03 Maret 2010

Dompet

Cerita tentang dompet kemarin membuatku teringat akan artinya benda itu bagi kita. Dompet yang aslinya untuk menyimpan uang kini berubah fungsi sebagai kamar tamu sekaligus ranjang buat sebagian dari kita. Hampir semua kepentingan pribadi dan sosial kita bisa ditampung disana.



Isi dompet selain uang, umumnya adalah KTP, SIM, STNK, kartu ATM, foto keluarga atau pacar. Untuk aku paling ketambahan kartu nama dan bon-bon tagihan. Ada juga temanku yang menambah penghuninya dengan jimat yang katanya agar hidupnya menjadi lebih mudah. Walau aku lihat malah ribet. Mau ke kamar mandi saja harus cari tempat penitipan dompet. Pernah juga karena tidak ada yang dititipi, dompetnya ditaruh di kusen jendela toilet umum selagi dia ngebom. Dan hasilnya ketika dia sudah naik angkot baru ingat dompetnya masih check in di sana. Temanku lainnya yang berpikiran agak sehat tak pernah ketinggalan yang namanya kondom di dompetnya. Biar aman nyaman terkendali, katanya... 

Apapun isinya, tetap saja kita seringkali harus buka tutup dompet untuk menyelesaikan masalah dalam keseharian kita. Apalagi jika berurusan dengan polisi, semua penyelesaian ada di dompet. Biasanya sih kita cuma buka dompet untuk ambil SIM dan STNK. Tapi ketika itu tidak menyelesaikan masalah, kita suka ingat di dompet terselip kartu nama teman kita yang pangkatnya tinggi di kepolisian. Ketika belum tuntas juga, apa boleh buat, lembaran uang yang ada di dompet harus berpindah posisi ke dompet pak polisi. Ketika uangnya tidak mencukupi, kita pun masih harus membuka dompet untuk ambil uang menggunakan kartu ATM. Kalo itu masih mentok juga, ya terima saja nasib buruknya. Soalnya jimat tak pernah mempan untuk berhadapan dengan polisi. Apalagi kondom...

Hal yang sama juga kita lakukan ketika kita naksir seseorang. Mau nembak cewek saja, sebagian dari kita harus buka dompet dulu untuk sekedar mencium pemberian mbah dukun sambil komat kamit. Setelah jadian dan pacar nelpon ngajak jalan, kita masih membuka dompet juga untuk melihat isinya kira-kira cukup apa tidak sebelum menentukan tujuan jalan. Habis makan bareng pacar pun kita akan berurusan lagi dengan dompet, walau mungkin untuk ninggal KTP karena uangnya kurang.

Dengan perubahan fungsi itu, dompet berubah menjadi teramat keramat dan sangat pribadi. Dompet telah menjadi identitas seseorang yang sangat luar biasa. Itulah sebabnya kenapa tidak setiap orang boleh memegang atau mengetahui isi dompet kita. Tak jarang kita ngamuk berat ketika ada orang lain menjamah isi dompet kita. Apalagi kalo penjamah itu bernama copet.

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena