28 April 2008

Hidupku Di Atas Pesawat

Orang jawa bilang hidup sekedar "mampir ngombe", tapi buatku hidup lebih mirip naik pesawat. Aku harus berusaha sekuat tenaga untuk bayar tiket, aku bisa pilih pesawat yang akan kugunakan. Tapi setelah lepas landas, aku tak mungkin bisa meyakini akan sampai tujuan atau tidak.

Siapa yang bisa memastikan pilot tidak serangan jantung mendadak atau pesawat disandera pembajak. Siapa yang menjamin tidak ada teroris menembak jatuh pesawat atau teknisi lupa mengencangkan baut roda.

Apa yang bisa aku lakukan, saat ditengah penerbangan, tiba-tiba pilot mengumumkan bahwa 1 dari 4 mesin pesawat mengalami kerusakan dan pesawat akan mengalami keterlambatan sampai di bandara selama 15 menit.

Tak lama kemudian pengumuman ke-2 menyampaikan bahwa mesin ke-2 juga mengalami kerusakan pesawat akan terlambat 30 menit. Lalu pengumuman ketiga terdengar. Kali ini mesin ke-3 juga mengalami kerusakan. Sekali lagi pilot mengharapkan penumpang tetap tenang karena pesawat akan mengalami keterlambatan sampai di bandara selama 1 jam.

Tak mungkin aku berbuat apa-apa selain tawakal dan menerima kenyataan. Tapi aku tetap manusia. Salahkah bila aku mengumpat..?

"Pesawat sialan..!! Kalau mesin keempat mati juga, bisa semalaman aku di atas sini."

Arsip Fiksi

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena