"Mas... aku ingin camping di gunung. Sekaraaaang...."
Cuma segitu SMS yang terima kemarin sore. Tapi ada rasa yang teramat dalam menghujam dan tak hilang sampai dini hari ini. Kejenuhanku di ibukota, ketidaksesuaian prinsip dengan atasan, mimpi-mimpi aneh yang tak kuharapkan, kerinduanku pada seseorang dan rasa kehilangan yang sebenar-benarnya kehilangan, telah membutakan mata dan hatiku untuk menerima kenyataan bahwa hidup ini indah.
Sepotong pesan pendek itu terasa bagaikan petir di malam sepi. Membukakan kenangan-kenangan lama, mengumbar segala keindahan lalu, mengajak hati ini berontak untuk menemukan kembali hidupku yang telah lama hilang.
Yah... aku bukanlah Winetou atau Dr. Karl May. Tapi aku pernah begitu meyakini kata-kata mereka tentang ganasnya racun hawa prairie dalam jiwa. Aku telah lama pergi. Aku sudah bertahun-tahun melupakan segalanya. Namun panggilan itu terus menerus bergema di kedua telingaku.
Mungkin disanalah hidupku yang sesungguhnya. Teramat bodohnya aku telah beranjak dari pangkuannya. Aku ingin kembali. Aku ingin berada di pelukmu lagi.
Damai... dan hanya damai yang ada.
Aku ingin bercinta lagi. Dengan pucuk cemara, dengan buah berry, dengan mata air, dengan angin dingin dan kabut kelabu. Ada sebagian hatiku yang tertinggal disana. Mungkin aku bisa kembali memiliki hati disana. Mungkin aku bisa melupakan kehilangan sebagian hati dan jiwaku yang lain yang telah dibawa pergi oleh harapanku.
Aku ingin pulang...
Aku ingin berteriak, aku ingin terbahak dan aku ingin menangis.
Masih adakah pintu terbuka untukku...?
Nantikan aku dalam kebebasanmu.
Aku sudah rindu
Sungguh...
angsakecil merindukan alam bebas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih