27 April 2008

Kembalikan Rasa

Ada seorang teman yang entah curhat entah berunjukrasa sebenarnya. Dia mengeluh di YM tentang kehidupannya yang serba sulit. Dan diakhir cerita dia berteriak, "beruntunglah bila aku dilahirkan menjadi kamu..."

Sore tadi aku tak begitu mempedulikan itu. Baru menjelang tengah malam ini pikiranku terusik. Tak hanya satu orang yang mengatakan seperti itu. Kalau saja Yang Kuasa mengijinkan, biarkan aku berburuk sangka kepada mereka. Telah terjebak dalam dengki dan iri hati tanpa mau menyelami siapa yang mereka demonstrasi.

Gaul di internet, aku punya teman di seluruh dunia. Dengan ngeblog, aku bebas mengeluarkan isi otak tanpa beban. Berkecimpung di dunia fashion, aku dikelilingi perempuan-perempuan indah model busana. Selalu tertawa, membuat orang menganggap aku tak punya air mata. Sedikit berbagi, dianggapnya punya BRI.

Huuuh...
Kenapa orang seringkali melihat simbol tanpa tahu nilainya. Bukankah kita dilarang berunjukrasa hanya karena kesempatan yang tidak sama. Ingatlah, kita punya banyak pilihan, walaupun tingkat kenyamanannya berbeda.

Enak tidaknya sebuah rasa hanya tergatung pada hati kita melahapnya. Sate dan pizza takkan nikmat saat dikejar debt collector. Sepotong jagung dibagi dua lezat terasa bila saling suap dengan kekasih.

Kita pernah melihat Dian Satro membacakan puisi. Tak usah lah kita berdebat cara dia membaca atau salah pengucapannya. Nikmati saja wajah cantiknya, asal kita tak lupa bahwa sajak lahir bukan untuk berurusan dengan wajah mulus, walaupun keduanya sama-sama indah. Belajarlah untuk memisahkan, yang kita bicarakan keindahan perempuan atau tentang sastra.

Dengan bisa memilah, kita akan bisa menjalani hidup dengan tenang dalam kesusahan yang paling berat pun. Ada masanya kita merasakan lezatnya dunia. Ada kalanya kita nikmati kesakitan hati. Asalkan hati kita yang bicara, semuanya tak lagi jadi beban.

Tak perlu kita rindukan yang bukan milik kita. Pandangan mata hanya fatamorgana. Tetaplah berdiri di lajur hati. Kita rasakan semua yang ada, dengan atau pun tanpa cela. Tanpa harus berburuk sangka.

Kembalikan rasa pada tempatnya.
Tempat yang indah tentu pastinya...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena