Ada satu hal yang menyebalkan ketika berat badan bertambah yaitu kulit muka menjadi berminyak. Disusul jerawat yang bertebaran dari muka sampai ke punggung. Konsekuensinya aku harus lebih sering cuci muka sepanjang hari. Soal jerawat yang muncul akibat kelebihan minyak itu, selama ini aku cuek-cuek saja, karena ketika bobot badan turun lagi, jerawat akan hilang dengan sendirinya.
Aku tak pernah begitu mempermasalahkan, apalagi dibilang minder atau tidak pede dengan jerawat. Tapi karena yang di rumah mulai komplen, mau ga mau aku mulai memikirkannya juga. Dari berbagai refrensi dikatakan stres bisa menjadi penyebab tumbuhnya jerawat. Tapi menurutku ini kurang pas. Soalnya ketika badan menyusut, sestres apapun, jerawat enggan singgah di wajahku.
Ketika dikatakan berasal dari pola makan yang salah, aku sudah mencoba mengurangi makanan berlemak dan goreng-gorengan. Tapi tetap saja muka ini penuh minyak dan harus cuci muka setiap 2 atau 3 jam sekali. Penggunaan sabun muka anti jerawat dan minyak berikut embel-embel for men tetap tak tahan lama. Beberapa jam kemudian muka sudah seperti baru diangkat dari penggorengan. Dikatakan jangan terkena paparan matahari langsung, itupun tidak tepat. Seharian aku mengeram di ruangan tertutup lengkap dengan pengatur udara yang adem. Lebih jauh lagi, di rumah kadang aku dijagal istri untuk dibalur lulur sampai wujudku mirip mumi.
Karena merasa itu sebagai perhatian yang lebih dari istri, mau tidak mau aku harus mengimbanginya dan menuruti apa maunya. Bagaimanapun juga perempuan lebih tahu tentang perawatan tubuh daripada aku. Berbagai argumen yang aku sampaikan tetap saja tak membuat istri menyerah dan terus mencari biang keladinya.
Cuma, ketika semua kemungkinan sudah dicoba dan hasilnya nihil selain dijawab dengan kata takdir, istri malah bilang begini, "lagi jatuh cinta lagi ya...?"
Ah masa sih..? Aku kan bukan ABG lagi. Harus mikir rada panjang neh sebelum menjawab. Jangan-jangan...
Aku tak pernah begitu mempermasalahkan, apalagi dibilang minder atau tidak pede dengan jerawat. Tapi karena yang di rumah mulai komplen, mau ga mau aku mulai memikirkannya juga. Dari berbagai refrensi dikatakan stres bisa menjadi penyebab tumbuhnya jerawat. Tapi menurutku ini kurang pas. Soalnya ketika badan menyusut, sestres apapun, jerawat enggan singgah di wajahku.
Ketika dikatakan berasal dari pola makan yang salah, aku sudah mencoba mengurangi makanan berlemak dan goreng-gorengan. Tapi tetap saja muka ini penuh minyak dan harus cuci muka setiap 2 atau 3 jam sekali. Penggunaan sabun muka anti jerawat dan minyak berikut embel-embel for men tetap tak tahan lama. Beberapa jam kemudian muka sudah seperti baru diangkat dari penggorengan. Dikatakan jangan terkena paparan matahari langsung, itupun tidak tepat. Seharian aku mengeram di ruangan tertutup lengkap dengan pengatur udara yang adem. Lebih jauh lagi, di rumah kadang aku dijagal istri untuk dibalur lulur sampai wujudku mirip mumi.
Karena merasa itu sebagai perhatian yang lebih dari istri, mau tidak mau aku harus mengimbanginya dan menuruti apa maunya. Bagaimanapun juga perempuan lebih tahu tentang perawatan tubuh daripada aku. Berbagai argumen yang aku sampaikan tetap saja tak membuat istri menyerah dan terus mencari biang keladinya.
Cuma, ketika semua kemungkinan sudah dicoba dan hasilnya nihil selain dijawab dengan kata takdir, istri malah bilang begini, "lagi jatuh cinta lagi ya...?"
Ah masa sih..? Aku kan bukan ABG lagi. Harus mikir rada panjang neh sebelum menjawab. Jangan-jangan...
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih