31 Januari 2010

Budak Takdir..?

Menyaksikan film Spy Next Door semalem, aku malah jadi ingat film Jackie Chan lainnya yang berjudul The Myth. Secara teknis, aksi dan kekocakan kedua film tersebut sama dengan film-filmnya yang lain. Tapi dari sisi alur cerita, kedua film itu sedikit berlawanan walau sebagian tema masih identik.

Spy Next Door menceritakan Bob Ho, seorang pensiunan CIA yang berniat menikahi Gillian, tetangganya seorang janda beranak 3. Dia harus bersusah payah meraih simpati ketiga anak itu agar tidak memusuhinya dan membiarkan dia menikahi ibunya. Segala usahanya tidak berhasil sampai suatu saat salah seorang anak mendownload data rahasia rusia di komputernya. Mafia Rusia terus mengejar data itu dan Bob Ho yang sebenarnya sudah mantan harus kembali terjun ke dunia spionase demi melindungi anak-anak Gillian. Singkat cerita, cinta Gillian dan simpati ketiga anaknya bisa diraih karena faktor kebetulan, walau untuk sebuah kebetulan itu dia harus mati-matian menghadapi mafia Rusia.

Read More

28 Januari 2010

Tentang Toilet

Bicara tentang toilet memang tidak pernah ada habisnya. Pembahasannya sama banyaknya dengan namanya itu sendiri. WC, kakus, jumbleng, tandas, dll dll

Walau kelihatannya sepele dan sering disepelekan hanya karena tempat orang membuang kotoran, tapi fungsinya tetap saja sangat primer. Apalagi di jaman sekarang, fungsi sekundernya malah kayaknya lebih banyak. Eh, ga jaman sekarang aja ding. Dari dulu juga sudah ada penyalahgunaan fungsi toilet, cuma beda penggunaannya aja.

Read More

26 Januari 2010

Kamera dan Dilema

Bicara soal kamera, aku tak pernah bisa lepas dengan kejadian beberapa tahun lalu. Ketika untuk pertama kalinya aku pulang dari pelarian panjang dan bisa berjumpa jagoanku. Ternyata kerinduan jagoanku bukan cuma kepada ayahnya, tapi ke Canon EOS 350D nya juga. Jadilah acara melepas kangen itu terbagi dua antara aku dan kamera di Pangandaran.

Puas main jeprat jepret di pantai, jagoanku minta ke tengah laut untuk mengambil gambar taman laut. Aku carterkan satu perahu untuk memuaskan hasratnya. Dan saat itu ada sebuah permintaan dari jagoanku. "Yah, kameranya jangan dibawa, ya. Untuk Adi aja..."

Read More

Keajaiban

Dalam kehidupan, seringkali kita begitu dekat dengan hal-hal yang kurang masuk akal. Mungkin sebenarnya tidak semujizat yang kita kira dan cuma kebetulan saja. Tapi karena kejadian itu terjadi setelah kita berusaha secara teknis semaksimal mungkin dan tidak ada hasil, tak salah bila sebagian dari kita mengatakan itu sebagai keajaiban.

Read More

Jerawat

Ada satu hal yang menyebalkan ketika berat badan bertambah yaitu kulit muka menjadi berminyak. Disusul jerawat yang bertebaran dari muka sampai ke punggung. Konsekuensinya aku harus lebih sering cuci muka sepanjang hari. Soal jerawat yang muncul akibat kelebihan minyak itu, selama ini aku cuek-cuek saja, karena ketika bobot badan turun lagi, jerawat akan hilang dengan sendirinya.

Aku tak pernah begitu mempermasalahkan, apalagi dibilang minder atau tidak pede dengan jerawat. Tapi karena yang di rumah mulai komplen, mau ga mau aku mulai memikirkannya juga. Dari berbagai refrensi dikatakan stres bisa menjadi penyebab tumbuhnya jerawat. Tapi menurutku ini kurang pas. Soalnya ketika badan menyusut, sestres apapun, jerawat enggan singgah di wajahku.

Read More

25 Januari 2010

Smart Hemat Hebat

Walau sudah hafal tingkah polahnya customer service, tetap saja sebel ketika mereka mengalihkan perhatian dari komplain kita. Berawal dari percobaan selingkuh dari Speedy ke Smart beberapa waktu lalu, aku sempat dua kali telpon ke nomor hotline service.

Laporan pertama dijawab dengan permohonan maaf atas gangguan sinyal karena memang sedang ada kegiatan peningkatan kualitas jaringan. "Ini bukan gangguan, pak. Tapi komitmen kami untuk menjaga kualitas layanan kepada pelanggan. Paling lambat 3 hari lagi pekerjaannya selesai..."

Read More

22 Januari 2010

Pikun

Beberapa hari ini, aku mulai merasakan ada gejala-gejala aneh dalam diriku. Aku suka merasa otak dan tubuh tidak singkron. Misalnya ketika aku beranjak mau ke toilet, kenapa malah nyamber kunci mobil di meja. Mau ketemuan dengan pelanggan bisa-bisanya cuma pakai sandal jepit. Dan pagi ini hape aku tinggal yang disakuin malah remote AC.

Untung beberapa detik kemudian kesadaran itu segera datang. Belum parah sampai misalnya ke kantor sudah berpakaian lengkap tapi ga pake celana. Atau ngantar istri trus ketinggalan di pasar. Tapi tetap saja itu suatu masalah. Dan aku tak mau membiarkan itu sampai parah dulu.

Read More

21 Januari 2010

Menimati Kopi

Menikmati kopi pagi ini, aku teringat sekitar 10 tahun lalu di daerah Dago atas Bandung. Aku ditawarin teman seorang ahli perkopian, "mau kopinya orang kaya apa orang miskin..?"

Wah aku ga bisa jawab waktu itu, mudeng maksudnya aja engga. Trus dijelaskan begini, "Kalo kopi murni, itu kopinya orang miskin. Kalo orang kaya kopinya banyak campuran, soalnya takut kena stroke.."

Read More

20 Januari 2010

Pipi Memerah

Ada seorang model yang komplen kepadaku. Soalnya setiap pemotretan, dari beberapa model yang ada, dia yang paling sering diledekin kru, walau secara umum sebenarnya bukan dia yang paling cakep. Didesak terus akhirnya akupun buka kartu.

"Soalnya kalo diledekin kamu makin cakep..."
"Gombal..! Apa hubungannya..?"
"Temen-temen tuh seneng kalo lihat pipi kamu dah memerah. Kenapa..?"
"Itu sih udah bawaan dari sononya. Kalo malu jadi merah. Emangnya aku pesen..?"
"Berarti kemaluanmu di pipi dong..?"
"Ngacoooo....!!!"

Read More

Batas Kesetiaan

Cerita pengantar tidur semalam adalah sebuah pertanyaan dari istriku tentang kata kesetiaan. Sebelum menjawab aku balik bertanya, yang dimaksud kesetiaan itu batasannya sampai dimana.

Aku bertanya tentang batas-batasnya karena menurutku manusia itu selain memiliki panca indra juga dibekali hati dan otak. Panca indra sebagai alat, hati sebagai pencipta rasa dan otak sebagai pusat pengendalinya. Aku sendiri merasa baru mampu mengartikan kata setia sebatas otak dan sebagian indra saja. Untuk mata dan perasaan aku belum mampu sepenuhnya. Aku tak mau bermuluk-muluk untuk berkata akulah lelaki paling setia, sementara aku tetaplah manusia biasa yang memiliki hasrat akan keindahan dunia.

Read More

18 Januari 2010

Anak Rental

Suntuk di kantor, siang ini aku putuskan makan di luar. Bukan bawa nasi lalu makan di halaman, tapi ngeluyur cari tempat yang enak buat cuci mata juga agar ga jenuh seharian nongkrongin layar monitor.

Baru saja parkir di dekat angkringan, seorang ibu menggendong bayi datang menghampiri. Minta uang buat beli makan katanya. Sekalian aku ajak makan di angkringan yang tak jauh dari perempatan tempat si ibu dines. Eh, malah menggelengkan kepala. Minta uangnya saja, jawabnya.

Read More

Bayi Hilang

Menyimak berita tentang bayi-bayi yang hilang di rumah sakit, aku malah jadi ingat jaman dulu. Antisipasi terhadap pencurian bayi juga sudah dilakukan sejak jaman leluhur. Cuma kalo dulu tuh yang mencuri katanya bernama kuntilanak, wewe, cepet, lampor dan sejenisnya.

Sejak si ibu hamil, biasanya sudah dibekali gunting atau bawang putih. Katanya agar makhluk halus takut untuk mengganggu. Padahal kalo ditelusur ke legenda Baruklinting, Endang Puspasari yang lagi hamil harus melahirkan naga hanya karena melanggar petuah untuk tidak meletakkan gunting di pangkuannya. Ga nyambung yah, walau sama-sama peninggalan jaman dulu...

Lalu ketika si ibu mulai mules-mules, suami biasanya harus menjemput dukun bayi. Ada dua ketentuan untuk prosesi penjemputan ini. Suami harus bawa obor yang terang dan harus mengambil jalan pintas, tidak boleh melalui jalanan yang umum dilalui. Katanya kuntilanak yang akan mencuri bayi suka menyaru sebagai dukun bayi dan mencegat si suami di jalan. Pemakaian obor bisa sedikit dipahami maksudnya. Tapi untuk mengambil jalan pintas ini, aku sendiri masih bingung. Mungkin biar cepet nyampe dibanding harus muter-muter lewat jalan umum. Namun kalo kuntilanak itu ada, kayaknya lebih suka nongkrong di semak-semak atau kebun daripada di jalanan ya..? Apa kuntilanak sekarang nongkrongnya di mall..?

Setelah bayi itu lahir, didekatnya akan diletakan rempah-rempah dalam kantong yang sebagian masyarakat jawa dan sunda menamakannya kanjut kundhang. Itu juga dalam rangka menangkal makhluk halus. Trus setiap maghrib, bapak si anak harus mengunyah jahe, bengle atau rempah-rempah tadi lalu diciprat-cipratkan ke sekeliling rumah. Mungkin aslinya harus dikunyah, tapi ada sebagian yang ga mau trus nyuruh ibu mertua untuk menguleg sambetannya itu. Dinamakan sambetan mungkin karena ramuan itu memang anti kesambet ya..?

Sambetan itu juga dimanfaatkan bila tengah malam bayinya nangis terus tidak mau diam. Malah kalo prosesi ini lebih parah buat si bapak. Kalo bayinya masih terus nangis, dia harus muterin rumah sambil telanjang untuk mengusir makhluk pengganggu. Walau ga harus bulat telanjangnya, apa ya ga malah bikin kuntilanaknya betah yah..? Untung jaman dulu sekeliling rumah masih banyak kebon dan belum ada listrik. Coba kalo sekarang hal itu masih wajib..?

Nah, balik ke jaman sekarang. Sudah tidak perlu lagi jemput dukun bayi pake obor, karena sekarang ibu hamilnya yang diboyong ke rumah bersalin. Tak perlu lagi si bapak keliling rumah mengusir makhluk halus, karena di rumah sakit dah banyak satpam. Tapi kok malah kasus kehilangan bayi makin banyak dan susah dilacak ya..?

Yang agak parah mungkin yang di Semarang. Bayinya hilang di rumah sakit. Proses hukumnya tak jelas. Malah si ibu dikasih uang 50 juta dan disuruh milih bayi pengganti entah bayi siapa. Emangnya masalah anak itu sama dengan peribahasa garam dibayar garam..? Trus parahnya uang santunan itu diambilkan dari APBD karena dianggap musibah.

Sudah jelas kasus itu karena pelayanan rumah sakitnya yang payah, kok dikategorikan musibah. Definisi musibah kan bukan karena kesengajaan dan sesuatu yang diluar jangkauan atau karena faktor alam. Yang dipakai uang rakyat lagi, bukan uang direktur rumah sakit yang seharusnya bertanggungjawab atas pelayanan institusi yang dia pimpin.

Ketika anak pungutku dulu diambil orang tua biologisnya saja sampai sekarang aku masih suka sedih. Apalagi anak kandung..? Kalo istri ilang di rumah sakit, disuruh milih pengganti dan dikasih duit mungkin sedikit bisa terima. Dasar gatel. Hehehe...
Read More

16 Januari 2010

Anak Haram..?

Ketika menjalani tugas rutin tiap malam, mengelus-elus perut istri yang makin membesar, aku teringat keluhan temanku yang sudah menikah bertahun-tahun tapi belum juga dikaruniai anak. Sementara temanku yang lain yang belum menikah malah kebingungan karena telat datang bulan.

Anak halal dan anak haram
Read More

15 Januari 2010

Polosnya Anak-Anak

Masih tentang anak-anak yang identik dengan kata polos. Aku jadi inget waktu jaman anak-anak masih suka tidur di mushola. Waktu itu ada yang ribut hanya karena saling ejek dengan panggilan menggunakan nama orang tua. Aku yang sedikit lebih tua mencoba menasehati bahwa orang tua itu harus dihormati. Tidak baik nama orang tua dipakai sebagai bahan ejekan. Memanggil nama saja tanpa embel-embel bapak, abah, lik dsb pun bisa dikategorikan tabu menurut ukuran waktu itu.

Waktu itu masalah sudah beres dan tidak ada buntutnya. Cuma besoknya aku ditegur mbah kyai, katanya aku ga bener ngajarin anak-anak yang lebih kecil. Namanya juga jaman dulu, asal mbah kyai ngomong apa ya harus jawab iya, tidak ada kata lain, apalagi membela diri. Dan masalahnya tuh pas shalat berjamaah setelah insiden itu, pada saat mbah kyai sampai pada bacaan waladolin, ada satu anak yang bikin masalah, pake volume maksimal lagi. Pas diinterogasi, dia jawabnya, "dilarang mas eko nyebut orang tua pake namanya saja." Karena bapaknya namanya Amin, jadinya dia teriaknya Abaaaaaah....

Read More

Rindu Masa Kecil

Akhir-akhir ini, isi kepala kok dipenuhi tema tentang anak kecil. Sedang merindukan masa kecil atau memang sedang berharap banyak dengan si kecil aku tak tahu.

Masa kecil mungkin tidak asik ketika menjalani, tapi banyak keindahan disana. Contohnya begini. Apa bisa dibilang asik bila beli baju saja harus nunggu lebaran tiba..? Tapi yang dirasakan saat itu sepertinya tiada bandingannya. Dibelikan baju tipis berbahan tetoron saja rasanya bagai jadian dengan Qory Sandioriva. Tiap pagi siang sore malam baju diliatin, dipegang-pegang sambil membayangkan saat dipakai pas lebaran nanti. Sebuah rasa yang sepertinya tidak ada lagi dalam benak anak sekarang.

Read More

14 Januari 2010

Polisi Tidur Canggih

Kini sudah ada polisi tidur tercanggih di dunia yang tidak akan membuat kita kesal ketika harus menurunkan kecepatan. Alat yang bernama Smart Speed Bumps ini adalah sebuah polisi tidur yang pintar dan cukup 'ramah'. Terbuat dari lembaran baja yang dilengkapi dengan sensor yang bisa mendeteksi besarnya tekanan dan sentuhan (impact) dari mobil yang lewat.

Kecanggihannya adalah pada saat mobil berjalan pelan diatas Smart Speed Bumps, maka polisi tidur ini akan menjadi rata dengan jalan sehingga si pengendara tidak akan merasa terganggu. Akan tetapi jika bila anda ngebut, otomatis polisi tidur ini akan tetap berada di posisi semula sehingga membuat pengendara akan sadar untuk memperlambat laju kendaraan.

Read More

13 Januari 2010

Analogi Jaka Tarub

Waktu kecil dulu aku pernah terobsesi oleh kisah Jaka Tarub dan 7 bidadari. Saat angon kambing di tepi hutan dan melihat pelangi, sering aku membayangkan di mana ujung pelangi itu untuk bisa melihat bidadari yang mandi. Pikiran itu terlintas begitu saja tanpa aku memikirkan mengintip orang mandi itu saru.

Cerita itu mungkin tidak muncul begitu saja tanpa makna. Bisa jadi itu sebuah nasehat tentang kebiasaan manusia yang suka merusak kemapanan secara curang, yang pada akhirnya merugikan dirinya sendiri.

Sifat manusia yang silau dengan keindahan, membuat Jaka Tarub berbuat jahat mencuri selendang. Lalu pura-pura menolong hanya untuk kemudian menjadikannya istri. Sebenarnya itu merupakan karunia luar biasa yang dia terima dari perbuatan jahatnya. Tapi kenapa rasa penasaran untuk tidak melihat isi periuk saat masak tidak dapat dia tahan. Dan bila akhirnya lumbung padi tempat menyembunyikan selendang kosong, dia juga lah yang merasakan akibatnya.

Bila cerita ini merupakan sebuah nasehat, bagaimana kita menafsirkannya bila harus melihat secara utuh. Kita tak boleh merusak kemapanan yang sudah ada agar tidak berantakan, sementara di awal cerita disebutkan keindahan itu dilakukan dengan sebuah kecurangan. Bolehkah kita curang untuk meraih sesuatu, asalkan setelah itu duduk manis dan mensyukuri apa yang sudah diterima..?

Apakah pencurian itu dianalogikan sebagai pepatah, bahwa untuk mendapatkan sebuah kesuksesan kita harus pantang menyerah. Mengejar ujung pelangi tanpa henti agar dapat memperoleh bidadari. Sebagaimana kita tahu, asumsi umum tentang bidadari adalah perempuan yang teramat cantik dan tinggal di kahyangan yang tidak akan tertandingi oleh perempuan manapun di dunia. Identikkah ini dengan nasehat kejarlah ilmu sampai ke negeri China.

Tapi aku juga punya pemikiran lain. Bila kahyangan dikatakan sebagai tempat yang teramat indah dengan segala fasilitas kenikmatan yang ada, kenapa mau mandi saja harus turun ke bumi..? Kenapa harus meniti pelangi sehingga jejaknya bisa ketahuan manusia..? Kenapa pula harus meletakkan selendang sembarangan sehingga bisa dicuri..? Analogi tentang pejabat dan rakyat kita kah..?

Meraih jabatan dengan kecurangan dan setelah itu tidak bisa amanah sehingga harus masuk bui. Tapi cukupkah kita menyalahkan Jaka Tarub bila memang rakyat kita meletakkan selendangnya sembarangan..?

Pusing ah, mikirin analogi.
Mending melamun punya istri bidadari saja deh...
Read More

Workshop Makan & Cebok

Kemarin sore ada acara workshop bareng seniman dari Taiwan, China, Singapore dan Malaysia di galeri. Sedikit ribet karena acara memang mendadak. Oleh karena itu aku boyong istri dari rumah untuk membantu. Bagaimanapun juga beliau lebih tahu adat kebiasaan tamu-tamuku itu.

Seperti ketika acara dimulai. Awalnya memang pakai bahasa Inggris sebagai pengantar. Tapi setelah berjalan agak lama, mungkin karena kebanyakan pesertanya orang Chinesse, berubahlah percakapannya menggunakan bahasa mandarin tanpa sadar. Atau karena bahasa Inggris mereka juga sama belepotannya dengan aku. Untung ada istriku yang segera beralih profesi dari seksi konsumsi menjadi penerjemah.

Read More

Selamat Ulang Tahun Jagoan


Hampir terlupakan bila sembilan tahun sudah kamu menghirup udara dunia yang semakin kacau, walau kamu tak mungkin bisa terlupakan dari ingatan ini. Kebersamaan yang hanya sepintas dan sekilas tak mampu untuk membuat beban ini menjadi ringan. Justru aku rasakan bahwa kian lama ingatan ini kian mengganggu.

Read More

12 Januari 2010

Selingkuh Kok Susah Yah..?

Sekian lama setia dengan Telkom Sapidi baik di rumah maupun di kantor, akhirnya aku selingkuh juga. Setelah beberapa hari lalu aku dapat bonus modem berikut kartu perdana smart telecom. Aku coba instal di komputer kantor untuk tes kualitas, ternyata oke juga. Lumayan ngebut untuk kelas wireles.

Read More

09 Januari 2010

Jogja, Dilema Sebuah Kota

Kita memang seringkali melihat segala sesuatu hanya dari satu sisi. Seperti pembantu di kantor yang setelah lebaran kemarin keluar. Ternyata hanya karena tergiur gaji yang lebih tinggi di Jakarta sebagai pelayan toko tanpa mau tahu berapa biaya hidup hariannya. Hanya sebulan di sana trus pulang kampung dan bilang pengen kerja di galeri lagi.

Kebalikannya kemarin sore aku dikomplen teman yang tahun lalu tergiur kerja di Jogja hanya karena aku bilang biaya hidup di Jogja relatif rendah tanpa memperhatikan kata-kataku tentang standar gaji yang juga rendah.

Read More

07 Januari 2010

Komplen Juragan Duren

Pagi-pagi pas lagi di mini market, ketemu dengan penjual buah yang di depan galeri. Beliau komplen begini, "pantesan tidak pernah beli buah di tempatku lagi, seleranya supermarket.."

Aku agak tersentuh juga sebenarnya dengan hal-hal semacam ini. Kenapa aku harus belanja di tokonya orang yang sudah pasti banyak duit, bukannya di kaki lima yang mungkin pendapatannya pas-pasan. Kapan rakyat kecil bisa diberdayakan bila aku selalu begitu..?

Read More

06 Januari 2010

Pilih Ikut atau Titip..?

Ada dua pilihan yang menurutku mungkin tidak enak tentang perempuan dan belanja. Yaitu, ikut dan titip.

Ketika aku pamit mau ke toko mencari sesuatu dan ada yang bilang ikut, minimal aku sudah harus siap-siap tenaga ekstra. Kalo cuma dorong troli atau bawa keranjang belanja sepertinya tidak terlalu bermasalah. Tapi kalo sudah mulai muter-muter ga karuan, naik turun lantai, semua barang dipegang tapi tidak dibeli, itu masalahku.

Read More

Proses Berkarya Seni Lukis

Mungkin masih banyak dari kita yang menganggap seni lukis sebagai budaya berproses jadul yang sulit untuk dimodernisasi. Karena lukisan bisa berharga ratusan juta, ya karena cap hand made itu. Padahal pelukis sekarang sudah jarang banget yang murni menggunakan imajinasinya. Ketika melukis model pun sudah tak perlu model itu berlama-lama diam mematung di depan pelukisnya.

Read More

05 Januari 2010

Direbut Tentara


Seorang teman yang pengagum berat Gus Dur segera meluncur ke Jombang untuk memberikan penghormatan terakhir. Ketika pulang aku sempat tanya tentang keadaan di acara pemakaman itu. Jawabannya teramat pendek, "Hasemmm, direbut tentara..."

Read More

04 Januari 2010

What Happen..?

Seorang kolektor dari Malaysia datang ke galeri dan tertarik pada karya Irawan Banuaji yang mengangkat legenda cicak vs buaya dengan kata Indonesian Corruption What..? Beliau juga cerita tentang kondisi di negaranya yang juga tak lepas dari masalah korupsi. Hanya saja belum ada yang seberani wakil ketua KPK di negaranya. Di sana yang rewel pada penguasa pasti cepat tenggelam. Beliau juga heran campur salut kepada opini publik masyarakat kita yang mampu meruntuhkan dominasi penguasa atas hukum.

Aku tak bisa berkata banyak, karena ini teramat rumit dan seringkali jauh diatas kemampuanku membaca situasi yang ada. Aku cuma berkata, Indonesia memang negara yang dibentuk oleh perjuangan rakyat. walau yang menikmati hasilnya adalah para pejabat yang mengatasnamakan rakyat.

Read More

Konspirasi Misuh

Awal tahun seharusnya diisi dengan rasa optimis. Tapi aku malah menemukan lebih banyak teman yang mengeluh. Dan paling banyak aku temukan adalah keluhan tentang ekonomi yang katanya makin berat. Ini jelas berlawanan banget dengan ketika menjelang pergantian tahun. Mereka begitu gegap gempita seolah telah menemukan harapan baru. Tapi begitu pagi menjelang, semuanya kembali ke masalah-masalah lama yang sama.

Walau sejujurnya akupun ingin berkata yang sama. Namun aku tak mau seperti seorang temanku yang menyalahkan dirinya. Bagaimanapun kehidupan itu saling kait mengkait bagai orang hidup di jalanan. Kita sudah berusaha sewaspada mungkin, tapi bila ada orang lain yang meleng, tetap saja kita bisa celaka.

Read More

03 Januari 2010

Stop Merokok..?

Beberapa teman mengeluh tentang sulitnya menghentikan kebiasaan merokok. Mereka juga bertanya, kenapa aku kadang bisa berhenti merokok sampai beberapa hari. Padahal aku perokok berat kelas kretek tanpa filter, sedangkan mereka cuma rokok mild atau putih yang ringan.

Buatku masalah rokok hanya soal kebiasaan dan bukan masalah ketergantungan secara biologis. Di rumah atau saat bersama keluarga aku boleh dikatakan tak pernah merokok. Termasuk ketika berada di kendaraan atau fasilitas umum. Bahkan bawa rokok pun aku jarang banget.

Read More

02 Januari 2010

Beban Seorang Perantau

Masih berkutat di acara pulang kampung...

Di kampungku sebagian besar warganya merantau ke Jakarta sejak lulus sekolah. Tak heran bila ada mobil asing yang berhenti di depan rumah, atau ada tumpukan kardus atau koper di pinggir jalan, komentar yang umum adalah menyebut "Sapa kiye, Jakartaan yah..?"

Pada akhirnya dalam benak masyarakat di kampungku, istilah Jakartaan diasumsikan sebagai perantau. Termasuk aku yang merantau ke Jokja pun tak lepas dari sebutan Jakartaan.

Read More

01 Januari 2010

Masih Seperti Kemarin

Awal tahun yang oleh sebagian orang dirayakan gegap gempita bak menyambut pahlawan menang perang, malah aku isi dengan acara tidur seharian. Paling bangun sebentar kalo terasa lapar, lalu tidur lagi.

Buatku hari ini tetap sama dengan hari kemarin, walau tahunnya sudah berganti. Masih teramat banyak hutang-hutang pekerjaan yang belum selesai. Sampai-sampai aku tak sempat memikirkan rencana baru di awal tahun ini.

Walau sudah setahun lebih, hantaman krisis Oktober 2008 buatku masih terasa sampai sekarang. Langkah masih tetap tersendat dan penuh perhitungan agar tak terperosok. Membuat target pun harus pakai acara tawar menawar agar tak terlalu berat untuk dicapai.

Pokoknya tahun ini masih sama dengan yang lalu. Tetap tidak berpikir muluk-muluk. Tak perlu iri dengan pejabat yang gajinya gede, dapat jatah mobil mewah, masih korupsi juga. Mendingan mencontoh penjual dedak di pasar. Laku 10 kilo, tepuk tangan. Laku sekilo juga tetap tepuk tangan. Atau mencontoh ketabahan petani pare. Mereka tetap tak mengeluh, walau hasil panennya sekebon pahit semua.

Cukupkan dulu kebutuhan hidup pada kata "mangan wareg, nyandhang rapet, turu anget..."
Selamat Tahun Baru 2010, buat yang merayakannya...
Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena