11 Maret 2010

Ambulans Arogan

Pulang ngantor tadi malem, menjelang stadion mandala krida, dari depan aku lihat ambulance ngebut ke arahku lengkap dengan sirene dan lampu rotator. Karena sein kanan kiri nyala semua, aku pikir dia mau jalan lurus pas di pertigaan tanpa traffic light. Makanya aku damai saja meluncur ke arah timur. Lha kok tau-tau ambulance belok kanan.

Aku yang juga agak ngebut langsung pecicilan. Jarak ga sampai dua meter ga mungkin terjangkau rem. Turun gigi, tarik gas sekuatnya dan loncat serong kiri ke trotoar. Masih menahan nafas, ambulance yang ikut ngerem dan banting kanan, kepala sopirnya nongol dijendela sambil teriak, "dagadu..!!!"
Males ribut, aku nyengir doang sambil acungin jempol ke bawah. Salah siapa sein dinyalain semua. Lagian aku memang sering berburuk sangka ke sopir ambulance. Soalnya aku punya temen dengan profesi itu dan pernah cerita dengan bangganya. Bahwa dia punya otorisasi yang dilindungi undang-undang untuk melanggar lalu lintas. Bawa pasien apa tidak, tinggal bunyiin sirine, lampu merah bablas terus tidak masalah.

Makanya aku tak heran bila banyak pejabat arogan. Kelasnya sopir saja sudah hobi menyalahgunakan undang-undang untuk kepentingan yang ga jelas. Mereka merasa dirinya gagah punya wewenang khusus. Padahal itu menunjukan jiwa pecundang karena beraninya hanya kepada rakyat kecil. Kalo benar jagoan, coba terobos tuh pintu perlintasan kereta api...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena