Sudah punya blog, bingung mau menulis apa..? Untung hidup di jaman serba mudah cari informasi. Minta tolong mbah gogel. Aku pikir, untuk menulis itu perlu ide. Jadi sebelum menulis aku harus tau, apa sih ide itu?
Dapat deh. Tapi yang aku temukan malah beraneka macam definisi dan deskripsi semacam ini.
"Ide adalah apa yang ada dalam pikiran, kemungkinan besar atau sesungguhnya, sebagai sebuah produk aktivitas mental, seperti pemikiran atau pengetahuan. Katagori yang paling besar adalah produk lengkap dan final dari akal budi sampai suatu entitas transeden, yaitu pola riil dimana benda-benda yang ada merupakan representasi-representasi yang tidak sempurna."
Eh, sulit banget sih..?
Kesulitan itu dengan sempurna dikemukakan oleh Marvin Minsky dalam The Society of Mind.
"Hanya dalam logika dan matematika saja segala macam definisi bisa dengan sempurna menangkap konsep-konsep... bla bla bla...
Walah, bukannya jadi bisa nulis malah kepala pening yang ada. Kalau begitu untuk mendapatkan ide seseorang harus menjadi jenius macam Newton atau Einstein. Tapi aku kan bukan ingin menjadi pencipta roket atau pemenang nobel. Kapan aku bisa menulis kalau untuk menemukan ide saja harus bisa mencari hal-hal yang baru yang belum pernah ada. Aku bukan menginginkan invention atau discovery untuk menulis ini.
Kayaknya otak kecilkuku lebih sreg kalo mendefinisikan ide itu sebagai pemikiran kreatif mengkombinasikan unsur-unsur lama menjadi hal yang baru, tak lebih dan tak kurang. Aku yakin tak mampu menemukan makanan jenis baru tanpa jadi seorang profesor.
Tapi aku sepertinya mampu untuk mencampuradukkan daun kangkung, berbagai bumbu dapur lalu memasukannya ke kuali di atas kompor. Enak atau tidak masakanku itu gimana nanti saja. Yang penting aku berkreasi. Toh apapun hasilnya tetap tercipta rasa yang baru. Kalo enak alhamdulillah, tidak enak aku cari kombinasi baru.
Unsur-unsur apa sih yang enak untuk dikombinasikan..? Menurutku pengalaman pribadi sehari hari dibumbui opini. Mudah dicerna oleh orang awam karena mereka juga mungkin pernah mengalami. juga mudah dibumbui karena aku pasti punya pemikiran tentang masalah itu. Dan yang paling penting aku bisa mempertanggungjawabkan tulisanku itu dengan tingkat kesulitan rendah saat ada yang menyanggah.
Misalkan saja baru dari warteg makan pete. Kita tulis saja pengalaman punya mulut bau sehabis menikmati kelezatan pete itu. Lalu berikan opini atau minimal komentar. Pete memang enak, tapi resikonya mulut jadi bau pete. Biar tidak bau pete, kita sebaiknya terus makan jengkol.
Dah, segitu kayaknya cukup deh.
Nah, kalo ada yang berkomentar di tulisan kita.
"Kalo makan jengkol, tar jadi bau jengkol dong?"
Tak perlu sulit kita menjawab.
"Tapi kan tidak bau pete lagi..."
Dapat deh. Tapi yang aku temukan malah beraneka macam definisi dan deskripsi semacam ini.
"Ide adalah apa yang ada dalam pikiran, kemungkinan besar atau sesungguhnya, sebagai sebuah produk aktivitas mental, seperti pemikiran atau pengetahuan. Katagori yang paling besar adalah produk lengkap dan final dari akal budi sampai suatu entitas transeden, yaitu pola riil dimana benda-benda yang ada merupakan representasi-representasi yang tidak sempurna."
Eh, sulit banget sih..?
Kesulitan itu dengan sempurna dikemukakan oleh Marvin Minsky dalam The Society of Mind.
"Hanya dalam logika dan matematika saja segala macam definisi bisa dengan sempurna menangkap konsep-konsep... bla bla bla...
Walah, bukannya jadi bisa nulis malah kepala pening yang ada. Kalau begitu untuk mendapatkan ide seseorang harus menjadi jenius macam Newton atau Einstein. Tapi aku kan bukan ingin menjadi pencipta roket atau pemenang nobel. Kapan aku bisa menulis kalau untuk menemukan ide saja harus bisa mencari hal-hal yang baru yang belum pernah ada. Aku bukan menginginkan invention atau discovery untuk menulis ini.
Kayaknya otak kecilkuku lebih sreg kalo mendefinisikan ide itu sebagai pemikiran kreatif mengkombinasikan unsur-unsur lama menjadi hal yang baru, tak lebih dan tak kurang. Aku yakin tak mampu menemukan makanan jenis baru tanpa jadi seorang profesor.
Tapi aku sepertinya mampu untuk mencampuradukkan daun kangkung, berbagai bumbu dapur lalu memasukannya ke kuali di atas kompor. Enak atau tidak masakanku itu gimana nanti saja. Yang penting aku berkreasi. Toh apapun hasilnya tetap tercipta rasa yang baru. Kalo enak alhamdulillah, tidak enak aku cari kombinasi baru.
Unsur-unsur apa sih yang enak untuk dikombinasikan..? Menurutku pengalaman pribadi sehari hari dibumbui opini. Mudah dicerna oleh orang awam karena mereka juga mungkin pernah mengalami. juga mudah dibumbui karena aku pasti punya pemikiran tentang masalah itu. Dan yang paling penting aku bisa mempertanggungjawabkan tulisanku itu dengan tingkat kesulitan rendah saat ada yang menyanggah.
Misalkan saja baru dari warteg makan pete. Kita tulis saja pengalaman punya mulut bau sehabis menikmati kelezatan pete itu. Lalu berikan opini atau minimal komentar. Pete memang enak, tapi resikonya mulut jadi bau pete. Biar tidak bau pete, kita sebaiknya terus makan jengkol.
Dah, segitu kayaknya cukup deh.
Nah, kalo ada yang berkomentar di tulisan kita.
"Kalo makan jengkol, tar jadi bau jengkol dong?"
Tak perlu sulit kita menjawab.
"Tapi kan tidak bau pete lagi..."
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih