Akhirnya kebersamaan kali ini sudah sampai lagi di ujungnya. Hari ini aku harus meninggalkan keluarga kembali ke hutan untuk mencari nafkah. Walau lagu "kau datang dan pergi" seperti ini sudah menjadi rutinitas. Namun keberangkatanku yang ini terasa beda dan lebih berat dari biasanya.
Biasanya ibue aku tinggalkan bersama Citra yang sudah bisa disambi dan bisa bermain sendiri. Sekarang Citra tidak ikut ke Jogja, ketinggalan di rumah mbahnya Cilacap. Tapi berdua dengan Cipta ternyata berbeda dengan Citra dulu. Cipta walau lebih pendiam, tapi nenennya kuat. Masih aku temenin saja, ibue sudah kekurangan waktu istirahat karena tugas menyusui tidak bisa diambil alih orang lain. Setelah aku berangkat, pasti tambah repot ga ada yang ngegantiin nyuci nyetrika popok.
Apalagi sejak kemarin ibue mengeluh kena migrain. Sampe sedih melihat ibue menyusui sambil nangis nahan sakit. Diajak ke dokter, katanya kasihan Cipta yang pasti akan ikut ngenyot obat-obatan yang dikonsumsi. Seaman apapun namanya obat kimia, katanya tetap punya indikasi tambahan yang kadang tidak diduga. Alternatifnya mencoba pijit ke dukun bayi. Bisa jadi migrainnya itu karena pengaruh salah urat akibat sepanjang waktu harus tidur miring waktu menyusui. Dipijit dan diceklukin katanya sudah rada lumayan. Eh, diceklukin bahasa Indonesianya apa sih...? Itu loh, yang rambutnya ditarik sampai bunyi jekluk.
Tapi tadi malam migrainnya kumat lagi sampe nlangsa lihat anak dan ibu balapan mewek. Karena ibue ngeyel takut obat-obatan kimia, aku coba cari-cari di google tentang obat migrain untuk ibu menyusui. Cross check dari beberapa artikel, memang mau ga mau harus ke dokter. Memang bisa dengan mengkonsumsi jahe, tapi lebih banyak dianjurkan sebagai pencegahan.
Agak bisa dimengerti kenapa migrain lebih banyak menyerang cewek daripada cowok. Beberapa artikel mengatakan penyebab utamanya adalah kekurangan serotonim. Serotonim kalo gak salah adalah hormon yang bisa membuat orang merasa damai, tenang dan melebarkan pembuluh darah otak. Kekurangan serotonim selain membuat orang jadi tegang, juga menyempitkan pembuluh darah yang pada akhirnya membuat suplai darah ke otak menjadi berkurang dengan hasil akhir migrain itu tadi.
Kalo bicara tentang serotonim, ada kaitan yang lumayan erat dengan kehidupan seksual. Katanya saat seseorang mengalami orgasme, produksi serotonim akan meningkat. Sehingga setelah itu orang cenderung menjadi tenang bahkan enak tidur. Tak aneh kalo laki-laki jarang kena migrain, karena produksi serotonimnya rata-rata tinggi akibat orgasme yang biasanya lebih rutin dialami apapun caranya. Beda kasus dengan perempuan yang aktivitas seksualnya harus terpotong acara haidh dan nifas pasca melahirkan. Untuk yang lagi dalam kondisi normal saja, banyak yang mengeluh tidak mencapai orgasme. Mungkin ini juga jawabannya, kenapa kalo aku mulai stress di kerjaan, sakit kepala dan otot leher terasa kaku. Bisa langsung plong setelah melakukan ritual naik-naik ke puncak gunung.
Dah ah, mulai melenceng kesana kemari...
Adakah yang punya pengalaman obat migrain tradisional
Khususnya yang aman dan nyaman untuk ibu yang menyusui..?
Diketik sambil bengong di Bandara Adi Sucipto
Yang ditutup selama 3 jam gara-gara si komo eh esbeye mau lewat
Biasanya ibue aku tinggalkan bersama Citra yang sudah bisa disambi dan bisa bermain sendiri. Sekarang Citra tidak ikut ke Jogja, ketinggalan di rumah mbahnya Cilacap. Tapi berdua dengan Cipta ternyata berbeda dengan Citra dulu. Cipta walau lebih pendiam, tapi nenennya kuat. Masih aku temenin saja, ibue sudah kekurangan waktu istirahat karena tugas menyusui tidak bisa diambil alih orang lain. Setelah aku berangkat, pasti tambah repot ga ada yang ngegantiin nyuci nyetrika popok.
Apalagi sejak kemarin ibue mengeluh kena migrain. Sampe sedih melihat ibue menyusui sambil nangis nahan sakit. Diajak ke dokter, katanya kasihan Cipta yang pasti akan ikut ngenyot obat-obatan yang dikonsumsi. Seaman apapun namanya obat kimia, katanya tetap punya indikasi tambahan yang kadang tidak diduga. Alternatifnya mencoba pijit ke dukun bayi. Bisa jadi migrainnya itu karena pengaruh salah urat akibat sepanjang waktu harus tidur miring waktu menyusui. Dipijit dan diceklukin katanya sudah rada lumayan. Eh, diceklukin bahasa Indonesianya apa sih...? Itu loh, yang rambutnya ditarik sampai bunyi jekluk.
Tapi tadi malam migrainnya kumat lagi sampe nlangsa lihat anak dan ibu balapan mewek. Karena ibue ngeyel takut obat-obatan kimia, aku coba cari-cari di google tentang obat migrain untuk ibu menyusui. Cross check dari beberapa artikel, memang mau ga mau harus ke dokter. Memang bisa dengan mengkonsumsi jahe, tapi lebih banyak dianjurkan sebagai pencegahan.
Agak bisa dimengerti kenapa migrain lebih banyak menyerang cewek daripada cowok. Beberapa artikel mengatakan penyebab utamanya adalah kekurangan serotonim. Serotonim kalo gak salah adalah hormon yang bisa membuat orang merasa damai, tenang dan melebarkan pembuluh darah otak. Kekurangan serotonim selain membuat orang jadi tegang, juga menyempitkan pembuluh darah yang pada akhirnya membuat suplai darah ke otak menjadi berkurang dengan hasil akhir migrain itu tadi.
Kalo bicara tentang serotonim, ada kaitan yang lumayan erat dengan kehidupan seksual. Katanya saat seseorang mengalami orgasme, produksi serotonim akan meningkat. Sehingga setelah itu orang cenderung menjadi tenang bahkan enak tidur. Tak aneh kalo laki-laki jarang kena migrain, karena produksi serotonimnya rata-rata tinggi akibat orgasme yang biasanya lebih rutin dialami apapun caranya. Beda kasus dengan perempuan yang aktivitas seksualnya harus terpotong acara haidh dan nifas pasca melahirkan. Untuk yang lagi dalam kondisi normal saja, banyak yang mengeluh tidak mencapai orgasme. Mungkin ini juga jawabannya, kenapa kalo aku mulai stress di kerjaan, sakit kepala dan otot leher terasa kaku. Bisa langsung plong setelah melakukan ritual naik-naik ke puncak gunung.
Dah ah, mulai melenceng kesana kemari...
Adakah yang punya pengalaman obat migrain tradisional
Khususnya yang aman dan nyaman untuk ibu yang menyusui..?
Diketik sambil bengong di Bandara Adi Sucipto
Yang ditutup selama 3 jam gara-gara si komo eh esbeye mau lewat
Mas Eko, coba dibawa dulu ke dokter saraf. Sekarang banyak obat-obatan migrain yang aman untuk ibu menyusui. Jangan dipendam sendiri ya kesusahannya ibu yang baru melahirkan.
BalasHapusbenar mas coba ikutin saran bu dokter Vicky,naik turun gunung apakah itu?love,peace and gaul.
BalasHapuscoba deh ke rumahku kamis malem, ada pembetulan tulang belakang terapi chiropractice. kalo mau sih... urusannya saraf kejepit di tulang belakang
BalasHapussaya sebenernya dulu waktu masih labil pernah nulis artikel cara mengatasi sakit kepala sebelah atau migrain. kalo yg sakit di kepala sebelah kiri, maka yg sebelah kanan dijedotin ke tembok. tapi sungguh artikel itu sangat tidak dianjurkan. baik dari segi kedokteran maupun dari segi apapun.
BalasHapuskesian juragan.. :(
BalasHapuspake totok tangan aja..
tekan-tekan sudut diantara telunjuk dan jempol..
ada saraf yang langsung ke kepala..
aku pernah nulis ini dulu..
get well soon ya teteh..
Kata guruku jedotin pala ke tembok =,=
BalasHapusAku juga sering migrain T___T
Obatnya sih turu... tradisional tho?
Di Cekluki sehari 3 kali Om... Sesudah makan.. biar kaya minum obat... :)
BalasHapussemoga cepat sembuh ya bang... !
BalasHapusBerkunjung kak,,makasih atas infonya
BalasHapus