Merapi mboten nopo-nopo, anteng mawon, nek mbangun lan reresik niku biasa. Nek pas Merapi mbangun, aja nyebut nek Merapi njebluk. Nek aku ora ngono anggonku nyebut, ning aku nyebut kanthi, assalamu'alaikum, duh gusti kula nyuwun wilujeng...
Merapi tidak apa-apa, tenang saja, kalo mbangun atau bersih-bersih itu biasa. Kalo pas Merapi mbangun, jangan mengatakan meletus. Kalo aku tidak begitu menyebutnya, tapi aku nyebut, assalamu'alaikum, duh Gusti saya mohon keselamatan...
Kata-kata legendaris dari mbah Marijan yang telah gugur dalam tugasnya menjaga Merapi. Banyak memang yang mengatakan ucapan dan perilaku simbah sebagai sebuah kekeraskepalaan atau kebodohan. Tapi buat aku tidak. Itu merupakan sebuah ucapan adilihung seorang guru.
Kenapa kita begitu ketakutan dengan bencana, karena kita selalu melihatnya dari sisi negatif, sebagai musibah. Bila kita bisa melihatnya secara positif, sebagaimana mbah Marijan mengatakannya sedang membangun atau bersih-bersih, tentu ketakutan semacam itu tak perlu terjadi. Seperti ketika posko kekurangan kendaraan untuk mengangkut logistik, aku sempat muter-muter cari pinjaman kendaraan. Aku sudah pilih-pilih teman yang punya pick up dan jelas jarang dipakai atau saat itu sedang tidak dipakai. Permintaanku ditolak dengan alasan takut rusak dibawa ke daerah bencana.
Makanya aku terharu dengan teman-teman yang bersedia bergabung di posko. Apalah artinya harta benda, mereka siap mempertaruhkan nyawa masuk sampai ke ring 5 km dari puncak hanya untuk menyelamatkan jiwa saudara-saudara kita. Bodohkan mereka sebagaimana mbah Marijan di mata sebagian orang..? Penerus prinsip mbah Marijan iya, namun bodoh 100% tidak. Justru mereka berbuat itu karena memang telah melihat semua ini bukan sebagai musibah, tapi cara alam membersihkan kotoran yang dibuat oleh manusia. Bila ada yang tetap ngotot menganggap masuk daerah bencana apapun alasannya sebagai kebodohan, mereka pasti melewatkan kata-kata simbah bagian akhir, duh Gusti kula nyuwun wilujeng...
Sebuah kepasrahan umat kepada Tuhannya secara utuh dan bukan basa basi lagi...
Untuk yang masih menyangkal makna kata bersih-bersih, aku coba buka hasil googling tentang letusan gunung Eyjafjallajoekull (bacanya gimana, mbuhlah..) di Eslandia yang telah membatalkan 60% penerbangan di atas benua Eropa. Gunung susah sebut itu menyemburkan sekitar 150 ribu ton gas CO2 ke atmosfir setiap hari. Pencemaran udara yang luar biasa memang. Tapi tunggu dulu, industri penerbangan Eropa setiap hari mengotori udara dengan CO2 sebanyak 344 ribu ton. Dengan dibatalkannya 60% penerbangan, berarti telah mengurangi pencemaran sebanyak 206 ribu ton CO2 per hari. Jadi secara enviromental, diluar aspek ekonomi dll, letusannya telah mengurangi pencemaran CO2 di udara lebih dari 50ribu ton perhari. Data lebih jelasnya bisa dibaca disini.
Data semacam ini untuk gunung Merapi atau lainnya di Indonesia belum aku temukan. Namun yang pasti sawah atau perkebunan pasti akan lebih subur pasca hujan abu vulkanik. Dikaitkan dengan istilah mbangun atau reresik, seperti kita ketahui, areal pertanian saat ini begitu jenuh dengan pupuk dan zat kimia yang residunya berbahaya. Ajakan untuk back to nature dengan merubah pengelolaannya ke pertanian organik, kurang mendapat respon. Mungkin karena manusianya susah dirubah, makanya alam ngambek dan merubahnya dengan cara dia sendiri. Wallahu'alam..
Sedikit melenceng dari topik...
Bila kita mau menelaah lebih jauh tentang Galatic Synchronization Beam Cycle alias 13 baktum yang dibuat oleh kaum Maya dalam kalendernya, tentu akan menemukan tentang ramalan 2012. Aneh memang bila banyak dari kita yang mengatakan itu ramalan tentang kiamat. Padahal bagi orang Maya sendiri itu hanya perputaran siklus yang telah habis ke titik awalnya. Hanya saja di perpindahan siklus itu ada proses mbangun atau bebersih oleh alam terhadap isinya. Ini hampir identik dengan pergantian millenium kemarin yang menimbulkan sedikit masalah dalam dunia komputer yang dikenal dengan nama Y2K. Nyatanya dengan persiapan yang matang, masalah yang dibawa waituki tak terlalu merepotkan.
Pengembalian siklus dari baktum 13 ke baktum 0 Mayan Calendar memang identik dengan berbagai musibah yang bisa mengurangi jumlah populasi manusia. Penggemar ancient science tentu tahu bagaimana benua Atlantis dan Mu yang begitu maju dimusnahkan oleh alam dengan caranya sendiri. Penganut agama samawi tentu meyakini banjir Nuh yang menghabiskan seluruh umat manusia kecuali yang ada di bahtera. Bahkan bisa saja Adam dan Hawa merupakan 2 orang yang sengaja disisakan ketika alam sedang bersih-bersih dari kekotoran yang dibuat manusia sebelumnya.
Apakah bencana-bencana global itu bertepatan dengan habisnya Baktun Transformation of Matter (Baktum 13) masuk ke Baktun of the Star Planting (Baktum 0) tidak ada kejelasan yang pasti. Tapi secara iseng, bila kita gunakan hitung-hitungan tanpa kejelasan ilmiah seperti yang aku tulis di Manusia Sebelum Adam, Nuh hidup sekitar 3 ribu tahun lalu. Ini hampir pas dengan perhitungan kalender Maya dimana baktum 0 berada di periode 3113 - 2718 tahun yang lalu. Namun sekali lagi ini tidak ilmiah hanya gothak gathik gathuk...
Bencana besar-besaran pada 2012 memang tidak tertutup kemungkinannya. Mengingat akhir-akhir ini banyak bencana yang tidak terprediksi seperti semburan lumpur lapindo yang tak juga habis. Banyak pula gunung-gunung yang telah dianggap mati tiba-tiba kembali aktif seperti gunung Sinabung beberapa waktu lalu. Kita tentu masih ingat bagaimana gunung Pinatubo di Filipina yang telah diam selama 600 tahun tiba-tiba meluluhlantakkan Baguio. Bila gunung-gunung tidur itu tiba-tiba hidup lagi, bagaimana dengan gunung Lawu atau Merbabu yang telah menyimpan energinya selama lebih dari seribu tahun..?
Percaya atau tidak semua itu kembali ke pemahaman kita masing-masing. Tak perlu kita ketakutan menganggap mbangun dan reresik itu sebagai hal yang negatif. Apalagi sampai mengharamkan semua opini tentang 2012. Pahamilah semuanya secara positif karena pada hakekatnya manusia hanya sakdermo nglampahi. Wajar kita dibersihkan dari alam dunia bila memang kita tekah penuh kotoran. Karena alam sendiri punya sistem manajemen yang disebut mamayu hayuning bawana. Yang penting adalah kita selalu ingat dan nyebut, duh Gusti kula nyuwun wilujeng...
Keep open your mind pren...
Merapi tidak apa-apa, tenang saja, kalo mbangun atau bersih-bersih itu biasa. Kalo pas Merapi mbangun, jangan mengatakan meletus. Kalo aku tidak begitu menyebutnya, tapi aku nyebut, assalamu'alaikum, duh Gusti saya mohon keselamatan...
Kata-kata legendaris dari mbah Marijan yang telah gugur dalam tugasnya menjaga Merapi. Banyak memang yang mengatakan ucapan dan perilaku simbah sebagai sebuah kekeraskepalaan atau kebodohan. Tapi buat aku tidak. Itu merupakan sebuah ucapan adilihung seorang guru.
Kenapa kita begitu ketakutan dengan bencana, karena kita selalu melihatnya dari sisi negatif, sebagai musibah. Bila kita bisa melihatnya secara positif, sebagaimana mbah Marijan mengatakannya sedang membangun atau bersih-bersih, tentu ketakutan semacam itu tak perlu terjadi. Seperti ketika posko kekurangan kendaraan untuk mengangkut logistik, aku sempat muter-muter cari pinjaman kendaraan. Aku sudah pilih-pilih teman yang punya pick up dan jelas jarang dipakai atau saat itu sedang tidak dipakai. Permintaanku ditolak dengan alasan takut rusak dibawa ke daerah bencana.
Makanya aku terharu dengan teman-teman yang bersedia bergabung di posko. Apalah artinya harta benda, mereka siap mempertaruhkan nyawa masuk sampai ke ring 5 km dari puncak hanya untuk menyelamatkan jiwa saudara-saudara kita. Bodohkan mereka sebagaimana mbah Marijan di mata sebagian orang..? Penerus prinsip mbah Marijan iya, namun bodoh 100% tidak. Justru mereka berbuat itu karena memang telah melihat semua ini bukan sebagai musibah, tapi cara alam membersihkan kotoran yang dibuat oleh manusia. Bila ada yang tetap ngotot menganggap masuk daerah bencana apapun alasannya sebagai kebodohan, mereka pasti melewatkan kata-kata simbah bagian akhir, duh Gusti kula nyuwun wilujeng...
Sebuah kepasrahan umat kepada Tuhannya secara utuh dan bukan basa basi lagi...
Untuk yang masih menyangkal makna kata bersih-bersih, aku coba buka hasil googling tentang letusan gunung Eyjafjallajoekull (bacanya gimana, mbuhlah..) di Eslandia yang telah membatalkan 60% penerbangan di atas benua Eropa. Gunung susah sebut itu menyemburkan sekitar 150 ribu ton gas CO2 ke atmosfir setiap hari. Pencemaran udara yang luar biasa memang. Tapi tunggu dulu, industri penerbangan Eropa setiap hari mengotori udara dengan CO2 sebanyak 344 ribu ton. Dengan dibatalkannya 60% penerbangan, berarti telah mengurangi pencemaran sebanyak 206 ribu ton CO2 per hari. Jadi secara enviromental, diluar aspek ekonomi dll, letusannya telah mengurangi pencemaran CO2 di udara lebih dari 50ribu ton perhari. Data lebih jelasnya bisa dibaca disini.
Data semacam ini untuk gunung Merapi atau lainnya di Indonesia belum aku temukan. Namun yang pasti sawah atau perkebunan pasti akan lebih subur pasca hujan abu vulkanik. Dikaitkan dengan istilah mbangun atau reresik, seperti kita ketahui, areal pertanian saat ini begitu jenuh dengan pupuk dan zat kimia yang residunya berbahaya. Ajakan untuk back to nature dengan merubah pengelolaannya ke pertanian organik, kurang mendapat respon. Mungkin karena manusianya susah dirubah, makanya alam ngambek dan merubahnya dengan cara dia sendiri. Wallahu'alam..
Sedikit melenceng dari topik...
Bila kita mau menelaah lebih jauh tentang Galatic Synchronization Beam Cycle alias 13 baktum yang dibuat oleh kaum Maya dalam kalendernya, tentu akan menemukan tentang ramalan 2012. Aneh memang bila banyak dari kita yang mengatakan itu ramalan tentang kiamat. Padahal bagi orang Maya sendiri itu hanya perputaran siklus yang telah habis ke titik awalnya. Hanya saja di perpindahan siklus itu ada proses mbangun atau bebersih oleh alam terhadap isinya. Ini hampir identik dengan pergantian millenium kemarin yang menimbulkan sedikit masalah dalam dunia komputer yang dikenal dengan nama Y2K. Nyatanya dengan persiapan yang matang, masalah yang dibawa waituki tak terlalu merepotkan.
Pengembalian siklus dari baktum 13 ke baktum 0 Mayan Calendar memang identik dengan berbagai musibah yang bisa mengurangi jumlah populasi manusia. Penggemar ancient science tentu tahu bagaimana benua Atlantis dan Mu yang begitu maju dimusnahkan oleh alam dengan caranya sendiri. Penganut agama samawi tentu meyakini banjir Nuh yang menghabiskan seluruh umat manusia kecuali yang ada di bahtera. Bahkan bisa saja Adam dan Hawa merupakan 2 orang yang sengaja disisakan ketika alam sedang bersih-bersih dari kekotoran yang dibuat manusia sebelumnya.
Apakah bencana-bencana global itu bertepatan dengan habisnya Baktun Transformation of Matter (Baktum 13) masuk ke Baktun of the Star Planting (Baktum 0) tidak ada kejelasan yang pasti. Tapi secara iseng, bila kita gunakan hitung-hitungan tanpa kejelasan ilmiah seperti yang aku tulis di Manusia Sebelum Adam, Nuh hidup sekitar 3 ribu tahun lalu. Ini hampir pas dengan perhitungan kalender Maya dimana baktum 0 berada di periode 3113 - 2718 tahun yang lalu. Namun sekali lagi ini tidak ilmiah hanya gothak gathik gathuk...
Bencana besar-besaran pada 2012 memang tidak tertutup kemungkinannya. Mengingat akhir-akhir ini banyak bencana yang tidak terprediksi seperti semburan lumpur lapindo yang tak juga habis. Banyak pula gunung-gunung yang telah dianggap mati tiba-tiba kembali aktif seperti gunung Sinabung beberapa waktu lalu. Kita tentu masih ingat bagaimana gunung Pinatubo di Filipina yang telah diam selama 600 tahun tiba-tiba meluluhlantakkan Baguio. Bila gunung-gunung tidur itu tiba-tiba hidup lagi, bagaimana dengan gunung Lawu atau Merbabu yang telah menyimpan energinya selama lebih dari seribu tahun..?
Percaya atau tidak semua itu kembali ke pemahaman kita masing-masing. Tak perlu kita ketakutan menganggap mbangun dan reresik itu sebagai hal yang negatif. Apalagi sampai mengharamkan semua opini tentang 2012. Pahamilah semuanya secara positif karena pada hakekatnya manusia hanya sakdermo nglampahi. Wajar kita dibersihkan dari alam dunia bila memang kita tekah penuh kotoran. Karena alam sendiri punya sistem manajemen yang disebut mamayu hayuning bawana. Yang penting adalah kita selalu ingat dan nyebut, duh Gusti kula nyuwun wilujeng...
Keep open your mind pren...
hanya Alloh yang tau...
BalasHapuskita sebagai manusia hanya bisa mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan amalan2 yg akan membantu kita di akhirat...
ketika kita bisa melihat segala sesuatu dari hal positif tentu akan membuat rasa syukur akan kebesaran ALLAH... ^^ karena ALLAH tak pernah menjadikan sesuatu dengan sia >.<
BalasHapusmantap .. sejak awal petuah mbah maridjan sejatinya bebas dari nilai klenik, tapi pelajaran luhur yang didapat dari kedekatannya dengan alam dan yang punya Alam ini ...
BalasHapussaya juga ada beberapa postingan yang 'membela' mbah maridjan dari sangkaan-sangkaan yang mendebarkan
alam sedang membantu kita menata kembali dunia ini. :)
BalasHapusWuih..kali ini bahasannya sedikit serius :D
BalasHapusMau cari data seperti itu tentang Merapi mas?
Sabar aja yah, setahun kedepan.
(Maklum lah, Indonesia suka lama dalam mendapatkan info seperti itu) :D
memang seharus dimuLai dari sekarang kita semua saLing membersihkan diri dan aLam dari tindakan2 yang merugikan ciptaan-Nya. yakni, priLaku2 yang berLebihan akibat kemajuan era teknoLogi modern yang kebabLasan. sehingga mempercepat suatu proses aLam secara bersamaan.
BalasHapusmampir ke rumah ini ahh...
BalasHapuskomentar dah di MP ya Dab, nuwun....