Setiap berkeliling ke lokasi pengungsian yang tersebar di lereng barat Merapi, perhatianku selalu tertuju ke anak-anak. Sedih juga melihat cara mereka memelihara keceriaan di tengah bencana. Tapi terus terang kreatifitas mereka mencari alat bermain dengan apa yang ada cukup mengagumkan.
Masa anak-anak yang merupakan masa terindah memang tak boleh terganggu oleh apapun. Sayangnya bantuan logistik berupa mainan anak masih teramat kurang. Bila bicara soal sumbangan bencana, otak kita masih saja berkutat di sekitar makanan instan, air minum kemasan dan pakaian layak pakai. Yang menyumbangkan mainan anak masih sangat terbatas.
Memang sudah ada relawan yang fokus di pendampingan anak atas trauma bencana. Namun jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Mungkin bisa dipikirkan untuk kedepannya, agar relawan yang bisa menemani anak-anak bermain diperbanyak dan berintegrasi dengan relawan bidang lainnya.
Di beberapa lokasi pengungsian yang sempat aku datangi, beberapa TPS yang dikelola Muhammadiyah mungkin paling baik. Dalam artian di setiap lokasi dukungan logistik dan relawannya lengkap. Tidak hanya relawan medis, relawan pembimbing rohani dan anak-anak ada semua. Tidak terlalu banyak relawan tapi bisa berjalan efektif karena pengungsi juga dilibatkan, seperti dapur umum diserahkan kepada ibu-ibu dan kaum remajanya dikasih tugas di logistik dan mengelola anak-anak.
Sepertinya sudah masanya kita tanamkan jiwa sosial kepada anak-anak kita untuk bisa menyumbangkan sebagian mainan kesayangannya untuk teman-teman mereka di pengungsian. Bagaimanapun anak-anak harus tetap ceria apapun kondisinya. Ayo kita sumbangkan mainan anak layak pakai untuk mereka.
Kalo untuk aku sih, yang mendesak kayaknya perempuan layak pakai. Biar ada yang ngadem-ademin otak kalo dah pada ribut di lapangan. Hihihi...
Mobile Post via XPeria
Masa anak-anak yang merupakan masa terindah memang tak boleh terganggu oleh apapun. Sayangnya bantuan logistik berupa mainan anak masih teramat kurang. Bila bicara soal sumbangan bencana, otak kita masih saja berkutat di sekitar makanan instan, air minum kemasan dan pakaian layak pakai. Yang menyumbangkan mainan anak masih sangat terbatas.
Memang sudah ada relawan yang fokus di pendampingan anak atas trauma bencana. Namun jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Mungkin bisa dipikirkan untuk kedepannya, agar relawan yang bisa menemani anak-anak bermain diperbanyak dan berintegrasi dengan relawan bidang lainnya.
Di beberapa lokasi pengungsian yang sempat aku datangi, beberapa TPS yang dikelola Muhammadiyah mungkin paling baik. Dalam artian di setiap lokasi dukungan logistik dan relawannya lengkap. Tidak hanya relawan medis, relawan pembimbing rohani dan anak-anak ada semua. Tidak terlalu banyak relawan tapi bisa berjalan efektif karena pengungsi juga dilibatkan, seperti dapur umum diserahkan kepada ibu-ibu dan kaum remajanya dikasih tugas di logistik dan mengelola anak-anak.
Sepertinya sudah masanya kita tanamkan jiwa sosial kepada anak-anak kita untuk bisa menyumbangkan sebagian mainan kesayangannya untuk teman-teman mereka di pengungsian. Bagaimanapun anak-anak harus tetap ceria apapun kondisinya. Ayo kita sumbangkan mainan anak layak pakai untuk mereka.
Kalo untuk aku sih, yang mendesak kayaknya perempuan layak pakai. Biar ada yang ngadem-ademin otak kalo dah pada ribut di lapangan. Hihihi...
Mobile Post via XPeria
haiz... dari masalah anak-anak dan keceriaannya dalam keterbatasan koq ujung2nya perempuan layak pakai >.<
BalasHapuskasian yah anak-anak itu :'(
BalasHapuslohh perempuan layak pakai hohoho baju kaliii :))
sabar yah Dek, semoga kebahagiaan itu datang seutuhnya. insya Allah semua itu akan tergantikan oLeh sesuatu yang Lebih baik, sesuai dengan ridho-Nya.
BalasHapussabar Lik, inget mamanya Citra nungguin di rumah. hahahaha....
waduh... kok pada salah tangkap soal perempuan layak pake sih. padahal maksudnya perempuan yang siap tempur di lapangan. kondisi lelah, ngantuk,lapar di kondisi tak bersahabat sering membuat para pejantan tangguh ini ribut ketika harus mengambil keputusan. kalo ada perempuan kan bisa menengahi dan kayaknya lebih didengar oleh para laki laki...
BalasHapus