menggantungkan hidup dari air membuat mereka melakukan segala hal di depan rumah termasuk untuk mandi.
Memang ada mitos yang melarang mengintip orang mandi agar terhindar dari kutukan menjadi batu. Tapi kan ada dalil yang mengatakan bahwa selama itu merupakan pandangan pertama masih dalam kategori nikmat dan belum bisa dikatakan laknat. Apalagi definisi mengintip adalah melihat secara diam-diam dari tempat tersembunyi. Ini jelas-jelas kelihatan di depan mata, tak bisa dong dikatakan sebagai mengintip.
Biar begitu tetap saja aku sempat waswas dengan kutukan menjadi batu itu
Soalnya saat melewati sekelompok cewek-cewek yang lagi mandi
Sempat ada bagian tubuhku yang mendadak mengeras
Haduh, amit-amit dah...
hehehehe.... kompak!
BalasHapustadinya sempat ngintip di dasbor, akhirnya aku meLu ngintip Luna Maya wae :-D
mas pada point ke tiga emang ya sering terjadi pada kebanyakan orang, sebelumnya maaf ya.... orang akan rajin bekerja apabila tidak ada bos atau supervisor yg ngontrol dan sebaliknya ketika ada yg ngontrol semua solah-olah bekerja dengan semangat. tapi klo udah pergi lagi ya sante lagi apalgi ada pemandangan yang seger yg bisa membuat sebagian tubuh ada yg mengeras.... ngok.
BalasHapusBagi fotonya donk bang...hehehe
BalasHapuskalo saya mau pandangan pertama aja deh
BalasHapuskayaknya ini pembahasan para cowok. aku komentar sesuai kategori "mbuh"
BalasHapusnah ,,, nahh,, si omm,,,
BalasHapushehe,, mengeras apaan kali sob, awas loh ntr membatu tuh onderdil,,hehe,, btw pekerjaan dlm bidang apa nih sob,,
BalasHapusfotonya dong kak... fotonya fotonya...
BalasHapusMasih memegang Prinsip... No Pic = Hoax...
BalasHapusBintitaaaaaan.... x_x
BalasHapusingat istri om, kalau diintip pada pandangan pertama oleh orang lain bagaimana :D
BalasHapusBingung mau komen apa... Pamit pulang aja deh :)
BalasHapusKok gak difoto om?
BalasHapuswkwkwkkw.. nemen nemen, nggolek hiburan oleh bonus :P
BalasHapushahahahaha ada bagian tubuh mengeras,apaan tuh?love,peace and gaul.
BalasHapusTernyata ada mitos seperti ini ya kalau ngintip jadi batu.....
BalasHapusWaduh belum ada kutukan sudah mengeras...?
BalasHapushahaha, pas saya ke Pasar Terapung dulu juga liat mbak2nya mandi biasa2 aja tuh Om :p
BalasHapusHadeuh... Kalo istrinya baca gimana dongkolnya ya...
BalasHapusWhakakakak....(ups...!) Wah seru donk ngintipin orang mandi. Mana fotonya koq ndak di pasang?
BalasHapus