09 April 2008

Mozaik

Saat malam telah melewati puncaknya sedang mata ini belum juga mampu terpejam. Tumpukan buku-buku tebal tak terasa menggiurkan. Bantal tipis pun turut merana di atas karpet kumal tanpa ada tanda-tanda gerakan hati untuk menjamahnya. Sebenarnya teramat lelah mata ini sepanjang waktu menatap pendaran fosfor di layar kaca, tapi entahlah. Kesunyian yang menyergap tak terusik untaian nada-nada sendu dari si pelantun balada.

"...having you beside me all the way." Sepotong tulisan yang belum juga usai justru menarik jemariku menggenggam tikus elektronik untuk mengarahkan panahnya ke tanda silang merah di sudut kanan atas. Saat lembaran itu menghilang, terbuka sebuah halaman yang mungkin teramat ingin aku dapatkan kali ini. "Senyum di dalam mimpi."

Ya... aku sudah menginginkan mimpi itu saat ini. Tapi sudut mata ini malah terus menelusur barisan kata-kata yang tersurat disitu sampai ujung akhirnya. Ada sesuatu yang menyergap didalam dada menelaah baris demi baris huruf-huruf yang penuh arti. Terasa ada keping-keping hati yang terserak di dalam sana. Tercerai berai berantakan sampai tak tahu rasa apa yang sebenarnya ada di antaranya. Dalam beberapa helaan nafas panjang, lembaran notepad terbuka dari tekanan tombol dari startmenu. Membawa ujung-ujung jari ini kembali menari-nari di atas papan ketik.

Entah apa yang akan tertuliskan tak pernah terpikirkan. Hanya ada satu harapan, kepingan-kepingan hati itu dapat ditaut-tautkan kembali menjadi sebuah mozaik kalau mungkin terlalu berat untuk dapat bersatu kembali utuh. Tak begitu indah memang bagai tempelan-tempelan puzle. Tapi paling tidak semuanya bisa tersusun dalam satu pola yang memiliki arti walau mungkin akan mudah terburai kembali bila puzle itu tergoncangkan.

Biarlah gambaran hati itu tetap menjadi kumpulan serpihan-serpihan retak. Anggap saja guratan-guratan pembatas itu menjadi hiasan yang mampu menambah keindahahan yang entah semu atau nyata.

"...helping keep his spirits up." Sebuah prioritas utama yang tak boleh tercampakkan lagi. Semoga mozaik ini akan berpaut erat diterpa hujan dan panas menjadi relief hidup yang teramat lekat dan bisa menjadi tempat berpijak menggapai asa.

Semoga...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena