18 Januari 2010

Anak Rental

Suntuk di kantor, siang ini aku putuskan makan di luar. Bukan bawa nasi lalu makan di halaman, tapi ngeluyur cari tempat yang enak buat cuci mata juga agar ga jenuh seharian nongkrongin layar monitor.

Baru saja parkir di dekat angkringan, seorang ibu menggendong bayi datang menghampiri. Minta uang buat beli makan katanya. Sekalian aku ajak makan di angkringan yang tak jauh dari perempatan tempat si ibu dines. Eh, malah menggelengkan kepala. Minta uangnya saja, jawabnya.



Habis makan aku panggil ibu itu. Aku tanya, katanya mau beli makan ga punya duit. Dari tadi kelihatan sudah dapat banyak kok belum makan juga. Jawabannya ganti, buat beli susu bayinya mas...

Aku lihat bayinya yang lumayan bersih dibanding si ibu dekil itu. Kasihan juga lihat bayi mungil ikutan dijemur di perempatan jalan. Aku bilang, "mbok bayinya ditinggal saja kalo dines, kasihan kepanasan seperti itu."

"Ga ada yang ngurus di rumah.."
"Aku urus aja kalo boleh, bu. Nanti kalo kangen tinggal main ke tempatku.."

Berbagai rayuanku tidak mempan juga sampai aku lihat si ibu mulai kesal. Dan jawaban berikutnya adalah, "ya ga boleh, mas. wong ini bukan anakku kok."

"Kalo bukan anaknya kenapa dibawa-bawa. Emang anak siapa..?"
"Nyewo, mas. sedino sepuluh ewu..."

Jabang bayi..!!! Jaman udah kacaw, sampai anak saja direntalkan. Kalo sudah begini, kenapa aktifis KDRT ga mau menyentuh ya..? Apakah KDRT itu cuma kekerasan suami ke istri saja. Kekejaman ibu ke anak ga termasuk..?

Kirain cuma ABG saja yang bisa dirental. Ternyata bayi juga ya..? Tapi aku masih merasa beruntung dengan jawaban terakhir si ibu. Coba kalo dia jawab, "boleh anaknya diadopsi, asal ibunya juga..."
Kacaw..!!!

1 comments:

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena