Ini malam ketiga aku tak berani memejamkan mata. Sudah dua malam aku kesepian tanpa teman dan selalu dihantui mimpi yang tak menyeramkan. Mimpi dalam sepotong lelap yang menggambarkan kerinduan yang terbawa mengantar sejuta senyum menghanyutkan.
Seharusnya aku menyukai mimpi indah yang tak basah itu. Ada banyak harap dan dan sejuta tawa menyelinap. Tapi selalu saja aku terjaga tanpa harus meluangkan waktu membersihkan sisa-sisa produksi batik di atas bantal.
Setiap kali aku mencoba mereplay mimpi yang tak usai bagai coitus interruptus. Efeknya berasa sama, membuat hati dongkol berbonus mangkel. Aku merasakan sejuta penat saat mata terjaga. Berbalikkan arah dan aroma dari yang baru terasa.
Huuuh...
Mengapa aku harus mengeluh dalam ketakutan tanpa bayangan ini. Apa susahnya aku bermimpi mendapat hadiah walau hanya celana dalam bergambar avatar. Mengapa aku tidak bermimpi menang lotre sehingga aku jadi milyarder yang bisa membeli pulau dan menjadi seorang raja kecil disana. Kenapa aku tak memimpikan Ayangku saja yang beberapa hari membiarkan aku berceloteh sendiri di catatan cinta ini. Sudah sedemikian errorkah otak digitalku ini...?
Kenapa pula aku harus terdampar di pelukan kejam ibukota yang katanya tak pernah mati tapi nyatanya sepi. Harusnya aku bertahan di Jokja, kota seni yang penuh inspirasi. Andai aku disana, gumpalan-gumpalan gundah ini mungkin bisa segera ejakulasi.
Aku kangen menghabiskan malam di pinggir sawah menikmati secangkir kopi suguhan pelayan cafe Nologaten. Mengasah idealism penebar mimpi menari-narikan ujung jari di atas laptop nebeng hotspot gratisan dari warung kopi.
Yaaah... aku tak pernah kesepian disana. Aku merasa bisa mengikuti keinginan jiwa yang penuh cita. Muda foya-foya, tua kaya raya dan mati masuk surga. Aku bisa mengajak hati dan otak ini merayakan harmoni dan optimisme, tujuan dan kerja keras, tawaran dan kemauan, main-main dan keseriusan, senang-senang dan pemikiran. Aku mau hidup dalam keseimbangan. Aku mau menertawakan kehidupan. Karena Tuhan tidak otoriter. Bukankah kehendak terlampau sulit untuk dibikin seragam.
Disana aku bisa mencintai anak muda dan kehidupannya. Disana kita bisa saling mengajak dan mengingatkan. Ayo belajar memahami pengelolaan diri demi kemajuan. Tapi jangan suka mengeluh tak mengerti mau apa hidup kalian. Ayo saling memaki, perbanyaklah menanam dendam dalam umpatan. Tapi jangan lupa untuk bermaafan. Ayo pada pacaran, perbanyak memadu kasih dan bermesraan. Tapi jangan lupa memakai kondom.
Mari makan enak, asal jangan lupa teman kita sedang tak punya uang. Mari bolos kuliah, asal jangan lupa baca koran. Ayo menolak menjadi dungu atau kita akan menjadi benalu. Ayo kita begadang dan bangun siang, asalkan aku jangan diberi mimpi...
Enjoy your life.
Enjoy aja....
angsa kecil ketakutan dikejar mimpi...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih