Awalnya sih cari-cari informasi suplemen untuk kesehatan mata, mengingat kerjaanku menuntut lebih dari 10 jam sehari di depan komputer. Tapi tau usernya laki-laki, lama-lama googlenya kok belok ke suplemen tentang kelelakian. Baca-baca di webset klinik yang bebas klenik dan bertaraf international, aku malah kaget sendiri. Cuma biar kuat bangun saja kok biaya pengobatannya sampai 7 juta ke atas.
Pantesan sebagian dari masyakarat kita lebih suka masuk ke pengobatan alternatif yang biayanya murah, plus pake embel-embel reaksi spontan, 10 menit jadi, langsung di tempat. Hahahaha kacaw... Terlalu fantastis buatku kalo terlalu kasar dibilang mengada-ada.
Aku inget seorang temenku yang tertarik iklan baris begituan di koran lokal. Melihat kata mahar cuma 200 ribu dengan kasiat instan, meluncurlah dia ke tempat praktek yang katanya keturunan Ma Erot almarhum. Beberapa hari kemudian aku tanya hasil pengobatannya. Eh, dia malah misuh-misuh.
Maksudnya mau kasih surprise buat istri, nyatanya istrinya malah takut melihat senjatanya yang berubah wujud menjadi aneh. Celakanya lagi, ketika dia mau komplen minta garansi uang kembali, mbah dukunnya sudah tidak praktek di hotel itu lagi. No HPnya juga tidaK bisa dihubungi.
Pengen ketawa tapi tak tega. Walau heran tapi ya ga bisa bilang apa-apa. Apalagi kalo ingat biaya pengobatan yang bersifat medis tarifnya tak terjangkau untuk kalangan kita, wajar mereka lari ke alternatif yang murah meriah walau keamanan meragukan.
Yang ga bisa dimengerti adalah, orang sehat kok nekat berobat. Dan kenapa mesti tergiur dengan biaya murah tapi statusnya ga jelas, termasuk lokasi praktek yang cukup di hotel yang mudah pindah tempat.
Garansi uang kembali juga ga menarik buatku. Untuk apa uang dikembalikan, kalo tidak bisa balik seperti semula. Dan yang lebih ga menarik, untuk apa musti besar dan panjang, bila G Spot bisa dijangkau 2-3 cm dari ambang pintu.
Yang wajar-wajar saja lah. Toh orang hidup bukan cuma untuk itu, walau untuk melanjutkan kehidupan harus berawal dari situ.
gambar dari google
Pantesan sebagian dari masyakarat kita lebih suka masuk ke pengobatan alternatif yang biayanya murah, plus pake embel-embel reaksi spontan, 10 menit jadi, langsung di tempat. Hahahaha kacaw... Terlalu fantastis buatku kalo terlalu kasar dibilang mengada-ada.
Aku inget seorang temenku yang tertarik iklan baris begituan di koran lokal. Melihat kata mahar cuma 200 ribu dengan kasiat instan, meluncurlah dia ke tempat praktek yang katanya keturunan Ma Erot almarhum. Beberapa hari kemudian aku tanya hasil pengobatannya. Eh, dia malah misuh-misuh.
Maksudnya mau kasih surprise buat istri, nyatanya istrinya malah takut melihat senjatanya yang berubah wujud menjadi aneh. Celakanya lagi, ketika dia mau komplen minta garansi uang kembali, mbah dukunnya sudah tidak praktek di hotel itu lagi. No HPnya juga tidaK bisa dihubungi.
Pengen ketawa tapi tak tega. Walau heran tapi ya ga bisa bilang apa-apa. Apalagi kalo ingat biaya pengobatan yang bersifat medis tarifnya tak terjangkau untuk kalangan kita, wajar mereka lari ke alternatif yang murah meriah walau keamanan meragukan.
Yang ga bisa dimengerti adalah, orang sehat kok nekat berobat. Dan kenapa mesti tergiur dengan biaya murah tapi statusnya ga jelas, termasuk lokasi praktek yang cukup di hotel yang mudah pindah tempat.
Garansi uang kembali juga ga menarik buatku. Untuk apa uang dikembalikan, kalo tidak bisa balik seperti semula. Dan yang lebih ga menarik, untuk apa musti besar dan panjang, bila G Spot bisa dijangkau 2-3 cm dari ambang pintu.
Yang wajar-wajar saja lah. Toh orang hidup bukan cuma untuk itu, walau untuk melanjutkan kehidupan harus berawal dari situ.
gambar dari google
hahahaha kacaw bener tuh mas...
BalasHapusbukan ukuran yg jd soal yg penting kan cara kerjanya,bisa memuaskan
BalasHapusrika impoten yah?
BalasHapusHush...
BalasHapus