Walau sudah hafal tingkah polahnya customer service, tetap saja sebel ketika mereka mengalihkan perhatian dari komplain kita. Berawal dari percobaan selingkuh dari Speedy ke Smart beberapa waktu lalu, aku sempat dua kali telpon ke nomor hotline service.
Laporan pertama dijawab dengan permohonan maaf atas gangguan sinyal karena memang sedang ada kegiatan peningkatan kualitas jaringan. "Ini bukan gangguan, pak. Tapi komitmen kami untuk menjaga kualitas layanan kepada pelanggan. Paling lambat 3 hari lagi pekerjaannya selesai..."
Ditunggu sampai semingu kok belum ada tanda-tanda normal, aku nelpon lagi. Beda orang tapi jawabannya sama. "Tiga hari lagi pak..." Jam di kantor Smart Telecom mati apa yah, sampai waktu bisa jalan di tempat.
Sudah seminggu masih tetap sakit, aku sempatin ke gerai Smart di Ambarrukmo Plaza. Dari rumah niatnya mau ngambek, tapi langsung sembuh dengan senyum manis kastamer serpis. Tak sampein masalah yang sama. Tapi jawabannya malah belok lagi.
"Itu urusan bagian network, pak. Kami cuma menerima pengaduan dan penjualan, jadi tidak bisa memutuskan."
"Solusinya bagaimana, mbak..?"
"Bapak punya laptop..? Kalo ada kan bisa online di tempat lain yang sinyalnya bagus. Sayang tuh, pak bonus gratis 100 harinya"
"Maksudnya..?"
"Ya sayang kalo bonusnya hangus. Mending dimanfaatkan untuk online sambil jalan-jalan kemana..."
"Saya jarang kemana-mana, mbak.."
"Ya, dikemana-manain saja, pak.."
Tuh kan mulai ngaco. Tak tambahin sekalian, "Boleh, tapi mbaknya emang mau nemenin..?"
Si mbaknya malah senyum. Trus nanya, "boleh tahu nomornya, pak..?"
Nah, lho minta nomor telpon. Sambil dikecilin volumenya takut ketahuan pengawal yang duduk di belakang aku sebutin nomer hape.
"Lho, ini kan nomer simpati. Maksudnya nomor Smart bapak, untuk laporan ke bagian jaringan..."
Hasem kegeeran...
Sampe lupa niat mau komplen...
Yakin deh Smart memang hemat hebat. Hebat customer servicenya dan hemat pulsanya. Ga pernah bisa dipakai sih...
.
Laporan pertama dijawab dengan permohonan maaf atas gangguan sinyal karena memang sedang ada kegiatan peningkatan kualitas jaringan. "Ini bukan gangguan, pak. Tapi komitmen kami untuk menjaga kualitas layanan kepada pelanggan. Paling lambat 3 hari lagi pekerjaannya selesai..."
Ditunggu sampai semingu kok belum ada tanda-tanda normal, aku nelpon lagi. Beda orang tapi jawabannya sama. "Tiga hari lagi pak..." Jam di kantor Smart Telecom mati apa yah, sampai waktu bisa jalan di tempat.
Sudah seminggu masih tetap sakit, aku sempatin ke gerai Smart di Ambarrukmo Plaza. Dari rumah niatnya mau ngambek, tapi langsung sembuh dengan senyum manis kastamer serpis. Tak sampein masalah yang sama. Tapi jawabannya malah belok lagi.
"Itu urusan bagian network, pak. Kami cuma menerima pengaduan dan penjualan, jadi tidak bisa memutuskan."
"Solusinya bagaimana, mbak..?"
"Bapak punya laptop..? Kalo ada kan bisa online di tempat lain yang sinyalnya bagus. Sayang tuh, pak bonus gratis 100 harinya"
"Maksudnya..?"
"Ya sayang kalo bonusnya hangus. Mending dimanfaatkan untuk online sambil jalan-jalan kemana..."
"Saya jarang kemana-mana, mbak.."
"Ya, dikemana-manain saja, pak.."
Tuh kan mulai ngaco. Tak tambahin sekalian, "Boleh, tapi mbaknya emang mau nemenin..?"
Si mbaknya malah senyum. Trus nanya, "boleh tahu nomornya, pak..?"
Nah, lho minta nomor telpon. Sambil dikecilin volumenya takut ketahuan pengawal yang duduk di belakang aku sebutin nomer hape.
"Lho, ini kan nomer simpati. Maksudnya nomor Smart bapak, untuk laporan ke bagian jaringan..."
Hasem kegeeran...
Sampe lupa niat mau komplen...
Yakin deh Smart memang hemat hebat. Hebat customer servicenya dan hemat pulsanya. Ga pernah bisa dipakai sih...
.
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih