05 Maret 2010

Berguna Atau Sia-Sia

Panas-panas, jalan keluar sebentar malah nyerempet motor yang belok nyelonong tanpa aba-aba. Mau ngomel nggak enak, yang naik motor mbah-mbah pake motor pruthulan. Mau dibilang, "kalo belok pake sein dong". Eh ga ada sein dan lampu remnya.
Dibilang lihat spion, ga ada spionnya. Mau lebih kenceng dibilang pake mata, kayaknya ga sopan. Walau punya mata, tapi kan udah tua, kali aja udah sedikit lamur.



Aku sendiri suka heran dengan makhluk yang namanya manusia. Pabrik bikin aksesoris motor kan pasti ada gunanya. Kenapa ga mau dipasang yang pada akhirnya menyusahkan dia sendiri dan orang lain tentunya. Lebih heran lagi suka ada motor yang spionnya komplit tapi mau belok masih nengok juga. Atau yang lampu seinnya ada, tapi malah tangannya yang melambai-lambai.

Manusia mungkin memang lebih suka mengejar sensasi daripada fungsi. Seperti yang banyak terjadi di sekitar kita. Istri masih berfungsi dengan baik dan benar, hanya demi sensasi masih juga mau cari yang eceran.

Dan soal itu, sepertinya latar belakang pendidikan tidak sepenuhnya berperan. Karena tak jarang orang yang berbuat bodoh itu justru dari kalangan terpelajar. Orang yang keyakinan dan pemahaman agamanya tinggi juga tidak menjamin dia menuruti apa kata keyakinannya.

Seperti halnya temanku yang begitu agamis dan sering banget bilang "tidak ada ciptaan Tuhan yang sia-sia atau tidak berguna." Tapi setiap beberapa hari sekali, dia ribut nyabutin bulu ketek sambil ngomel tentang obat perontok bulu yang katanya kurang ampuh.

Begitulah kita...
Manusia...

Gambar dari Google

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena