21 April 2008

Aku Pulang...

Alhamdulillah...
Mungkin hanya itu satu kata yang paling tepat saat ini. Sekian lama aku disiksa sebuah rindu akan diriku sendiri yang harus tersaruk-saruk dalam belantara yang tidak aku kenali. Letih, lelah dan memaksakan diri menjadi orang lain telah aku jalani, hanya untuk sebuah pengabdian cinta.

Bukan hal yang terlalu buruk memang. Banyak sekali bunga-bunga indah mewangi di belantara itu. Aku bisa menikmati seluruh keindahannya, walau semak berduri selalu melukai setiap langkahku. Aku mampu menahan diri berdarah-darah sekujur kulitku di rimba gelap itu. Tapi aku tetap manusia yang memiliki keinginan hidup dan kehidupan sendiri.

Keindahan belantara itu selalu menyesatkan dan melenakanku. Namun seringkali aku meneriakan isi kepalaku sekuat tenaga, "aku ingin pulang..."

Apa yang selama ini membuat aku harus terus berjalan tanpa arah..? Hanya satu jawabannya. Buah simalakama. Hanya itu yang dapat aku makan sebagai penyambung hidupku di belantara itu.

Pernah aku mencoba memaksakan diri pergi dari situ. Tapi teriakan-teriakan keras memintaku kembali bergema tiada henti. Aku lihat bunga-bunga layu tanpa aku sirami, padahal hujan masih turun disitu. Kadang aku bertanya, kenapa air hujan tak cukup untuk menghidupimu..? Hanya tangisan kecil yang aku dapatkan. Sampai akhirnya aku tak mampu bertahan dan kembali ke hutan. Mendaki dan terus mendaki demi keberlangsungan hidup tanaman itu. Bunga kembali mekar dan bisa berbuah lagi. Tapi tetap saja, buah simalakama.

Dan entah kenapa, tanpa ada kabar dan berita bunga-bunga itu menghilang dan tak ada berbuah lagi. Ganti aku yang berteriak dalam lapar. Tidak ada lagi makanan disana. Kemana bunga dan buah simalakama itu..?

Sampai akhirnya aku menemukan jawaban di sebuah sore yang redup. Bungaku telah tercabut dari hutan kesesatanku dan telah bersemayam indah di sebuah taman. Air hujan telah cukup untuk menumbuhkan bunganya. Telah berbuah dan tidak menjadi simalakama lagi. Entah apa namanya, aku pun tak ingin tahu.

Yang pasti aku bahagia dalam kehilanganku ini. Walau tetap ada sesal kenapa dicabut tanpa ada cerita, sehingga aku bisa cepat pulang tanpa merasakan kelaparan berhari-hari. Padahal semua orang tahu kerinduanku, aku ingin pulang...

Ya...
Selamat tinggal belantara indahku...
Aku tutup sebuah buku tentangmu...

Tanpa ada kata selamat jalan
Atau sambutan selamat datang
Aku sudah bisa pulang...
menjadi diriku sendiri kembali...

Terima kasih atas segalanya...


angsakecil kembali berpulang...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena