12 Maret 2010

Kekanakan

Ketika nokia meluncurkan seri 5110 dulu, ada tag menarik di setiap iklannya.  "Selalu ada sisi kekanakan dalam diri kita..." 

Itu menjadi salah satu andalan buat tim marketingnya untuk meraih pasar dengan menyisipkan game ular-ularan di dalam ponsel itu.

Dan memang kata-kata itu benar sekali buatku. Walau telah lama meninggalkan masa anak-anak, tapi sifat itu tak pernah bisa lepas dari kita semua. Latar belakang budaya, tingkat pendidikan bahkan jabatan tinggi tidak akan mampu menghilangkan jiwa anak-anak dari diri kita.

Seperti yang aku alami beberapa hari ini. Lukisan untuk event April sudah sold out hari kemarin. Beberapa orang kolektor yang tidak kebagian karya, beraneka ragam reaksinya. Ada yang merajuk, ngambek, sedih bahkan ada yang merengek-rengek seperti aku anak kecil. 

Padahal mereka boleh dikatakan orang-orang terpenting di perusahaan besar bertaraf internasional. Kemampuannya mengelola gurita bisnis tak terlihat sama sekali waktu itu. Di mataku mereka tak ubahnya aku kecil dulu waktu menangis minta balon di pasar malam.

Lalu kenapa kita masih saja marah bila ada yang mengatakan kita kekanakan padahal itu sifat alami manusia. Tak jarang yang sampai berantem bahkan menuntut sampai ke ranah hukum seperti saat Gus Dur mengatakan DPR bak anak TK.

Aku sendiri walau sering dibilang tua, terutama kalo pas ngeledek cewek SMP yang lewat, tetap saja tak bisa membuang hobi main game yang identik dengan dunia anak. Bahkan di waktu-waktu tertentu aku tidak saja kekanakan, kebayian-bayian malah. 
Buktinya masih suka nen...

Aku selalu rindu masa kanak-kanak.
Suer...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena